Rabu, 17 Juni 2015

Puasa dan sholat penduduk kutub dan luar angkasa


Assalaamu 'alaikum...

Sesuai Fiqh, definisi puasa adalah : “menahan haus dan lapar dan segala yang membatalkannya, mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari”
.
Tapi taukah anda ….?? Konon Diwilayah Antartika tiap hari siang melulu. Gak ada malamnya. Matahari tak pernah terbenam. Di bulan bulan tertentu, Matahari 24 jam selalu ada. Jadi kapan mulai sahurnya…. ?? Kapan mulai buka puasanya…??
Wilayah Antartika ini adalah sebagian wilayah Rusia, Kanada, Norwegia dan sekitarnya. Di Eropah sendiri juga terdapat Matahari dengan kondisi seperti ini walau tidak 24 jam selalu “mengudara”.
.
Termasuk Astronot di luar angkasa gak kenal siang dan malamnya jika wahana angkasa yang mereka kendarai selalu berhadapan dengan matahari (tak terhalang oleh planet manapun).
hatur nuhun...

===========

Af-idahtus Sholihah
wa'alaykumussalaam...wr.wb

Puasa & Shalat Penduduk KUTUB

Oleh:Yai Masaji Antoro

MENGIKUTI WAKTU PUASA DAN SHALAT DAERAH TERDEKAT

وَفِي بَعْضِ الْمَنَاطِقِ لاَ تَغِيبُ الشَّمْسُ مُطْلَقًا .
ذَهَبَ بَعْضُ عُلَمَاءِ الْحَنَفِيَّةِ إِلَى عَدَمِ سُقُوطِ هَذِهِ الصَّلَوَاتِ عَنْهُمْ ، وَيُقَدِّرُونَ لِكُل صَلاَةٍ وَقْتًا ، فَفِي السِّتَّةِ الأَْشْهُرِ الَّتِي تَسْتَمِرُّ فِي نَهَارٍ دَائِمٍ يُقَدِّرُونَ لِلْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَالْوِتْرِ وَالْفَجْرِ وَقْتًا ، مِثْل ذَلِكَ السِّتَّةُ الأَْشْهُرِ الأُْخْرَى يُقَدِّرُونَ لِلصُّبْحِ وَالظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَقْتًا ، بِاعْتِبَارِ أَقْرَبِ الْبِلاَدِ الَّتِي لاَ تَتَوَارَى فِيهَا الأَْوْقَاتُ الْخَمْسَةُ ….
وَذَهَبَ بَعْضُ فُقَهَاءِ الْحَنَفِيَّةِ إِلَى سُقُوطِ الصَّلَوَاتِ الَّتِي لَمْ يَجِدُوا وَقْتًا لَهَا ؛ لأَِنَّ الْوَقْتَ سَبَبٌ لِلْوُجُوبِ ، فَإِذَا عُدِمَ السَّبَبُ - وَهُوَ الْوَقْتُ - عُدِمَ الْمُسَبَّبُ وَهُوَ الْوُجُوبُ . (1)
وَذَهَبَ بَعْضُ الْمَالِكِيَّةِ ، وَهُوَ مَذْهَبُ الشَّافِعِيَّةِ (2) إِلَى تَقْدِيرِ مَغِيبِ شَفَقِ أَقْرَبِ الْبِلاَدِ إِلَيْهِمْ ، فَإِذَا كَانَ أَقْرَبُ الْبِلاَدِ إِلَيْهِمْ يَغِيبُ فِيهَا الشَّفَقُ بَعْدَ سَاعَةٍ مِنْ غُرُوبِ الشَّمْسِ ، وَمُدَّةُ اللَّيْل فِي هَذِهِ الْبِلاَدِ ثَمَانِي سَاعَاتٍ ، فَيَكُونُ أَوَّل الْعِشَاءِ عِنْدَهُمْ بَعْدَ سَاعَةٍ مِنْ غُرُوبِ الشَّمْسِ ، وَإِذَا كَانَتْ مُدَّةُ اللَّيْل فِي الْبِلاَدِ الَّتِي لَيْسَ فِيهَا عِشَاءٌ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ سَاعَةً ، فَيُقَدَّرُ مَغِيبُ الشَّفَقِ عِنْدَهُمْ بِسَاعَةٍ وَنِصْفٍ مِنْ غُرُوبِ الشَّمْسِ ؛ لأَِنَّ مُدَّةَ بَقَاءِ الشَّفَقِ فِي أَقْرَبِ الْبِلاَدِ إِلَيْهِمْ سَاعَةٌ ، وَهِيَ تُعَادِل الثُّمُنَ مِنَ اللَّيْل ؛ لأَِنَّ اللَّيْل عِنْدَهُمْ ثَمَانِي سَاعَاتٍ ، وَالْبِلاَدُ الَّتِي لَيْسَ فِيهَا عِشَاءٌ وَلَيْلُهَا اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً ، يُقَدَّرُ لِغِيَابِ الشَّفَقِ ثُمُنَ هَذِهِ الْمُدَّةِ ، وَهِيَ سَاعَةٌ وَنِصْفٌ .
وَذَهَبَ الشَّافِعِيَّةُ إِلَى وُجُوبِ قَضَاءِ الْعِشَاءِ عَلَى أَهْل هَذِهِ الْبِلاَدِ ، وَلاَ يَسْقُطُ عَنْهُمْ . (1)
__________
(1) الدر المختار ورد المحتار عليه 1 / 242 ، 244 .
(2) بلغة السالك 1 / 72 ، والمنهاج 1 / 110 .
(1) المنهاج 1 / 110 .

