Kamis, 26 Maret 2015

قرة العيون : كيفية الجماع (Tatakrama Bersenggema)

“ WAHDHAR MINAL JIMA’I FISH SHIYAABY # FAHUWA MINAL JAHLY BILAR TIYAABY “

Syaikh penadzam menjelaskan : Bahwa sebagian adab senggama yaitu suami hendaknya munyuruh istrinya untuk melepas semua pakaiannya ada baiknya kalau suami yg melepaskan pakaian istrinya.kemudian suami dan istrinya bersenggama dalam 1 selimut , akan tetapi , bukan berarti senggama yg di lakukan itu tanpa penutup sama sekali. Karena ada hadist : Rosulalloh Saw , Bersabda :

“ Apabila kalian melakukan senggama dengan istrinya , maka jangan telanjang seperti telanjangnya himar “

Nabi Saw , sendiri ketika melakukan senggama dengan istrinya , beliau menggunakan tutup kepala dan memelihara suara seraya berkata pada istrinya “ hendaklah engkau tenang “ begitu jg dilakukan oleh shohabat abu bakar yg selalu mamakai tutup kepala ketika bersenggama dengan istrinya karena malu sama Alloh Swt.

Sebagian ahli ilmu berkata : Di sunnahkan melipat pakaian pada waktu malam sambil membaca BASMALLAH karena kalau tidak demikian maka setan akan memakainya pada malam hari dan pemiliknya memakai pada siang hari.Rosulalloh Saw , Bersabda :

“ Lipatlah pakaian kamu , karena sesungguhnya setan tidak mau memakai pakaian yg di lipat “


“ MUA’NIQON MUBASYIRON MUQOBBALAN # FI GHOIRI A’INIHA FAHAKA WAQBALA “

Syaikh penadzam menjelaskan : Apabila mau melakukan senggama , hendaknya didahului dengan senda gurau bersama istri , bermesra-mesra’an dengan berbuat sesuatu yg di perbolehkan , mitsalnya : memegang-megang atau melumat puting payudara istri , merangkul ,memeluk serta menciumi pipi , kening , leher , payudara ,perut dan semua anggota tubuh istri , asalkan jangan sampai mencium KEDUA MATANYA karena mencium kedua mata istri dapat menyebabkan perpisahan , dan jangan sampai melakukan hal itu dalam keada’an lupa. Rosulalloh Saw , Bersabda :

“ Janganlah sekali-kali di antara kalian melakukan senggama dengan istrinya , sebagaimana yg dilakukan oleh hewan-hewan ternak , sebaiknya kalian menggunakan suatu perantara . “ di haturkan kepada nabi “ apa yg dimaksud dengan perantara itu ??? Nabi Saw , Menjawab : Yaitu Mencium dan berkata-kata dengan bahasa yg Indah-indah “

Sebaiknya anda melakukan dengan mengelus-ngelus pipi , payudara sambil merayu sang istri dengan kata-kata yg penuh dengan kemesraan . Sebentar-bentar mencium dan melumat puting payudara sedangkan tangan merayap sambil mengelus-ngelus daerah tubuh istri yg lainnya.begitu jg kecupan jangan sampai dilupakan .faidah hal-hal yg demikian dilakukan , bahwa sesungguhnya wanita cinta terhadap pria dan pria cinta terhadap wanita , maka jangan sampai suami melakukan senggama bersama istrinya dalam keada’an lupa dengan semua perantara itu .dengan kata lain jangan sampai suami sudah melakukan ejakulasi sebelum istrinya ejakulasi.karena dengan itu akan mengakibatkan keresahan pada diri sang istri , mitsalnya : dengan merasa tidak puas ,setelah senggama istri marah-marah sama suaminya . dan tidak jarang di jumpai hal yg tidak senonoh terhadap suami , harus ingat dalam keterangan hadist :

“ SYAHWAT PRIA DAN WANITA ADALAH SATU BANDING SEMBILAN “

Alloh Swt , meng anugrahkan kepada pria 1 nafsu dan 9 akal sedangkan untuk wanita 1akal 9 nafsu .oleh karena itu kebaikan dan kebenaran semua ada dalam hadist Nabi , dalam arti kita harus mengamalkan keterangan-keterangan dari hadist Nabi Saw .

“ WA’AKSU DHA YUADHI LISYIQOQY # BAINAHUMA SHOHI WALILFIROQY “

Syaikh penadzam menjelaskan : bawha senggama yg dilakukan suami dengan istrinya tanpa senda gurau , saling cium ,rangkul , peluk bersama istrinya atau mencium kedua mata istrinya , hal itu dapat mengakibatkan percekcokan dan perselisihan serta mengakibatkan anak yg terlahir berwatak bodoh dan tumpul otaknya ( keterangan dalam kitab AN NASHIHAH ) . Diterangkan dalam hadist , ada pahala besar bagi orang yg menggauli istrinya dengan niat baik ,setelah suami mencium-cium dan bermain-main cinta dengan istrinya.
Hadist dari sayyidah A’isyah , Rosulallloh Saw , Bersabda :

“ Barangsiapa memegang tangan istri sambil merayunya , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 1 kebaikan dan melebur 1 kejelekan serta mengangkat 1 derajat , Apabila merangkul , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 10 kebaikan melebur 10 kejelekan dan mengangkat 10 derajat , Apabila menciumnya , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 20 kebaikan , melebur 20 kejelekan dan mengangkat 20 drajat , Apabila senggama dengannya , maka lebih baik daripada dunia dan isi-isinya “

Dari hadist lain Rosulalloh Saw , Bersabda :

“ Apabila suami berdiri untuk melakukan mandi junub setelah melakukan senggama dengan istrinya , maka tiada air yg mengalir pada anggota tubuhnya , kecuali Alloh Swt , akan mengampuni semua dosa-dosanya ,dalam keterangan lain, Alloh Swt , akan menulis kepadanya 1 kebaikan dari setiap helai rambut yg terkena atau terbasahi air “

“ WATHOYYIBAN FAKA BITHIBIN FA IHIN # A’LADDAWAMI NILTUMUL MANAIHIN “

Syaikh penadzam menjelaskan : Bahwa suami di harapkan agar berusaha mulutnya menjadi sedap dan harum , hal itu dilakukan agar menambah rasa cinta sang istri hal itu dilakukan jangan hanya waktu mau melakukan senggama saja tapi harus selamanya setiap hari .

Dan untuk sang istri di sunnahkan untuk berhias diri dan menggunakan wangi-wangian hanya untuk suaminya saja karena ada hadist : Nabi Saw , Bersabda :

“ sebaik-baiknya wanita ialah wanita yg selalu menggunakan wangi-wangian dan bersih “

Dalam riwayat lain dari Sayyidina Ali K.w , Nabi Saw , Bersabda :

“ Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yg harum baunya dan sedap masakannya “

Disunnahkan jg bagi wanita memakai Celak pada kedua matanya ,dan memacar kedua tangan dan kakinya , karena ada hadist , Nabi Saw , Bersabda :

“ Saya paling benci , bila melihat wanita tanpa pakai celak atau pacar “

Adapun untuk laki-laki menggunakan pacar baik pada tangan atau kedua kakinya dihukumi haram.

Imam malik R.a Di Tanya tentang wanita yg memakai gengge !!! Beliau Menjawab : saya lebih senang bila hal itu di tinggalkan ( tidak dipakai ) tapi beliau tidak mengharamkannya.dan wanita jg bisa jatuh hukum haram memakai gengge apabila di pakainya untuk dipamerkan dan di perdengarkan suaranya.

“ TUMMATA YA’LU FAUQOHA BILIINY # ROFI’ATARRIJLAINI U’TABYINY “

Syaikh penadzam menjelaskan : jika suami telah mengamalkan dzikir-dzikir pada bab yg lalu, kemudian suami menyuruh istrinya untuk membaringkan tubuhnya yg telah di olesi wangi-wangian dan telah di lepas pakaian yg menempel pada dirinya , dengan sedikit basah naiklah sang suami ke atas tubuh istri dengan cara pelan-pelan , hal ini dilakukan setelah istri mengangkat pantatnya dan di beri alas bantal sehingga pantat lebih tinggi dari pada kepala.Cara ini menurut para ulama merupakan cara yg paling ideal , paling nikmat dan sempurna , cara ini jg yang dapat mendatangkan kenikmatan secara utuh dalam dunia persenggamaan .karena keada’an dzakar ( penis ) akan dapat masuk lebih dalam dan lebih mengena .Apalagi kalau sang suami dapat memikul kedua kaki istrinya.

Sebagaimana telah diutarakan oleh Syaikh Ar rozy : bahwa cara-cara senggama tersebut adalah cara yg di pilih oleh Ulama-ulama fiqih dan ilmu kedokteran penyusun kitab “ Syarah Al-waghlisiyyah “ mengatakan : Jangan melakukan cara senggama di mana istri di atas suaminya , karena dengan demikian sang istrilah yg aktif sedangkan suami dalam keadaan pasif.Cara senggama dengan istri di atas suami menurut Syaikh Ar Rozy dapat menyebabkan terhentinya aliran darah dan dapat menimbulkan efek samping.maka yang baik adalah sang istri berbaring terlentang dan mengangkat kedua kakinya sedangkan suami berada di atas istrinya ( seperti keterangan yg sudah lewat ).

DO’A SEBELUM MELAKUKAN SENGGAMA :

“ BISMILLAHI ALLOHUMMA JANNIBNAS SYAITHONA WAJANNIBISYAITHONA MAA ROZAQTANA “

Artinya : “ dengan menyebut asma alloh , jauhkanlah diri kami dari setan ,dan jauhkan setan dari sesuatu yg telah engkau rizqikan kepada kami . maka apabila dalam senggama itu alloh mentaqdirkan menjadi anak ,maka setan tidak akan mampu membuat bahaya . Menurut Imam ghozaly : di sunnahkan bagi orang yg mau melakukan senggama membaca :

“ BISMILLAHIL A’LIYYIL A’DHIM , ALLOHUMMAJ A’LHA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN IN KUNTA QODDARTA AN TAKHRUJA DZALIKA MIN SHULBY “

Artinya : “ dengan menyebut nama alloh yang maha besar lagi maha agung , yaa Alloh … jadikanlah istriku yg menjadi adanya keturunanku yang baik , bila engkau memastikan keturunan itu keluar dari tulang rusuku “

Di dalam kitab “ Qasthalany “ dari imam mujahid di sebutkan : bahwa orang yg melakukan senggama dengan tidak menyebut asma Alloh , maka setan akan ikut masuk melalui lubang dzakar ( penis ) dan setan akan ikut bersenggama.dalam keterangan lain setan akan duduk di dzakar ( penis ) suami maka setan akan mengeluarkan spermanya pada farji ( vagina ) istri , sebagaimana suami mengeluarkan spermanya.

“ WAHARRIKISSUTH HA WALA TUBAALY # WADUM WALA TANZA’ ILALN INZALY “

Di dalam bait tersebut Syaikh penadzam menjelaskan : bahwa seorang suami kalau mau melakukan senggama harus dengan cara-cara yg baik , mitsalnya : hendaklah memegang dzakarnya ( penisnya ) dengan tangan kiri , dan mengusap-ngusapkan kepala dzakar ( penis ) di atas bibir-bibir farji ( vagina )hingga beberapa waktu ,setelah merasa cukup dengan segala macam bentuk permainan barulah pelan-pelan dzakar (penis ) dilepas menerobos masuk melalui mulut farji ( vagina ) hingga merayap ke dinding farji , pada sa’at inilah pantat istri lebih ditinggikan ,sebab dengan semakin tinggi pantat di anggat , semakin jauh juga jelajah dzakar ( penis ) hingga pada mulut Rahim .