DAERAH YANG MATAHARINYA TIDAK TENGGELAM

Sebagian Ulama kalangan Hanafiyah berpendapat shalat bagi mereka tidak semata menjadi gugur, namun masing-masing waktu shaltnya diperkirakan dengan daerah terdekat mereka

Sebagian kalangan Hanafiyah menilai gugurnya kewajiban shalat yang waktunya tidak mereka jumpai didaerah tersebut karena kewajiban shalat bergantung pada waktu yang akan hilang saat waktu shalatnya tidak mereka temukan.

Sebagian kalangan Malikiyyah dan pernyataan yang dijadikan madzhab dikalangan syafiiyyah memilih: diperkirakan dengan waktu daerah terdekat dengan mengurangi atau menambahi seukuran dekat jauhnya jarak kedua daerah.
Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah VII/187-188

وقال إمام الحرمين وغيره : لا خلاف أن الشمس تغرب عند قوم وتطلع على آخرين ، والليل يطول عند قوم ويقصر عند آخرين ، وعند خط الاستواء يكون الليل والنهار مستويين أبداً . وسئل الشيخ أبو حامد عن بلاد بلغار كيف يصلون فإنه ذكر أن الشمس لا تغرب عندهم إِلا بمقدار ما بين المغرب والعشاء ثم تطلع فقال : يعتبر صومهم وصلاتهم بأقرب البلاد إليهم ، والأحسن وبه قال بعض الشيوخ أنهم يقدرون ذلك ويعتبرون الليل والنهار ، كما قال في يوم الدجال الذي كسنة وكشهر : ( اقدروا له ) حين سأله الصحابي عن الصوم والصلاة فيه

Berkata Imam Haramain dan lainnya “Tiada perbedaan pendapat bahwa matahari tenggelam disuatu kaum dan terbit dikaum lainnya, malam menjadi panjang disuatu kaum dan terasa dikaum lainnya, saat berada digaris katulistiwa malam dan siang selamanya akan sama”
Ditanyakan pada Syekh Abu Hamid tentang daerah Bulgaria bagaima penduduknya menjalankan shalat karena disebutkan matahari tiada tenggelam disana kecuali sekedar waktu antara maghrub dan isya’ kemudian mataharinya muncul kembali ?
Syekh Abu Hamid menjawab “Puasa dan shalatnya dipertimbangkan pada daerah terdekat mereka”
Begitu jugalah jawaban sebagian Masyayikh “Diperkirakan dan dan dipertimbangkan akan malam dan siangnya” dengan berlandaskan sebagaimana jawaban Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam

قَالَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ أَتَكْفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوْمٍ قَالَ لَا اقْدُرُوا لَهُ ، رواه مسلم واحمد