Suami dan istri akan merasakan suatu rasa yg aneh atau lain dari rasa-rasa sebelumnya sampai seseorang tidak akan bisa menshifati rasa itu . apalagi kalau suami bisa menahan ejakulasi sepaya bisa bersama’an dengan ejakulasi istrinya.

Pengarang kitab Al-idhah mengatakan : Apabila suami telah mengusap-ngusapkan dzakarnya ( penisnya ) ke bibir farji ( vagina ) istri , hal itu terus dilakukan sampai puas atau sampai merasa akan keluar sperma , maka pada sa’at itulah suami memasukan tangannya ke bawah pantat istrinya dan mengangkatnya agak keras --- sementara pantat suami juga di tekan masuk agar jelajah dzakar ( penis ) semakain jauh dan dalam . pada sa’at itulah suami dan istri akan menemukan rasa dari seluruh puncak rasa senggama yg paling nikmat yg tidak dapat di gambarkan oleh seseorang.

Syaikh penadzam menjelaskan : hendaknya seorang istri berusaha agar farjinya ( vaginanya ) bisa menjepit dzakar ( penis ) suami di sa’at ejakulasi berlangsung.

# ALHAMDULILLAHI BIDZALIKA BIDZALIKA L FURQON # ILA QODIRON DUNAKUM TIBYANA “

Syaikh penadzam menjelaskan : disunnahkan ketika suami telah merasakan akan keluar sperma membaca :

“ ALHAMDULILLAHILLADHI KHOLAQO MINAL MA I BASYARON FAJA’ALAHU NASABAN WASHIHRO WAKANA ROBBUKA QODIRO “

Artinya : “ Segala puji bagi alloh yg menjadikan manusia dari air sperma lalu alloh jadikan manusia itu punya keturunan dan keluarga sesungguhnya alloh adalah tuhan yg maha kuasa “

“ FAIN TAKUN ANJALTA QOBLAHA FALA # TANZA’ WA A’KSU DHA BIZAN I’N YUJJALA “

Syaikh penadzam menjelaskan : Apabila suami melakukan ejakulasi sebelum istrinya , maka sebaiknya suami dapat menahan sampai sang istri melakukan ejakulasi , karena ada hadist , Rosulalloh Saw , Bersabda :

“ Bahwa syahwat itu ada sepuluh bagian , 9 bagian adalah bagi wanita dan 1 bagian lagi bagi laki-laki , hanya saja alloh menutup wanita dengan perasa’an malu yg sangat kuat “

Di jelaskan lagi : apabila istri telah melakukan ejakulasi sebelum suaminya maka hendaklah suami mencabut dzakarnya ( penisnya ) dari farji ( vagina ) karena kalau tetap dibiarkan akan dapat menimbulkan rasa sakit terhadap istri, karena ada hadist , Rosulalloh Saw bersabda :

“ Berilah kerela’an istri-istri kalian , karena sesungguhnya kerela’an mereka adalah pada farji-farji ( vagina-vagina ) mereka dalam arti dalam keberhasilan di waktu bersenggama,yaitu kebersama’an dalam melakukan ejakulasi “

“ A’LAMATUL INZALI MINHA YAA FATA # A’RQU JABINIHA WALASHQUHA ATA “

Syaikh penadzam menjelaskan : Bahwa tanda-tanda ejakulasi seorang istri , adalah keningnya berkeringat , lengket dengan suami dengan pelukan yg sangat kuat , lemasnya urat-urat yg tadinya tegang dan merasa jadi malu kalau di lihat suaminya.

Didalam Bait lain di sebutkan : Apabila suami melakukan ejakulasi sebelum istrinya , maka akan menimbulkan kekecewa’an terhadap istri .dan bahwa kumpulnya sperma antara suami dan istri yg di maksud suami dan istri dapat melakukan ejakulasi bersama’an , maka dapat menyebabkan bertambahnya Cinta , kemesraan yg mendalam.dan jga dapat merasakan puncak keberhasilan dalam kenikmatan rasa cinta dan kasih sayang yg sangat kuat.

Rosulalloh Saw , Bersabda : Apabila sperma laki-laki mengungguli Sperma wanita ---- laki-laki terlebih dahulu ejakulasi ---, maka anaknya akan menyerupai paman laki-laki dari suami.
Qurratul 'Uyun : WAKTU MEMASUKI BULAN MADU ( SENGGAMA )

“ WALIDDUKHULI WAQTUHU MA’RUFU # BA’DAL ISYA AUQOLAHA MALUFU '''

Syaikh penadzam menjelaskan : waktu yang baik untuk melakukan bulan madu adalah ba’da isya , boleh jg di lakukan sesudah shalat maghrib sebelum shalat isya. Dan sebagai mana keterangan yg sudah bahwa melakukan bulan madu dapat dilakukan di seluruh bulan dan hari , kecuali hari-hari yg memang harus di jauhi.

“ WAKAUNUHU SHOHIN A’LAA TOHAROTI # HUWASHOWABU DUNAKUM BISYAROTI “

Syaikh penadzam menjelaskan : bahwa bersenggama mempunyai adab ( tata krama ) antara lain : Suami hendaknya menghiasi hatinya dengan taubat , taubat dari semua dosa-dosa dan kesalahan serta cela-cela yg pernah di lakukannya , juga suami harus bersih/suci dari hadast , besar kemungkinan Alloh Swt , akan menyempurnakan baginya dari urusan agama, karena senggama yg dilakukan sama istrinya,

Rosulalloh Saw , Bersabda : “ Barangsiapa telah menikah , maka dia benar-benar telah menyempurnakan separo agamanya ,maka hendaklah bertaqwa pada alloh Swt “
Sebagian dari kesunnahan bersenggama yaitu : Suami harus mendahulukan kaki kanannya di waktu memasuki kamar istrinya sambil membaca :

“ BISMILLAHI WASSALAMI A’LAA ROSULILLAHI ASSALAMU A’LAIKUM “

Selanjutnya melaksanakan Shalat 2 raka’at , atau lebih banyak dengan membaca surah-surah yg gampang baginya , Setelah itu hendaklah suami membaca : ALFATIHAH 3x , AL IKHLAS 3x Dan Membaca sholawat kepada nabi 3x Setelah itu suami membaca do’a :

“ ALLOHUMMA BAARIKLY FI AHLY WA BARIK FI AHLY FIYYA , ALLOHUMMARZUQ MINNY WARZUQNY MINHUM WARZUQNU ULFAHUM WAMAWADDATAHUM WARZUQHUM ULFY MAWADDATY WAHABBIB BA’DHONA “

Artinya : Yaa Alloh limpahkanlah berkahmu pada kami dalam keluarga kami , dan berkahmu ke keluarga kami dalam kami . Yaa Alloh limpahkanlah rizqimu kepada meraka dari kami dan rizqimu kepada kami dari mereka , limpahkanlah rizqimu kepada kami atas kerukunan dan cinta mereka berilah kami saling mencinta satu sama lain .

PERINGATAN :

Sebaiknya suami memerintahkan pada istrinya agar berwudlu , ketika akan melakukan senggama dengannya , dan perintahkan juga supaya melakukan shalat maghrib dan isya , alangkah lebih baik kalau sholat itu dilakukan bersama dengan berjama’ah . setelah itu suami memerintahkan pada istrinya agar melakukan shalat di belakangnya dann mengamini doa-doanya .

“ WABA’DA DZAYAQRO’U MA QOD WARODA # A’LAA JABINIHA FA I’H LA FANADA “

Syaikh penadzam penjelaskan : setelah suami melakukan shalat dan berdoa terus suami menghadap kepada istrinya dari arah depan sambil uluk salam padanya dan meletakan tangannya di kening istrinya kemudian berdo’a :

“ ALLOHUMMA INNY AS ALUKA KHOIROHA WAKHOIROMA JABALTAHA A’LAIHI WA’AUDZUBIKA MIN SYARRIHA WASYARRI MAA JABALTAHA A’LAIHI “

Artinya : Yaa Alloh aku memohon kepadamu atas kebaikan istri dan kebaikan tabiat yg telah engkau berikan padanya, dan aku berlindung kepadamu atas kejelekan istri dan kejelekan tabiat yg telah engkau berikan kepanya.

Sebagaimana keterangan hadist , barangsiapa yg mengamalkan do’a-do’a tersebut maka ,Alloh Swt , akan memberikan kabaikan pada istri dan suami di jauhkan dari kejelekan istri.
Dan suami membaca pula ( tangannya masih di atas keningnya ) surah YASIN , WAQI’AH , ADDUHA , AL INSYIROH , AN NASR , AYAT KURSI , Dan di tambah surah AL QODR 3x.

“ WADHUM A’LATTA’WIDHI FISHOBAHI # WAFIL MASA’I YAHDI FINNAJAHI “

Syaikh penadzam menjelaskan : sebaiknya baca’an - baca’an di atas tidak di baca pada waktu mau melakukan senggama saja ,bahkan di perintahkan untuk membacanya pada waktu pagi dan sore hari. Karna ada keterangan : barang siapa yg istiqomah membacanya pada pagi dan sore hari maka dia akan mendapan petunjuk kebahagia’an.

“ TUMMATA YATCLU YAA ROQIIBU SAB ‘A # FI JAIDIHA LAM YAKHSYA MINHA THOB ‘A “

Syaikh penadzam menjelaskan : terus suami meletakan tangannya di atas lehernya dengan merangkulnya, sambil membaca : YAA ROQIIBU 7x Dan FALLOHU KHOIRUN HAAFIDHON WAHUWA ARHAMURROHIMIIN. Barangsiapa mengamalkan amalan tersebut maka Alloh Swt , akan selalu menjaga dia dan keluarganya serta tidak dikhawatirkan ada kejelekan dari istri. Baca’an YAA ROQIIBU 7x dan FALLOHU KHOIRUN HAFIDHON WAHUWA ARHAMURROHIMIIN. juga bisa di amalkan pada bayi yg baru dilahirkan ,maka Alloh akan menjaga bayi itu.

“ WAGHOSLUKAL YADAINI WARRIJLAINI FY # ANIYYATIN MINHA FAHAKA WAQTAFY “

Syaikh penadzam menjelaskan : Suami sebelum maelakukan senggama dan meletakan tangannya di atas ubun-ubun istrinya hendaklah membasuh ujung tangan dan kaki istrinya dengan air dengan 1 wadah sambil suami membaca ASMA ALLOH dan SHOLAWAT kepada Nabi Saw , kemudian AIR tersebut di siramkan pada setiap sudut rumah karena hal tersebut dapat menghilangkan kejelekan dan Syaithon. Sebagaimana keterangan dari Sayyidina Ali K.w , bahwasanya Rosulalloh bersabda :
“ Apabila temanten memasuki rumahmu , maka lepaslah kedua sandalnya dan bersihkanlah kakinya dengan air ,lalu siramkan air tersebut pada sudut rumah , maka akan masuklah 70 berkah dan rahmat ”

KESEMPURNA’AN :

Hendaklah suami berupaya dalam bercakapan kepada istrinya , merayu dengan susunan bahasa dan tutur kata yg indah dan baik , sehingga dengan demikian keraguan dan ketegangan akan lenyap dan jg menambah suasana lebih hangat , karena peristiwa yg akan di alami itu baru dilakukan prtama kali seumur hidupnya , rasa takut , malu tapi berani , pertanya’an selalu timbul dalam benaknya : Bersenggama itu SAKIT atau NIKMAT ??? SEnggama itu NIKMAT atau SAKIT ??? perasa’an itu jelas terbaca di wajahnya.Karena setiap pengembara’an ada kegelisahan ,dan setiap persenggama’an pertama ada keresahan .

Hendaknya juga suami menyuapi istrinya dengan makanan yg manis-manis sebanyak 3x suapan ,dan hendaknya suami menjauhi makanan-makanan yg bisa melemahkan syahwat mitsalnya : TIMUN, KERAHI, WALUH, KEDELAI, GANDUM , ASAM ASAMAN ( makanan yg kecut-kecut ) BAWANG dsb.

Disunnahkan bagi keluarga pengantin Putri , mengirim hadiah padanya pada malam ke 2 setelah malam bulan madu , dan di sunnahkan jg kepada sanak saudaranya menemui atau menziarahi pengantin baru setelah malem ke 7 , sebagai mana yg telah dilakukan olae shahabat ibnu musayyab R.a ketika menikahkan putrinya dengan abu hurairah R.a : Dia datang ke rumah abu hurairah pada malam ke 2 sambil membawa hadiah untuk putrinya , lalu beliau datang lagi pada malam ke 8 lalu mengucapkan salam keselamatan dan kebahagianan kaepada putrinya .
Qurratul 'Uyun : NAFKAH DAN HAK-HAK ISTRI
HADIST-HADIST TENTANG FAIDAH MEMBERI NAFKAH KELUARGA.

1. Rosulalloh saw , Bersabda : Sesungguhnya termasuk dosa-dosa yg tidak bisa di hapus oleh Shalat , Puasa Dan Jihad Kecuali Usaha memberi nafkah halal untuk keluarganya .

2. Rosulalloh Saw , Bersabda : Apabila seseorang di antara kamu Semalam suntuk dalam keada’an susah dan prihatin karna memikirkan nafaqoh untuk keluarganya , Maka yg demikian ini bagi alloh : Lebih utama daripada 1000 x babatan Pedang di medan perang demi tegaknya agama alloh ,

3. Rosulallohi Saw , Bersabda : Barang siapa memberi nafkah kepada keluarganya , dengan niat karena Alloh semata maka nafkah tersebut adalah sebagai shodaqoh baginya.

4. Rosulalloh Saw , Bersabda : Barang siapa semalaman dalam kesukaran memikirkan nafkah buat anal-anaknya , maka semalaman itu dia mendapat ampunan dari Alloh Swt.
5. Rosulalloh Saw , Bersabda : Sesungguhnya Alloh Swt , senang terhadap Hamba yg menjaga Keluarganya.

HADIST-HADIST TENTANG HAK SEORANG ISTRI.

1. Hadist dari Abu bakar r.a , Rosulalloh Saw , Bersabda : Apabila aku di perintahkan agar seseorang sujud kepada manusia , maka aku pasti perintahkan Seorang Istri untuk sujud pada Suaminya .

2. Hadist dari Umar r.a , Rosulalloh saw , Bersabda : Wanita manapun yg mengeraskan Suranya di atas suara suaminya , Maka setiap sesuatu yg terkena sinar matahari akan melaknati kepadanya , kecuali dia mau bertobat dan kembali dengan baik.

3. Hadist dari Ustman r.a , Rosulalloh Bersabda : Apabila seorang wanita memiliki dunia seluruhnya , Kemudian dia nafkahkan kepada suaminya , Setelah itu dia mengupat suaminya karna nafkah tersebut , maka alloh akan melebur semua amalnya , dan dia jg akan di giring disatukan sama Fir’aun.

4. Hadist dari Ali bin Abi thalib , K.w , Rosulalloh Saw , Bersabda : Andaikan seorang wanita memasak kedua Payudaranya , ( 2 Buah dadanya ) kemudian dia memberikan makan kepada suaminya dengan itu , Maka yang demikian itu masih belum dapat menyempurnakan haknya sebagai seorang Istri.

5. Rosulalloh Saw , Bersabda : Siapa saja wanita yg membuat marah suaminya , sedangkan ia juga ikut marah sama suaminya maka alloh tidak akan menerima ibadah fardu dan sunnahnya.

6. Rosulallloh saw , Bersabda : Alloh akan melaknat wanita-wanita yg mengulur2 waktu , di Tanya : siapa wanita yg suka mengulur2 waktu itu yaa rosulalloh ??? yaitu wanita yg di ajak tidur suaminya ,dia malah sibuk dengan urusan lain sampai suaminya tertidur.

7. Rosulalloh saw , Bersabda : Wanita manapun yg memandang wajah suaminya dan dia tidak tersenyum , maka dia tidak akan melihat syurga selamanya , kecuali dia bertobat hingga suaminya meridhoinya.

8. Rosulalloh saw , Bersabda : Wanita manapun yang menggunakan wangi-wangian dan berhias diri , kemudian keluar dari rumahnya ,tanpa ijin dari suaminya. maka pasti ia keluar dengan murka alloh dan kebenciannya, sehingga dia kembali kerumah.
Qurratul 'Uyun : MEMASUKI JENJANG PERNIKAHAN
“ FAL AMRU BIL BINA LAILAN QOD WAROD # FIE SAIRISSYUHURI HAQQON YUQTASHOD “

Di sunnahkan bahwa memasuki temanten pada malam hari , seperti hadist nabi. Rosulalloh Saw , Bersabda “ Temuilah temanten kalian di malam hari , dan jamulah di waktu pagi “
Dan rosulalloh juga lebih mensunnahkan melaksanakan pernikahan pada bulan Syawal ( Meskipun pada semua bulan jg kesunahannya sama ) Rosulalloh Saw , Bersabda : Sayyidah Aisyah R.a Berkata : Rosulalloh Saw , Menikah dengan saya pada bulan syawal , dan memasuki nikah juga pada bulan syawal .

“ WADA’ MINAL AYYAMI YAUMAL ARBI’A # IN KANA AKHIRUSYUHURI FASMA’A “

Syaikh penadzam jg memperingatkan supaya menjauhi pernikahan pada 8 hari Yaitu : Pada hari RABU pada setiap akhir bulan, jg pendapat imam shuyuthi dalam kitab jami’usshaghir , mengatakan bahwa pada tanggal 3,5,13,16,21,24 dan 25 pada setiap bulannya , sebaiknya seseorang menjauhi dari melakukan hal-hal yang penting , mitsalnya : Menikah , Bepergian , Menggali sumur , Menanam Tanaman ( Bertani ) .sebagai mana diriwayatkan oleh sayyidina Ali bin Abi Thalib K,w , yg di nadzamkan dalm berbentuk bahar towil oleh Al-hafizh Ibnu hajar R,a : Termasuk hari yg sebaiknya di jauhi adalah :
* SABTU sebab : Rosulalloh saw perna h ditanya mengenai hari Sabtu ,Beliau Menjawab , Hari itu adalah hari tipu daya dan penipuan ,begitu jg hari SELASA sebab : hari itu hari Berdarah , sehubungan pada hari itu hari pertamanya sayyidah HAWA haidl , dan pada hari itu jg terbunuhnya ibnu Adam , begitu jg hari RABU sebab : di mana pd hari itu fir’aun di tenggelam kan beserta pengikut2nya .bahkan ada keterangan kita tidak boleh memotong kuku pada hari itu sebab bs mengakibatkan penyakit baros ( belang ).
Tetapi menurut Imam Malik R.a : kamu jangan memusuhi hari-hari itu , sebab semua hari sama Milik Alloh Swt. “
Juga syaikh kholil dalam kitabnya , Jami’ : Jangan kau tinggalkan sebagian hari2mu untuk meninggalkan amal ,berbuat amallah kalian ,karena semua hari milik alloh , tidak memberi bahaya dan tidak memberi man fa’at.
Kalau menurut imam nawawi R.a : Bahwa menjauhi hari2 itu karena keyakinan akan kejelekan yg merupakan persangka’an ahli perbintangan , hukumnya HARAM ,karena semua hari adalah milik Alloh . tidak bahaya dan tidak manfa’at dengan adanya hari2 itu.

“ WAFADHILANNA U’ZZATASYAHRI FAQOD # FUDHILA FIL AYYAMI QUL YAUMAL AHAD “

Syaikh Penadzam menerangkan bahwa : Berbulan madu pada awal bulan lebih utama , dari pda di akhir bulan karena berharap akan kemuliaan anak yg bakal terwujud di sa’at cahaya bulan bertambah .
Syaikh penadzam menerangkan lagi : Bahwa bermulan madu pada hari ahad adalah paling utama dari pada hari2 lain , sebab ada keterangan dari sayyidina ali bahwa Alloh Swt , memulai menciptakan langit dan bumi pada hari ahad, tetapi sebagian ulama jg banyak berpendapat alloh menciptakan alam itu pada hari rabu. Termasuk juga di sunnahkan berbulan madu pada hari Jum’at , Rosulalloh Saw , Bersabda : Hari Jum’at Adalah hari nikah dan melamar. Di hari itu menikah Adam dan hawa , yusuf dan zulaikha , Musa dengan Putri nabi syu’aib , sulaiman dengan ratu balqis , dan Kalau Menurut hadist shohih , Rosulalloh Saw mwnikah dengan Sayyidah Khodjijah dan Aisyah pada hari Ahad.
Hadist riwayat Alqomah bin Shufyan dari Ahmad bin Yahya Berupa hadist marfu Bahwa Rosulalloh Saw , Bersabda : Jauhilah 12 hari dalam setahun , karena hari2 itu dapat menghilamngkan harta dan menyingkap tabir cela seseorang , kami bertanya : Yaa Rosulalloh manakah yg 12 itu ??? Beliau menjawab :12 Muharrom10 Shoffar4 Robi’ul awwal18 robiuts tsany18 Jumadil Ula18 Jumadits Tsany12 Rojab 26 Sya’ban24 Ramadhan2 Syawal18 Dzul Qoidah8 Dzul Hijjah
“ WALYULIMAN SHOHIN WALAU BI SYATIN # KAMA ATA NAQLAN A’NIRRUWATIN “

Syaikh penadzam menjelaskan : bahwa walimah ( pesta Pernikahan ) di perlukan . apakah walimah itu wajib atau sunnah ??? sunnah …. Adanya walimah , sudah memasuki perkawinan , kesunnahan itu sudah dapat di peroleh dengan mengadakan walimahan ala kadarnya. Dan jangan berlebih lebihan asalkan cukup dengan menyembelih se ekor kambing , karena ada hadist shohih :
Diriwayatkan dari sahabat annas R.a : beliau annas Berkata : Nabi Saw Tidak mengadakan walimah dengan menggunakan sesuatu dari semua istri Beliau , melebihi walimah yg di adakan ketika nikah dengan Zainab, Yaitu beliau mengadakan walimah dengan menyembelih 1 ekor kambing.
Termasuk dari sebagian hal-hal yg di perlukan dalam walimah ialah : menyuguhkan makanan kepada orang2 terpilih ( undangan ).
Seorang penyair dalam bentuk bahar bashith , berkata :

WAKHSUS BIDA’WATIKAL ABRORO WAD U’HUM # WA DA’ DAWIL FISQI TAHWIL RUSYDA FIL AMALI

“ Istimewakan undanganmu dengan orang-orang shaleh # tinggalkan orang fasiq dan anda akan mendapatkan petunjuk amal “
Qurratul 'Uyun : HUKUM-HUKUM NIKAH
1 . WAJIB : Bagi orang yang mengharapkan keturunan , Takut melakukan zina bila tidak nikah .
2 . MAKRUH : Bagi orang yang tidak senang nikah dan tidsak mengharapkan keturunan.
3 . HARAM : Bagi orang yang membahayakan wanita , karena tidak mampu melakukan senggama tidak mampu memberi nafaqoh dan memperoleh pekerja’an halal ,

Tambahan hukum menurut Syaikh Ibnu Urfah yg memandang dari aspek lain bahwa seorang WANITA wajib nikah.
IKHTILAF :

Apakah nikah lebih utama di tinggalkan karna untuk terus-terusan ibadah ???
* Menurut pendapat yang paling unggul adalah bahwa nikah tidak jadi penghalang melakukan ibadah malah bisa menyempurnakan ibadah.