Para sahabat bertanya kepada Rasulullah perihal lamanya dajjal di dunia, maka Rasulullah menjawab :” masa dajjal hanya 40 hari, hari pertama seperti satu tahun, hari kedua seperti satu bulan, hari ketiga seperti satu minggu, lalu hari-hari berikutnya seperti hari-hari kalian (24 jam). Kami lalu bertanya :” Ya Rasulullah, apakah satu hari seperti satu tahun lamanya cukup bagi kami mengerjakan shalat satu hari saja (5 waktu dalam hari yang lamanya setahun) ?, Nabi menjawab :” tidak, akan tetapi ukurlah sesuai waktu shalat kalian dalam hari-hari biasa !”. (H.R. Muslim dan Ahmad)
Tuhfah al-Muhtaaj II/26

والله أعلمُ بالـصـواب

CARA PUASA DAN SHALAT ASTRONOT DI LUAR ANGKASA

Oleh:Ust.Ibnu Toha

>> waktu puasa boleh diganti pada hari-hari yg lain : sebab dalam status musafir.

وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. (QS Al-Baqoroh 185)

>> waktu sholat : dikira-kirakan sehari 24 jam, sebagaimana waktu hari-hari penduduk bumi sekarang.

قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِى كَسَنَةٍ أَتَكْفِينَا فِيهِ صَلاَةُ يَوْمٍ ؟ قَالَ « لاَ اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ
Kita (para sahabat) bertanya kembali, "Wahai Rasulullah, apakah pada hari yang lamanya seperti satu tahun itu cukup bagi kita mengerjakan shalat –lima waktu– sekali saja?" Rasulullah kemudian menjawab, "Tidak, akan tetapi tentukanlah waktu seperti biasanya (dan dirikanlah shalat sesuai ketentuan waktu tersebut)". (HR Shahih Muslim)

>> jika tidak terdapat air wudhu atau tidak terdapat debu untuk tayammum : maka shah sholat dalam keadaan begini walau tanpa wudhu dan tayammum.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَاأَنَّهَا اسْتَعَارَتْ مِنْ أَسْمَاءَ قِلَادَةً فَهَلَكَتْ فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي طَلَبِهَا فَأَدْرَكَتْهُمْ الصَّلَاةُ فَصَلَّوْا بِغَيْرِ وُضُوءٍ فَلَمَّا أَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَكَوْا ذَلِكَ إِلَيْهِ فَنَزَلَتْ آيَةُ التَّيَمُّمِ فَقَالَ أُسَيْدُ بْنُ حُضَيْرٍ جَزَاكِ اللهُ خَيْرًا فَوَاللهِ مَا نَزَلَ بِكِ أَمْرٌ قَطُّ إِلَّا جَعَلَ اللهُ لَكِ مِنْهُ مَخْرَجًا وَجَعَلَ لِلْمُسْلِمِينَ فِيهِ بَرَكَةً

Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha bahwa beliau meminjam kepada Asma' sebuah kalung lalu kalung itu rusak. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perintahkan orang-orang dari para shahabat beliau untuk mencarinya. Kemudian waktu shalat tiba dan akhirnya mereka shalat tanpa berwudhu. Ketika mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mereka mengadukan kejadian tersebut. Maka kemudian turunlah ayat tentang perintah bertayamum. Lalu Usaid bin Hudhair radhiallahu 'anhu berkata, "Semoga Alah memberi balasan kebaikan kepada Anda ('Aisyah). Demi Allah, tiadalah datang suatu problem kepada Anda melainkan Allah memberikan jalan keluarnya dan menjadikan hal itu sebagai barakah buat kaum muslimin". (HR. Muttafaqun Alaih).
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengingkari hal tersebut, dan tidak menyuruh mereka untuk mengulangi shalatnya. Hal ini menunjukkan bahwasannya shalat adalah suatu kewajiban, dan dikarenakan thaharah adalah syarat maka janganlah Anda mengakhirkan shalat ketika tiadanya thaharah.
Al-Mughni Ma’a asy-Syahru al-Kabir : 1/251)

والله أعلمُ بالـصـواب
===

Link diakusi:
https://m.facebook.com/groups/196355227053960?view=permalink&id=1005661859456622&_rdr#1006833426006132


Tidak ada komentar:

Posting Komentar