RUKUN NIKAH :
1. Suami
2. Wali ( kedua yg di akadi )
3. Istri
4. Mahar ( Mas kawin ) Baik mahar itu secara jelas , mitsalnya nikah yg menyebutkan maharnya , atau secara hokum ,mitsalnya nikah yg menyerahkan mahar dan sighat.
5. Saksi

Hadist-hadist tentang keutama’an nikah :

1. Rosulalloh saw , Bersabda : Wahai golongan pemuda ! Siapakah di antara kamu yg mampu memberikan ongkos nikah , maka nikahlah !! sesungguhnya nikah itu lebih bias memejamkan mata dan menjaga farji , Dan barangsiapa yg tidak mampu , maka sebaiknya berpuasalah karna puasa merupakan bentng baginya. Maksudnya dengan puasa kita bias menahan sahwat .

2. Rosululloh saw , Bersabda : Apabila seorang lelaki nikah maka ia telah menyempurnakan separo agamanya, maka hendaklah ia selalu bertaqwa pada alloh dalam menyempurnakan separo yg lainnya.

3. Rosululloh saw , Bersabda : Nikah adalah (sunnahku) ajaranku ,barang siapa yg cinta kepadaku , hendaklah melaksanakan ( sunnah ku )ajaranku

4. Rosululloh saw , Bersabda : Barang siapa yang tidak menikah karena takut melarat maka mereka bukan golonganku , ( dalam hadist lain perowi menambahkan kalimat ) : Dan mereka oleh alloh akan di serahkan kepada 2 orang malaikat dan menulis diantara 2 matanya , sebagai seorang yg telah menyia-nyiakan anugrah alloh maka senangkanlah dengan sedikit rezeki.

5. Rosululloh saw , Bersabda : Keutamaan Bagi Orang yg Berkeluarga atas orang yang Bujangan seperti halnya keutama’an orang yg berjuang atas orang yg berdiam diri. Shalat 2 raka’at yang sudah berkeluarga , lebih utama daripada 80 raka’at yg dilakukan oleh bujangan.
Qurotul Uyun : HAL-HAL YG BERHUBUNGAN DENGAN SENGGAMA
“ TAMNA’U MIN KOLLIN WAMIN QOSBURIN # DHA KHILA SABI’IN FA ‘U MASTURIN “

Syaikh penadzam menjelaskan : Hendaknya pengantin putri dalam waktu 7 hari tidak memakan makanan-makanan yg bisa menimbulkan hawa panas , begitu juga makanan yg pahit-pahit , Mitsalnya : Turmus , Zaitun ,kacang-kacangankarena itu semua bisa mematikan Syahwat dan menyebabkan orang tidak bisa hamil , sedangkan tujuan utama pernikahan adalah keturunan ,Rosulalloh Saw , Bersabda :

“Nikahlah kamu sekalian, Maka kamu akan me,mpunyai banyak keturunan karena sesungguhnya saya ( Nabi ) sebab kalian semua akan berlomba dalam memperbanyak ummat dengan umma-ummat terdahulu besok pada hari kiamat “

ANJURAN UNTUK WANITA HAMIL :Mengisap Lauban , Mushthoky ( Sebangsa Bukhur Arab , kemenyan ) Karena banyak hadist nabi yg menganjurkan ,Kacang-kacangan ( Kacang arab dll )
Karena hadist , Rosulalloh Saw Bersabda :

“ Wahai ….. wanita-wanita hamil beri makanlah anak-anak kalian kacang-kacangan, karena itu dapat menyebabkan bertambah baik kualitas akal , menghilangkan dahak , kuat hapalan , dan dapat menghilangkan lupa “Jambu
Karena Hadist , Rosulalloh Saw , Bersabda :

“ Makanlah jambu Wahai wanita-wanita hamil , karena jambu dapat menyebabkan kebaikan anak “
Hikayah : Suatu kaum melapor pada Nabi ,tentang kejelekan anak-anaknya ,Maka alloh Swt Menurunkan wahyu pada Nabi :

“ Perintahkan mereka supaya memberi makan buah jambu terhadap wanita-wanita hamil pada bulan ketiga dank e empat “

“ FIKULLY SA’ATIN MINAL AYYAMI # MINGHOIRIMA YA’TIIKA FINTIDHOMI "

Syaikh penadzam menjelaskan : Senggama dapat di lakukan Pada setiap sa’at , baik siang maupun malam. Alloh Swt , Berfirman :

“ NISAA UKUM HARTSULLAKUM FA’ TUU HARTSAKUM ANNA SYI ‘ TUM “

Artinya : “ Istri-istri kalian adalah ( seperti ) ladang /kebun ,maka datanglah kebun kalian sebagaimana kamu kehendaki “

“ LAKIN SHODROL LAILI AULA FA’TABIR # WAQIILA BIL A’KSY WA AWWALU SYUHIR “

Al Imam Abu Abdullah bin al-hajji dalam kitab AL-MADAKHIL Berpendapat bahwa suami melakukan hubungan senggama dengan istri lebih afdhol dilakukan pada awal malam dari pada akhir malam sebab menurut beliau kalau senggama di lakukan pada awal malam masih banyak waktu untuk melakukan jinabah ( mandi besar ) tp Pendapat ini di bantah oleh Al Imam Ghozali Beliau menegaskan : bahwa senggama yg dilakukan pada awal malam di hukumi MAKRUH sebab orang ( sesudah bersenggama ) akan tidur dalam keada’an tidak suci ( junub ).

“ WALAILATUL GHURUBI WAL ITSNAINI # YU’DZANU BIL FADHLI BIGHOIRI MAINI “

Syaikh penadzam menjelaskan : Di sunnahkan melakukan senggama pada malam jum’at sebab malam itu malam Sayyidul ayyam ( rajanya hari ) dan jg di sunnahkan senggama pada malam senin.

“ WAMAN’U FILHAIDZI WANNIFASI # WADHIQI WAQTIL FARDI LALTIBASI “

Di dalam kitab Qastalany menegaskan :Bahwa senggama yg di lakukan pada waktu Istri hadl dihukumi HARAM , jadi kalau ada pendapat yg menghalalkannya berarti dia menjadi kafir.
Hikayah : Sepasang Suami dan Istri Berselisih Tentang anaknya yg lahir dengan wajah hitam pekat , Maka Nabi sulaiman As Bersabda : Apakah kalian melakukan senggama dalam keada’an istri lagi haidl ??? mereka menjawab : Yaa , Nabi bersabda : Sesungguhnya Alloh Swt menciptakannya dengan wajah hitam adalah untuk ( Pelajaran ) penyiksa’an bagi kalian.

Rosulalloh Saw , Bersabda :Barangsiapa yg menyenggama istrinya dalam keadaan Haidl maka dia benar-benar telah mengingkari perkara ( ajaran Agama ) yg di bawa olehku.Barangsiapa yg menyenggama istrinya dalam keadaan haidl ,maka jangan salahkan siapa-siapa kalau alloh mentakdirkan anaknya dalam keadaan berpenyakit kusta.

LARANGAN BERSENGGAMA, Menurut qoul-qoul yg masyhur :Malam hari raya idhul adha Malam pertama setiap bulannya ( bulan Hijriyyah )Malam pertengahan setiap Bulannya Malam terakhir setiap bulannya. Karena kebanyakan ulama mengatakan : Setan akan ikut senggama pada malam-malam tersebut. Ada juga yg berpendapat , bahwa melakukan senggama pada malam itu dapat mengakibatkan Gila pada anak yg terlahir.akan tetapi larangan ini hanya sampai batas hokum MAKRUH ,dan tidak ada ulama yg mengharamkannya.

“ WAHDZAR MINAL JIMA’ FI HALIDZOMA # WAL JU’I SHOHI HAKAHU MUNADZOMA “

Syaikh penadzam menjelaskan : hendaknya menghindari senggama dalam keadaan haus , lapar , dan marah-marah , karena semuanya itu dapat menghilangkan kekuatan senggama,

“ WAJANNIBIL JIMA’A FILQIYAAMI # WAFILJULUSI DUNAKUM NIDZOMI “

Syaikh penadzam menjelaskan : tentang Cara-cara senggama yg seharusnya di jauhi :Dengan cara berdiri : karena akan menyebabkan lemah ginjal Dengan Cara duduk : Karena akan menyebabkab sakit pada urat-urat juga dapat menyebabkan luka bernanah dan cacar.Dengan cara di samping Istri ( Miring ) : karena dapat menyebabkan sakit pada sendi-sendi dan pantat.Istri Diatas Suami : Karena dapat menyebabkan sakit / luka pada saluran kencing suami.

“ WAL WATH’U FIL ADZBARI MAMNU’UN FAQOD # LU’INA FA’ILUHU FIMA QOD WAROD “

Syaikh penadzam menjelaskan : Haram kuhumnya Menyenggama wanita dari Dzuburnya .
Rosulalloh Saw , Bersabda :Menyenggama wanita dari liang dzuburnya adalah Haram .Terlaknat bagi orang yg menyenggamai wanita dari dzuburnya.Orang yg menyenggamai wanita dari liang dzuburnya , maka dia telah benar-benar kafir dengan ajaran yang di bawa Rosulalloh,7 orang yg kelak di akhirat tidak akan di berikan rahmat oleh alloh Swt , serta Alloh Swt Berfirman : Masuklah kalian ke Neraka Jahannam.
_ Laki-laki dan perempuan yg melakukan senggama pada dzuburnya.
_ Orang yg nikah dengan tangannya ( Onani - Masturbasi )
_ Orang yg menyenggama hewan
_ Orang yg Memadu wanita dengan anaknya
_ Orangyg berzina
_ Orang yg menyakiti hati tetangganya

Adapun senang-senang dengan arah luar dzubur di perbolehkan ,dengan cara meletakan dzakar diluar dzubur , sebagaimana di perbokehkannya bersenang-senang dzakar dengan 2 paha dan belahan payudara istri dikala haidl atau nifas .( dengan cara menjepit dzakar dengan 2 paha dan 2 payudara ) juga di perbolehkan istri memegang2 dzakar suaminya meskipun sampai keluar sperma dikala istri haidl atau nifas

Kasaimbangan Hirup Pikeun Balik ka Allah

Saimbang.. perkara anu nimbulkeun kana kategasan/kapastian hirup di dunia, seimbang antara perkara jeung lawan eta perkara. Sabalikna.. teu seimbang (bakal) ngalahirkeun kegagalan, ketidakjelasan hirup di alam dunia. Pikeun timbul kasaimbangan, maka cokot perkara anu sacukupna pikeun kabutuhan diri. Lamun karesep ulah kateungteuingan, sabab dina euweuhna bakal kacida tugenahna. Lamun keuheul ulah kacida teuing, sabab bakal timbul karesep anu pohara.
Itu nasihat pikeun jalma anu boga niat menuju ka Alloh, pikeun nepi kana tujuannana.

Penjelasan

Urang.. (dipikir teu dipikir, dipikahayang teu dipikahayang) bakal balik ka asal, bakal kembali ka Alloh. Nu boga niat arek ka Alloh, bakal nepi ka Alloh. Nu teu boga niat ogenan pasti balikna mah ka Alloh. Ngan anu diniatan, Alloh mere tempat karidloan jeung surga. Jang anu teu niat, Alloh nyiapkeun bebendon jeung naraka. Aya na pikiran arek ka Alloh, pasti nepi ka Alloh. Euweuh na pikiran, pasti nepi.

Nu beda, nu diniatan bari prak dipigawe.. Alloh nempatkeun karidloan jeung surga-Na. Anu teu boga niat bari mopohokeun, cul tina parentah.. balik ka Alloh, ngan ditempatkeun dina bebendon jeung naraka-Na.

Alloh SWT. ngadawuh dina surat Yunus ayat 7-8 :

إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا وَرَضُواْ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَٱطۡمَأَنُّواْ بِهَا وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنۡ ءَايَٰتِنَا غَٰفِلُونَ (٧)
أُوْلَٰٓئِكَ مَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ (٨)

Saestuna jalma-jalma nu teu boga harepan (nu aya na sirahna ngan ukur jabatan, nu aya na sirah ngan ukur wibawa, kahidupan). Maot teu asup kana pikirannana, barzah teu aya dina ingetannana. Konsentrasi dina ngalaksanakeun amal ibadah teu jadi agenda dina hirupna. Nu penting ngeunah sare ngeunah dahar, jabatan kuat, wibawa kuat, kedudukan hebat.

لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا...
Teu aya harepan hayang panggih jeung Kami

وَرَضُواْ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا...
Dirina ngarasa tentrem, teu curiga tentang kahirupan dunia, bahkan tentrem jiwana ku dunia. Dina tanda-tanda kekuasaan Alloh teu jadi perhatian.
Lamun nyanghareupan urusan kaduniaan mah dines/serius. Tapi dina nalika sholat (nyanghareup ka Alloh) mah kulir/kedul. Dina nyanghareupan pagawean bisi turun martabat, dines/sungguh-sungguh. Tapi dina nalika urusan-urusan akherat, teu beda jeung kaulinan.

أُوْلَٰٓئِكَ مَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ (٨)
Pasti balik ka Alloh, ngan pedah naraka nu disiapkeunnana.

Nu jadi masalah, kunaon aya jelma model kitu. Leuwih tepatna, gening urang nu kitu teh. Urang nu sok poho kana paeh, urang nu sok poho kana barzah, urang anu sok poho kana dosa. Kadang-kadang migawe dosa lain nalangsa tapi bungah anu aya. Nu sok kulir nyanghareupan kapentingan agama, anu sok ngabalieur dina urusan masalah-malasah nu pakait jeung agama. Geuning aya jelma model kitu, gening urang nu kitu teh.

Naon faktor penyebabna? Tidak adanya keseimbangan antara dua dimensi anu kontra produktif, teu seimbang antara pikiran positif jeung negatifna (beurat sabeulah).

Lamun pernah ningali nu atraksi akrobat, tambang hiji lain saukur leumpang dina luhur tambang, tapi numpak sepeda dina luhur tambang. Urang bakal ningali naon nu dibawa kunu keur atraksi eta, pasti biasana aya besi/tongkat anu panjang, anu malang antara kenca jeung katuhu, naon eta fungsina? Pikeun lahir keseimbangan. Sanajan leutik anu ditincak, tapi aya dina kasaimbangan.. bisa kasalametkeun. Sabalikna, lamun lain dina keseimbangan.. boro-boro dina cukang anu leutik, dina jalan anu badag ogenan bisa-bisa labuh.

Keseimbangan naon anu dimaksud?

Saur Ibnu Athoillah, anjeuna masihan nasihat kangge urang sarerea :

إِنْ أَرَدْتَ أَنْ لَا تُعْزَلَ فَلَا تَتَوَلّى وِلَايَةً لَا تَدُوْم لَكَ (اَلْحِكَم)
Lamun anjeun boga tujuan, boga maksud supaya hirup saimbang, maka pigawe perkara anu sakira-kira dina euweuhna teu ngalahirkeun (perkara) anu beurat.
Beurat teuing (terlalu) nyaah ka jalma, nalika keur euweuhna bakal kaleungitan anu gede.

Gede teuing miboga dunia, maka dina leungitna bakal kaleungitan anu gede.

Tarik teuing harepannana hayang jadi anu nomer hiji, engke dina teu jadina bakal timbul siklus situasi anu teu seimbang. Dimana geus teu seimbang.. maka bakal poek, mana jalan anu bener jang ka Alloh, mana tincakeun anu pas jang menuju ka Pangeran. Tapi lamun seimbang, nyokot segala sesuatu berdasarkeun kebutuhan anu keur karandapan.

Kawas manuk, indit neangan dahareun sapoe eta, beres beuteungna dahar balik deui kana sayangna. Teu mikirkeun jeung teu mawa jang poe isukna, “teu ngarawu ku siku”. Manuk bisa ngalakukeun hal seperti kitu.

Ku hal sakitu.. dimana-mana aya muncul kana pikiran, aya ngadorong kana perasaan, timbul aya kahayang anu diluar ukuran jang pangabutuh urang. Diantarana, saur Ibnu Athoillah : “Waspada, jaga ulah ngarawu kusiku”. Naon sabana? Sabab aya titik balik nalika eta teu tercapai, bakal aya kanalangsaan anu tajam, bakal aya kasedih anu sangat mendalam. Dan ketika (tenggelam terlalu larut) dalam kesedihan atawa euforia (terlalu terbang dalam kebahagiaan).. itulah anu nimbulkeun teu aya keseimbangan, sehingga hirup teu jelas, hirup teu cekas, hirup semu/samar katingalina.

Kolot baheula ngabahasakeun :

“Lamun dahar tamba lapar, lamun nginum tamba halabhab, lamun sare tamba tunduh”
cukup wungkul jang ngagantian sapangabutuhna. Itulah kebutuhan nu kudu dijadikeun konsumsi urang sapopoe.

Para ulama anu sanes nyaurkeun :

إِنَّ الْغَنِيَّ فِي الْقَنَاعَةِ
Kabeungharan sabenerna aya dina jiwa-jiwa anu qona’at.
Jiwa-jiwa anu ngalap cukup kunu aya, jiwa-jiwa anu teu ngarawu ku siku.

Tangtu.. sebagai manusa nu normal pasti aya gejolak kana fikir, hayang leuwih. Pasti sebagai manusa nu normal aya gejolak muncul kahayang.
Keun... lain ulah boga kahayang, da ciri urang manusa nu normal pasti boga kahayang, tapi kudu terukur!!, Ulah ngaleuwihan tinu dibutuhkeun ku urang, ulah ngaleuwihan tina anu cukup jang diri. Cokot sesuatu anu sesuai jeung kebutuhan urang.

Mudah-mudahan ieu nasihat jadi bekel jang urang sarerea, jadi pikiran jang urang sarerea, jeung jadi lakukeuneun jang urang. Cokot bagian anu dibutuhkeun, tong ngarawu ku siku sabab tidinya pisan lamun manusa ngarawu kusiku, maka dina saat titik balikna bakal aya kegoncangan jiwa jeung pikiran anu ngalahirkeun hirupna teu aya keseimbangan. Bahayana.. nalika geus teu saimbang, bakal poek nempo jalan bener, bakal torek moal ngadenge sora anu bener. Naudzubillahi min dzalik, diancam ku Alloh manehna bakal balik ka Kami, sanajan teu hayang jeung teu kapikir tapi ku Kami disiapkeunnana (saur Alloh) :

مَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ
Tempat balik manehanna ka Kami :
1. Kebencian Alloh
2. Naraka/siksaan Alloh.

Mudah-mudahan urang termasuk manusa-manusa nu setiap saat berfikir jeung boga harepan hayang tepang jeung Alloh, nu boga harepan hayang deukeut jeung Alloh, hayang balik ka Alloh kalawan disiapkeun karidloan jeung surgana Alloh. Sehingga bakal jelas, mana nu kudu dicekelan pikeun menuju eta, bakal jelas mana jalan nu kudu ditincak, nalika urang bisa ngajaga jeung ngukur dina keseimbangan kahirupan urang ayeuna.

Mudah-mudahan Alloh maparin taufiq hidayah ka urang sarerea.



 Rabu, 19 November 2014 00:00 WIB
 Oleh  KH. Abdul Aziz Affandy

Rabu, 25 Maret 2015

Terjamah Matan Fathul Aqfal

المقدمة


يَقُــولُ رَاجِـي رَحمةِ الْغَـفُـورِ *  دَوْمَـاً سُلَـيْمَانُ هُـوَ الْجَمـْزُورِى


الْحَمْــدُ لِلَّــهِ مُصَـلّـِياً عَـلـى *  مُـحَمَـــدٍ وآلِــهِ وَمَـنْ تَـلاَ


وَبَعْـدُ هـذَا النَّـظْـمُ لِلْـمُرِيــدِ *  فــي النُـونِ والتَّـنْوِينِ وَالْمُدُودِ


سَــمَّيتُــهُ بِتُحفَـة الأَطْفَالِ  *  عَـنْ شَيْـخِنَا الْمِيـهِىِّ ذِي الْكَمالِ


أَرْجُــو بِـه أَنْ يَنْـفَعَ الطُّـلاَّبَـا*  وَالأَجْــرَ وَالْقَـبُـولَ وَالثَّـوَابـا


النون الساكنة والتنوين


لِلـنُّــونِ إِنْ تَسْـكُنْ وَلِلتّـَنْوِينِ *  أَرْبَـعُ أَحْكَـامٍ فَخُـذْ تَبْـيِـيـنِـي


فَـالأَوَّلُ الإظْـهَارُ قَـبْـلَ أَحْـرُفِ * لِلْحَـلْـقِ سِـتٍ رُتِّبَتْ فَلـتَـعْرِفِ


هَمْـزٌ فَـهَـاءٌ ثُـمَّ عَـيْـنٌ حَـاءُ * مُـهْمَلَـتَانِ ثُــمَّ غَيْـنٌ خَــاءُ


والـثّـَانـي إِدْغَـامٌ بِسـتَّةٍ أَتَـتْ * فِـي يَـرْمَـلُـونَ عِنْدَهُمْ قَدْ ثَبَتَتْ


لَـكِنَّهَا قِسْـمَانِ قِسْــمٌ يُـدْغَـمَا * فِـيهِ بِـغُـنّـَةٍ بِيَـنْـمُو عُلِـمَـا


إِلاَّ إِذَا كَـانَـا بِـكــِلْمَـةٍ فَــلاَ * تُـدْغِـمْ كَدُنْـيَا ثُمَّ صِـنْوَانٍ تَـلاَ


وَالثَّـانـي إِدْغَــامٌ بِغَيْــرِ غُـنَّةْ * فـي الـلاَّمِ وَالـرَّا ثُـمَّ كَـرّرَنَّـهْ


وَّالثَـالـثُ الإِقْـلاَبُ عِنْـدَ الْبَـاءِ * مِيــماً بِغُـنَــةٍ مَـعَ الإِخْـفَـاءِ


وَالرَّابِـعُ الإِخْـفَاءُ عِنْـدَ الْفاضِـلِ * مِـنَ الحُـرُوفِ وَاجِـبٌ لِلْفَاضِـلِ


فـي خَمْسَـةٍ مِنْ بَعْدِ عَشْرٍ رَمْزُهَا * فِـي كِلْمِ هذَا البَيْتِ قَـدْ ضَمَّنـْتُـهَا


صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا * دُمْ طَيّـَباً زِدْ فِي تُـقَىً ضَعْ ظَالِـمَا


الميم والنون المشددتين


وَغُـنَّ مِيـماً ثُـمَّ نُونـاً شُــدِّدَا * وَسَــمِّ كُـلاً حَـرْفَ غُـنَّةٍ بَـدَا


الميم الساكنة


وَالِميـمُ إِنْ تَسْـكُنْ تَجِى قَبْلَ الْهِجَا *  لاَ أَلــفٍ لَيِّــنَةٍ لِــذِى الْحِـجَا


أَحْـكَامُـهَا ثَـلاَثَـةٌ لِمَـنْ ضَبَـطْ  *  إِخْـفَاءٌ ادْغَـامٌ وَإِظْـهَـارٌ فَقَــطْ


فَـالأَوَّلُ الإِخْـفَـاءُ عِنْـدَ الْبَــاءِ *  وَسَـمِّـهِ الشَّفْــوِىَّ لِلْـقُــرَّاءِ


وَالثّـَانـى إِدْغَـامٌ بِمِـثْلِـهَا أَتَـى *  وَسَـمِّ إدغـاماً صَـغـِيراً يَا فَـتَى


وَالثـَّالِـثُ الإِظْـهَارُ فِـى الْبَقِيَّـةْ  *  مِـنْ أَحْـرُفٍ وَسَـمِّـهَا شَفْوِيَّـهْ


وَاحْـذَرْ لَدَى وَاوٍ وَفَـا أَنْ تَخْتَـفىِ*  لِـقُـرْبِــهَا وَلاتحادِ فَاعْـرِفِ


لام آل ولام الفعل


لِلاَمِ أَلْ حَـالاَنِ قَـبْـلَ الأَحْــرُفِ * أُولاَهُــمَا إِظْـهَـارُهَا فَلْتـَعْـرِف


قَبْلَ ارْبَـعٍ مَعْ عَشْرَةٍ خُـذْ عِلْمَـهُ * مِنَ ابْـغِ حَجَّـكَ وَخَـفْ عَقِيـمـهُ


ثَانِيـهِـمَا إِدْغَـامُـهَا فـى أَرْبَـعٍ * وَعَـشْـرَةٍ أَيْـضاً وَرَمْـزَهَا فَـعِ


طِبْ ثُمَّ صِلْ رُحْمَاً تَفُـزْ ضِفْ ذَا نِعَم * دَعْ سُـوءَ ظَنٍ زُرْ شَرِيـفَاً لِلْكَـرَم


وَاللاَّمَ الاُولَـى سَـمِّـهَا قَمْـرِيَّـهْ *  وَالـلاَّمَ الاُخْـرىَ سَمِّـهَا شَمْسِـيَّهْ


وأظْـهِـرَنَّ لاَمَ فِـعْــلٍ مُطْلَــقاً * فـى نَحْـوِ قُلْ نَعَمْ وَقُلْـنَا وَالْتَقَـى


المثلين والمتقاربين والمتجانسين


إِنْ فِي الصِّفَاتِ وَالمَخَـارِجِ اتَّفَـقْ * حَـرْفَانِ فَالْمِثْـلاَنِ فِـيهِـمَا أَحَـقْ


وَإِنْ يَكُـونَا مَخْـرَجـا ًتَـقَـارَبَـا * وَفـي الصِّـفَاتِ اخْتَـلَـفَا يُلَقَّــبَا


مُـتْـقَارِبَـيْنِ أَوْ يَكُــونَا اتَّفَـقَا * فِـي مَـخْرَجٍ دُونَ الصِّفَاتِ حُقِّـقَا


بِالْمُتَجَانِسَــيْنِ ثُــمَّ إِنْ سـَكَـنْ * أَوَّلُ كُـلٍّ فَالصَّـغِـيرَ سَـمِّـيَـنْ


أَوْ حُـرِّكَ الحَـرْفَـانِ فى كُلٍّ فَقُـلْ * كُـلٌّ كَبِــيرُ وافْهَمَـنْـهُ بِالْمُـثُلْ


أقسام المد


وَالمـَدُّ أَصْلِـىُّ وَ فَـرْعِــىٌّ لَـهُ * وَسَــمِّ أَوَّلاً طَبِيـعِـيّاً وَهُـــو


مَـالاَ تَوَقُّـفٌ لَـهُ عَـلـى سَـبَبْ * وَلابِـدُونِهِ الحُـرُوفُ تُجْـتَـلَـبْ


بلْ أَىُّ حَرْفٍ غَيْرُ هَمْزٍ أَوْ سُـكُونْ * جَا بَعْـدَ مَـدٍّ فَالطَّبِــيِعىَّ يَكُـونْ


وَالآخَرُ الْفَرْعِـىُّ مَوْقُـوفٌ عَلـي * سَـبَبْ كَهَمْزٍ أَوْ سُكُونٍ مُسْـجَـلاً


حُـرُوفُــهُ ثَـــلاَثَـةٌ فَعِـيـهَا * مِنْ لَفْـظِ وَاىٍ وَهْىَ فى نُوحِـيـهَا


وَالكَسْرُ قَبْـلَ الْيَا وَقَبْلَ الْواوِ ضَـمْ * شَـرْطٌ وَفَـتْحٌ قَبْـلَ أَلفٍ يُلْتَــزَمْ


وَاللِّـينُ مِنْـهَا الْيَا وَوَاوٌ سَـكَـنَا * إِنِ انْفِــتَاحٌ قَبْـلَ كُـلٍّ أُعْـلِـنَا


أحكام المد


لِلْمَــدِّ أَحْـكَـامٌ ثَـلاَثَـةٌ تَـدُومْ * وَهْـيَ الْوُجُوبُ وَالْجَوَازُ وَاللُّـزُومْ


فَـوَاجِبٌ إِنْ جَـاءَ هَمْـزٌ بَعْدَ مَـدْ * فِـي كِلْمَــةٍ وَذَا بِمُتَّصْــلٍ يُعَـدْ


وَجَـائـزٌ مَـدٌ وَقَصْـرٌ إِنْ فُصِـل * كُـلٌّ بِكِلْمَــةٍ وَهَذَا المُـنْفَصِــلْ


وَمِثـْلُ ذَا إِنْ عَـرَضَ السُّـكُـونُ * وَقْـفَاً كَتَعْـلَـمُـونَ نَسْـتَعِــينُ


أَوْ قُـدِّمَ الْهَمْـزُ عَـلَـي المَـدِّ وَذَا * بَـدَلْ كَـآمَـنُوا وَإِيَـماناً خُــذَا


وَلاَزِمٌ إِنِ السُّـكُـونُ أُصِّــــلاَ * وَصْلاَ وَوَقْـفاً بَعْـدَ مَـدٍّ طُــوّلاَ


أقسام المد اللازم


أَقْسَــامُ لاَزِمٍ لَـدَيهم أَرْبَـعَـةْ * وَتِـلْكَ كِـلْمِـيُّ وَحَرْفِـيٌّ مَعَــهْ


كِـلاَهُـمَا مُـخَـفَّـفٌ مُـثَـقَّـلُ * فَـهَـــذِهِ أَرْبَـعَـةٌ تُـفَصَّــلُ


فَـإِنْ بِـكِلْمَـةٍ سُـكُونٌ اجْـتَمَـعْ * مَـعْ حَرْفِ مَـدٍّ فَهْوَ كِلْمِـيُّ وَقَـعْ


أَوْ فـي ثُـلاَثِـيِّ الحُرُوفِ وُجِـدَا * وَالمَـدُّ وَسْـطُهُ فَحَـرْفِــيٌّ بَـدَا


كِـلاَهُـمَا مُثَـــقّـلٌ إِنْ أُدْغِـمَا * مَخَفَّـفٌ كُــلُّ إِذَا لَـمْ يُـدْغَـمَا


وَالـلاَّزِمُ الْحَـرفِـيُّ أَوَّلَ السُّــوَرْ * وُجُـودُهُ وَفِـي ثَمَـانٍ انحَصَــرْ


وَعَيْنُ ذُو وَجْهَـيْنِ والطُّولُ أَخَصْ * يَـجْمَعُـهَا حُـرُوفُ كَمْ عَسَلْ نَقَصْ


وَمَا سِوَي الحَرْفِ الثُّلاَثِي لاَ أَلِـفْ * فـَمُـدُّه مَـدّاً طَبِيـعِـيَّا أُلِــفْ


وَذَاكَ أَيْضـاً فِـي فَـوَاتِحِ السُّـوَرْ * فِي لَفْظِ حَيٍّ طَـاهِرٍ قَـدِ انْحَصَـرْ


وَيَجْمَـعُ الْفَوَاتِـحَ الأَرْبَـعْ عَشَـرْ * صِلْهُ سُحَيْراً مَنْ قَطَعْك ذَا اشْـتَهَرْ


الخاتمة


وَتَــمَّ ذَا النَّـظْمُ بِحَـمْدِ اللَّـــهِ * عَـلَـى تَمَامِـهِ بِـلاَ تَــنَاهِـى


أَبْـيَاتُـهُ نَـدٌّ بَـداَ لِـذِى النُّـهَى * تَارِيخُهُ بُشْـرَى لِمَـنْ يُـتْقِـنُـهَا


ثُـمَّ الصَّـلاَةُ وَالسَّــلاَمُ أَبَـــداَ * عِـلـى خِـتَامِ الأَنْبِـيَاءِ أَحْـمَـدَا


وَالآلِ وَالصَّــحْبِ وَكُـلِّ تَـابِـعِ * وَكُــلِّ قَـارِئٍ وكُـلِّ سَــامِـعِ




المقدمة

Pendahuluan

يَقُــولُ رَاجِـي رَحمةِ الْغَـفُـورِ *  دَوْمَـاً سُلَـيْمَانُ هُـوَ الْجَمـْزُورِى

Berkata Sulaiman Al Jamzury, orang yang senantiasa mengharapkan rahmat sang Maha Pengampun..

الْحَمْــدُ لِلَّــهِ مُصَـلّـِياً عَـلـى *  مُـحَمَـــدٍ وآلِــهِ وَمَـنْ تَـلاَ

Segala puji bagi Allah, Shalawat atas Muhammad beserta keluarga dan orang yang mengikutinya..

وَبَعْـدُ هـذَا النَّـظْـمُ لِلْـمُرِيــدِ *  فــي النُـونِ والتَّـنْوِينِ وَالْمُدُودِ

Bait syair ini adalah untuk orang yang menginginkan (pembahasan) pada masalah nun, tanwin, dan mad-mad..

سَــمَّيتُــهُ بِتُحفَـة الأَطْفَالِ  *  عَـنْ شَيْـخِنَا الْمِيـهِىِّ ذِي الْكَمالِ

Aku namakan dengan Tuhfatul Athfal.. dari (riwayat) Syaikh kami, Al Mihiy yang memiliki kesempurnaan (ilmu)..

أَرْجُــو بِـه أَنْ يَنْـفَعَ الطُّـلاَّبَـا*  وَالأَجْــرَ وَالْقَـبُـولَ وَالثَّـوَابـا

Aku berharap (kitab ini) bermanfaat untuk penuntut ilmu.. dan Aku berharap amalan ini diterima, mendapatkan balasan dan pahala..




النون الساكنة والتنوين

Nun Sukun dan Tanwin

لِلـنُّــونِ إِنْ تَسْـكُنْ وَلِلتّـَنْوِينِ *  أَرْبَـعُ أَحْكَـامٍ فَخُـذْ تَبْـيِـيـنِـي

Nun Sukun dan Tanwin memiliki empat hukum, maka perhatikanlah penjelasanku..

فَـالأَوَّلُ الإظْـهَارُ قَـبْـلَ أَحْـرُفِ * لِلْحَـلْـقِ سِـتٍ رُتِّبَتْ فَلـتَـعْرِفِ

Pertama, Idzhar (jika ada nun sukun / tanwin) sebelum enam huruf halqy (tenggorokan) yang tersusun maka ketahuilah..

هَمْـزٌ فَـهَـاءٌ ثُـمَّ عَـيْـنٌ حَـاءُ * مُـهْمَلَـتَانِ ثُــمَّ غَيْـنٌ خَــاءُ

Hamzah (أ) , Ha besar (هـ), ‘Ain (ع), Ha kecil (ح), kemudian Gha (غ), dan Kha (خ)..

والـثّـَانـي إِدْغَـامٌ بِسـتَّةٍ أَتَـتْ * فِـي يَـرْمَـلُـونَ عِنْدَهُمْ قَدْ ثَبَتَتْ

Kedua, Idgham yang memiliki 6 huruf yang datang kemudian, terhimpun dalam kata:

يَرْمُلُوْنَ  (ي-ر-م-ل-و-ن)

لَـكِنَّهَا قِسْـمَانِ قِسْــمٌ يُـدْغَـمَا * فِـيهِ بِـغُـنّـَةٍ بِيَـنْـمُو عُلِـمَـا

Akan tetapi Idgham ada dua jenis; yang pertama didengungkan (Idgham bighunnah) untuk huruf yang dikenal terangkum dalam kata

يَنْمُوْ  )ي – ن – م – و(


إِلاَّ إِذَا كَـانَـا بِـكــِلْمَـةٍ فَــلاَ * تُـدْغِـمْ كَدُنْـيَا ثُمَّ صِـنْوَانٍ تَـلاَ

Kecuali jika (nun sukun/tanwin bertemu huruf ini) dalam satu kata, maka jangan didengungkan tetapi bacalah seperti “دُنْـيَا” dan “صِـنْوَانٍ”

وَالثَّـانـي إِدْغَــامٌ بِغَيْــرِ غُـنَّةْ * فـي الـلاَّمِ وَالـرَّا ثُـمَّ كَـرّرَنَّـهْ

Jenis yang kedua adalah idgham bilaa (bighairi) ghunnah yaitu untuk huruf lam (ل) dan ra (ر)  yang dibaca Takrir (bergetar)

وَّالثَـالـثُ الإِقْـلاَبُ عِنْـدَ الْبَـاءِ * مِيــماً بِغُـنَــةٍ مَـعَ الإِخْـفَـاءِ

Ketiga, Iqlab yaitu ketika (Nun sukun / tanwin bertemu) huruf Ba (ب) maka dibaca mim yang didengungkan serta disamarkan.

وَالرَّابِـعُ الإِخْـفَاءُ عِنْـدَ الْفاضِـلِ * مِـنَ الحُـرُوفِ وَاجِـبٌ لِلْفَاضِـلِ

Keempat, Ikhfa yaitu untuk sisa huruf hijaiyah yang wajib menurut Ulama Qirooah

فـي خَمْسَـةٍ مِنْ بَعْدِ عَشْرٍ رَمْزُهَا * فِـي كِلْمِ هذَا البَيْتِ قَـدْ ضَمَّنـْتُـهَا

Aku telah menyusun rumus 15 huruf ikhfa yang terangkum dalam kalimat bait ini:

صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا * دُمْ طَيّـَباً زِدْ فِي تُـقَىً ضَعْ ظَالِـمَا

صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا  دُمْ طَيّـَباً زِدْ فِي تُـقَىً ضَعْ ظَالِـمَا [1]


الميم والنون المشددتين

Mim dan Nun yang bertasydid

وَغُـنَّ مِيـماً ثُـمَّ نُونـاً شُــدِّدَا * وَسَــمِّ كُـلاً حَـرْفَ غُـنَّةٍ بَـدَا

Dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid.. dan namakanlah kedua huruf tersebut dengan huruf ghunnah dan tampakkanlah


الميم الساكنة

Mim Sukun

وَالِميـمُ إِنْ تَسْـكُنْ تَجِى قَبْلَ الْهِجَا *  لاَ أَلــفٍ لَيِّــنَةٍ لِــذِى الْحِـجَا

Jika Mim sukun itu terletak sebelum semua huruf hijaiyah selain alif layyinah (alif sukun) bagi orang yang berakal

أَحْـكَامُـهَا ثَـلاَثَـةٌ لِمَـنْ ضَبَـطْ  *  إِخْـفَاءٌ ادْغَـامٌ وَإِظْـهَـارٌ فَقَــطْ

Hukumnya ada  tiga saja bagi yang menetapkannya..  yaitu Ikhfa, Idgham, dan Idzhar

فَـالأَوَّلُ الإِخْـفَـاءُ عِنْـدَ الْبَــاءِ *  وَسَـمِّـهِ الشَّفْــوِىَّ لِلْـقُــرَّاءِ

Pertama, Ikhfa yaitu ketika huruf Ba (didahului mim sukun).. Ahli Qiroah menyebutnya Ikhfa Syafawy

وَالثّـَانـى إِدْغَـامٌ بِمِـثْلِـهَا أَتَـى *  وَسَـمِّ إدغـاماً صَـغـِيراً يَا فَـتَى

Kedua, Idgham (dengan huruf yang sama yaitu bertemu mim juga) Namakanlah Idgham Shaghir (kecil) wahai pemuda..

وَالثـَّالِـثُ الإِظْـهَارُ فِـى الْبَقِيَّـةْ  *  مِـنْ أَحْـرُفٍ وَسَـمِّـهَا شَفْوِيَّـهْ

Ketiga, Idzhar, pada huruf-huruf sisanya.. dan namakanlah Idzhar Syafawi

وَاحْـذَرْ لَدَى وَاوٍ وَفَـا أَنْ تَخْتَـفىِ*  لِـقُـرْبِــهَا وَلاتحادِ فَاعْـرِفِ

Berhati-hatilah pada huruf Wa dan Fa karena kesamarannya (dengan ba)..   karena kedekatan (fa) dan kesamaan makhraj (wa)  maka kenalilah..


لام آل ولام الفعل

Lam Al (Alif lam Qomariyah & Syamsiyah) dan Lam fi’il

لِلاَمِ أَلْ حَـالاَنِ قَـبْـلَ الأَحْــرُفِ * أُولاَهُــمَا إِظْـهَـارُهَا فَلْتـَعْـرِف

Hukum lam sebelum huruf-huruf (hijaiyah selain alif) itu ada dua; pertama dibaca idzhar (jelas) lam nya maka kenalilah..

قَبْلَ ارْبَـعٍ مَعْ عَشْرَةٍ خُـذْ عِلْمَـهُ * مِنَ ابْـغِ حَجَّـكَ وَخَـفْ عَقِيـمـهُ

keempat belas huruf yang dibaca jelas, maka ambillah ilmunya dari kalimat berikut:

ابْـغِ حَجَّـكَ وَخَـفْ عَقِيـمـهُ[2]


ثَانِيـهِـمَا إِدْغَـامُـهَا فـى أَرْبَـعٍ * وَعَـشْـرَةٍ أَيْـضاً وَرَمْـزَهَا فَـعِ

Kedua, dibaca idgham yaitu melebur (lam nya tidak dibaca, tetapi langsung dibaca hurufnya) yang juga 14 huruf dengan rumus:

طِبْ ثُمَّ صِلْ رُحْمَاً تَفُـزْ ضِفْ ذَا نِعَم * دَعْ سُـوءَ ظَنٍ زُرْ شَرِيـفَاً لِلْكَـرَم

طِبْ ثُمَّ صِلْ رُحْمَاً تَفُـزْ ضِفْ ذَا نِعَم  دَعْ سُـوءَ ظَنٍ زُرْ شَرِيـفَاً لِلْكَـرَم[3]

وَاللاَّمَ الاُولَـى سَـمِّـهَا قَمْـرِيَّـهْ *  وَالـلاَّمَ الاُخْـرىَ سَمِّـهَا شَمْسِـيَّهْ

Lam pertama disebut alif lam qomariyyah.. Lam kedua disebut Alif lam Syamsiyyah

وأظْـهِـرَنَّ لاَمَ فِـعْــلٍ مُطْلَــقاً * فـى نَحْـوِ قُلْ نَعَمْ وَقُلْـنَا وَالْتَقَـى

Adapun lam fi’il semuanya secara mutlak dibaca jelas contohnya قُلْ dan َقُلْـنَا dan اِلْتَقَـى







المثلين والمتقاربين والمتجانسين

Mitslain, Mutaqaribain, dan Mutajanisain

إِنْ فِي الصِّفَاتِ وَالمَخَـارِجِ اتَّفَـقْ * حَـرْفَانِ فَالْمِثْـلاَنِ فِـيهِـمَا أَحَـقْ

Jika (pada dua huruf) Sifat dan Makhraj hurufnya sama,  maka ia disebut Mitslain (Mutamatsilain)

وَإِنْ يَكُـونَا مَخْـرَجـا ًتَـقَـارَبَـا * وَفـي الصِّـفَاتِ اخْتَـلَـفَا يُلَقَّــبَا

JIka makhrajnya (berdekatan) dan Sifat hurufnya berbeda, maka ia disebut Mutaqoribain

مُـتْـقَارِبَـيْنِ أَوْ يَكُــونَا اتَّفَـقَا * فِـي مَـخْرَجٍ دُونَ الصِّفَاتِ حُقِّـقَا

Jika Makhrajnya sama, sifat huruf nya berbeda, maka ia disebut sebagai Mutajanisain

بِالْمُتَجَانِسَــيْنِ ثُــمَّ إِنْ سـَكَـنْ * أَوَّلُ كُـلٍّ فَالصَّـغِـيرَ سَـمِّـيَـنْ

Kemudian jika  awal semua jenis ini (Mitslain, Mutaqaribain, Mutajanisain) hurufnya sukun, maka disebut dengan Shaghir..

أَوْ حُـرِّكَ الحَـرْفَـانِ فى كُلٍّ فَقُـلْ * كُـلٌّ كَبِــيرُ وافْهَمَـنْـهُ بِالْمُـثُلْ

Dan jika kedua hurufnya berharokat  pada semua jenis (Mitslain, Mutaqariain, Mutajanisain) maka disebut dengan  Kabir dan fahamilah yang kabir itu dengan mengambil contoh (talaqqy)




أقسام المد

Pembagian mad

وَالمـَدُّ أَصْلِـىُّ وَ فَـرْعِــىٌّ لَـهُ * وَسَــمِّ أَوَّلاً طَبِيـعِـيّاً وَهُـــو

Mad itu ada dua; Mad Ashly dan Mad Far’iy.. Mad Ashly disebut juga Mad Thabi’iy

مَـالاَ تَوَقُّـفٌ لَـهُ عَـلـى سَـبَبْ * وَلابِـدُونِهِ الحُـرُوفُ تُجْـتَـلَـبْ

Mad Thabi’iy itu tidak tergantung kepada sebab dan tidak pula ketiadaan huruf yang didapat

بلْ أَىُّ حَرْفٍ غَيْرُ هَمْزٍ أَوْ سُـكُونْ * جَا بَعْـدَ مَـدٍّ فَالطَّبِــيِعىَّ يَكُـونْ

Setiap huruf selain hamzah dan sukun yang datang setelah huruf mad (alif, waw,ya) maka ia adalah mad thabi’iy

وَالآخَرُ الْفَرْعِـىُّ مَوْقُـوفٌ عَلـي * سَـبَبْ كَهَمْزٍ أَوْ سُكُونٍ مُسْـجَـلاً

Kedua Mad Far’iy yang terjadi karena adanya sebab seperti adanya hamzah atau sukun secara mutlak.

حُـرُوفُــهُ ثَـــلاَثَـةٌ فَعِـيـهَا * مِنْ لَفْـظِ وَاىٍ وَهْىَ فى نُوحِـيـهَا

Huruf mad ada tiga maka hafalkanlah..  dari lafaz “وَاىٍ” contohnya نُوحِـيـهَا

وَالكَسْرُ قَبْـلَ الْيَا وَقَبْلَ الْواوِ ضَـمْ * شَـرْطٌ وَفَـتْحٌ قَبْـلَ أَلفٍ يُلْتَــزَمْ

Syarat nya harus senantiasa ada kasroh sebelum ya, Dhammah sebelum waw, dan fathah sebelum alif

وَاللِّـينُ مِنْـهَا الْيَا وَوَاوٌ سَـكَـنَا * إِنِ انْفِــتَاحٌ قَبْـلَ كُـلٍّ أُعْـلِـنَا

Adapun Mad Layyin yaitu jika ada fathah sebelum huruf ya dan waw sukun


أحكام المد

Hukum Mad

لِلْمَــدِّ أَحْـكَـامٌ ثَـلاَثَـةٌ تَـدُومْ * وَهْـيَ الْوُجُوبُ وَالْجَوَازُ وَاللُّـزُومْ

Hukum Mad selalu ada tiga, yaitu Mad Wajib, Mad Jaiz, dan Mad Lazim

فَـوَاجِبٌ إِنْ جَـاءَ هَمْـزٌ بَعْدَ مَـدْ * فِـي كِلْمَــةٍ وَذَا بِمُتَّصْــلٍ يُعَـدْ

Mad wajib terjadi jika ada hamzah setelah mad dalam satu kalimat yang bersambung (mad wajib muttashil)

وَجَـائـزٌ مَـدٌ وَقَصْـرٌ إِنْ فُصِـل * كُـلٌّ بِكِلْمَــةٍ وَهَذَا المُـنْفَصِــلْ

Mad Jaiz itu boleh dipanjangkan (seperti mad wajib muttashil) boleh pula dibaca pendek (seperti mad thabi’iy) yaitu jika (mad dan hamzah) masing-masing dalam kalimat terpisah dan ini disebut mad jaiz munfashil. .

وَمِثـْلُ ذَا إِنْ عَـرَضَ السُّـكُـونُ * وَقْـفَاً كَتَعْـلَـمُـونَ نَسْـتَعِــينُ

Contoh ini (mad munfashil yang boleh dibaca panjang atau pendek atau tawassuth/pertengahan) jika ada huruf yang disukunkan karena waqaf seperti  َتَعْـلَـمُـونَ dan  نَسْـتَعِــينُ  (Mad ‘Aridh Lissukun)

أَوْ قُـدِّمَ الْهَمْـزُ عَـلَـي المَـدِّ وَذَا * بَـدَلْ كَـآمَـنُوا وَإِيَـماناً خُــذَا

Jika Hamzah ada sebelum mad, maka ini adalah mad badal contohnya آمَـنُوا dan إِيَـماناً

وَلاَزِمٌ إِنِ السُّـكُـونُ أُصِّــــلاَ * وَصْلاَ وَوَقْـفاً بَعْـدَ مَـدٍّ طُــوّلاَ

JIka sukun bersambung setelah mad baik secara washal atau waqaf maka ini adalah mad lazim


أقسام المد اللازم

Jenis-jenis Mad Lazim

أَقْسَــامُ لاَزِمٍ لَـدَيهم أَرْبَـعَـةْ * وَتِـلْكَ كِـلْمِـيُّ وَحَرْفِـيٌّ مَعَــهْ

Mad Lazim menurut ulama qiroah ada empat jenis yaitu mad lazim kilmiy dan mad lazim harfiy

كِـلاَهُـمَا مُـخَـفَّـفٌ مُـثَـقَّـلُ * فَـهَـــذِهِ أَرْبَـعَـةٌ تُـفَصَّــلُ

Setiap dari keduanya (kilmy dan harfy) itu bisa mukhaffaf dan mutsaqqal maka ini adalah pembagian yang empat[4]

فَـإِنْ بِـكِلْمَـةٍ سُـكُونٌ اجْـتَمَـعْ * مَـعْ حَرْفِ مَـدٍّ فَهْوَ كِلْمِـيُّ وَقَـعْ

jika sukun bersama huruf mad berkumpul dalam satu kata, maka terjadilah mad lazim kilmy

أَوْ فـي ثُـلاَثِـيِّ الحُرُوفِ وُجِـدَا * وَالمَـدُّ وَسْـطُهُ فَحَـرْفِــيٌّ بَـدَا

apabila dijumpai ada tiga huruf dan ditengahnya itu adalah mad maka itu merupakan mad lazim harfiy


كِـلاَهُـمَا مُثَـــقّـلٌ إِنْ أُدْغِـمَا * مَخَفَّـفٌ كُــلُّ إِذَا لَـمْ يُـدْغَـمَا

Keduanya mutsaqqal jika di-idgham-kan dan mukhaffaf jika tidak di-idgham-kan

وَالـلاَّزِمُ الْحَـرفِـيُّ أَوَّلَ السُّــوَرْ * وُجُـودُهُ وَفِـي ثَمَـانٍ انحَصَــرْ

Mad Lazim harfiy ada di awal surat dan hurufnya terkumpul dalam delapan huruf

وَعَيْنُ ذُو وَجْهَـيْنِ والطُّولُ أَخَصْ * يَـجْمَعُـهَا حُـرُوفُ كَمْ عَسَلْ نَقَصْ

Huruf ‘ain memiliki dua jalan (mad dan tawassuth) akan tetapi yang masyhur adalah memanjangkannya (mad).. Berkumpul huruf (mad lazim harfy) dalam kalimat ” كَمْ عَسَلْ نَقَصْ”..

وَمَا سِوَي الحَرْفِ الثُّلاَثِي لاَ أَلِـفْ * فـَمُـدُّه مَـدّاً طَبِيـعِـيَّا أُلِــفْ

Dan apa yang selain huruf (mad) yang tiga selain alif,  maka mad nya disebut mad thabi’iy..

وَذَاكَ أَيْضـاً فِـي فَـوَاتِحِ السُّـوَرْ * فِي لَفْظِ حَيٍّ طَـاهِرٍ قَـدِ انْحَصَـرْ

Begitupula pada ayat pembuka surat-surat Al Quran yang terkumpul dalam kalimat

” حَيٍّ طَـاهِرٍ “

وَيَجْمَـعُ الْفَوَاتِـحَ الأَرْبَـعْ عَشَـرْ * صِلْهُ سُحَيْراً مَنْ قَطَعْك ذَا اشْـتَهَرْ

Berkumpul ke-empat belas huruf pembuka surat dalam kalimat

” صِلْهُ سُحَيْراً مَنْ قَطَعْك ذَا اشْـتَهَرْ “


الخاتمة

Penutup

وَتَــمَّ ذَا النَّـظْمُ بِحَـمْدِ اللَّـــهِ * عَـلَـى تَمَامِـهِ بِـلاَ تَــنَاهِـى

Telah selelasi nadzham ini dengan memuji nama Allah atas kesempurnaannya yang tak terbatas

أَبْـيَاتُـهُ نَـدٌّ بَـداَ لِـذِى النُّـهَى * تَارِيخُهُ بُشْـرَى لِمَـنْ يُـتْقِـنُـهَا

Bait-baitnya tampak serasi bagi yang berakal…  Tanggal pembuatan (kitab ini) adalah “menggembirakan bagi orang yang menguasainya”[5]

ثُـمَّ الصَّـلاَةُ وَالسَّــلاَمُ أَبَـــداَ * عِـلـى خِـتَامِ الأَنْبِـيَاءِ أَحْـمَـدَا

Kemudian shlawat serta salam semoga selalu tercurah atas penutup para nabi, Muhammad

وَالآلِ وَالصَّــحْبِ وَكُـلِّ تَـابِـعِ * وَكُــلِّ قَـارِئٍ وكُـلِّ سَــامِـعِ

Atas keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dan setiap pembaca dan pendengar Al Quran…


_________________________________

[1] Huruf ikhfa nya ada di awal setiap kata yaitu د, ط, ز, ف, ت, ض, ظ ص, ذ, ث, ك, ج, س, ق, س

[2] Setiap huruf dari kalimat ini yang berjumlah 14 adalah huruf-huruf yang termasuk alif lam qamariyyah

[3] Huruf pertama dari 14 kata dalam kalimat ini adalah huruf-huruf yang termasuk alif lam syamsiyyah

[4] Mad lazim mutsaqqal kalimiy, Mad lazim mutsaqqal harfiy, Mad lazim mukhaffaf kalimiy, Mad lazim mukhaffaf harfy

[5] Kalimat ini mengandung rahasia terkait waktu pembuatan matan ini. Silahkan merujuk ke kitab-kitab syarah yang menjelaskan masalah ini.

Selasa, 24 Maret 2015

Nadzom 'Aqidatul 'Awam

Aqidatul Awam adalah kitab nadzaman terdiri 50 lebih bait syair yang disusun oleh Syaikh Ahmad Marzuki berisi tentang dasar Ilmu Tauhid yang telah diterjemahkan oleh KH. Syarif Rahmat RA, SQ, MA dalam bentuk syair

اَبْدَأُبِاسْمَ اللهِ وَالرَّحْمنِ وَبَالرَّحِيْم دَائِمِ اْلأِحْسَانِ 1
Ku buka dengan nama Allah yang rahman
yang rohim abadi dalam kebaikan
فَالْحَمْدُاللهِ الْقَدِيْمِ اْلأَوَّلِ اَلأَخِرِالبَاقِى بِلاَتَحَوُّلِ 2
Puji bagi Allah yang maha Qodim dan
terakhir abadi tanpa perubahan ·
ثُمَّ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ سَرْمَدَ عَلَى النَبِىّ خَيْرِ مَنْ قَدْوَحَّدَا 3
Semoga sholawat salam selamanya
pada nabi yang terbaik tauhidnya ·
وَالِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعْ سَبِيْلَ دِينِ الْحَقِّ غَيْرَ مُبْتَدِعْ 4
Keluarga shabat pengikut jalan
kebenaran meninggalkan kebidahan ·
وَبَعَدْ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَةْ مِنْ وَاجِبِ للهِ عِشْرِيْنَ صِفَة 5
Waba’du maka wajib engkau ma'rifah
wajib bagi Allah 20 sifat ·
فَااللهُ مَوْجُوْدُ قَدِيْمُ البَاقِى مُخَالِفُ لِلْخَلْقِ بِاالإِطْلاَقِ 6
Allah wujud Qodim kekal selamanya
berbeda dengan seluruh ciptaannya.
وَقَاشِمٌ غَنِى وَوَا حِدٌ وَحَى قَادِرْمُرِيْدٌ عَلِمٌ بِكُلِ شَيْ 7
Berdiri sendiri hidup maha satu
Qodir murid tau segala sesuatu ·
سَمِيْعُنِ الْبَصِيْرُ وَالْمُبَّكِلَمُ لَهُ صِفَاتٌ سَبْعَةٌ تَنْتَظِمُ 8
Maha mendengar melihat dan berfirman
baginya 7 sifat yang di nadzomkan ·
فَقُدْرَةٌ اِرَدَةٌ سَمْعٌ بَصَرَ حَيَاةُ نِ العِلْمُ كَلاَمُ نِ اسْتَمَرْ 9
Qudrat uradat sama dan basor juga
Hayat ilmu kalamnya tiada terhingga ·
وَجَائِزُ بِفَضْلِهِ وَعَدْلِهِ تَرْكٌ لِكُلِّ مُمْكِنٍ كَفِعْلِهِ 10
Jaiz dengan murah dan keadilannya
Meninggalkan yang mungkin di lakukannya ·
اَرْسَل اَنْبِيَا ذَوِالفَطَانَهْ بِاالصِّدْقِ وَالتَّبْلِيْغِ وَالأَمَانَهْ 11
Mengutus para nabinya yang bersifat
Patonah sidiq tablik serta amanah ·
وَجَائِزٌ فِحَقِّهِمْ مِنْ عَرَضٍ بِغَيْرِ نَقْصٍ كَخَفِيْفِ الْمَرَضِ 12
Aroda basariyah yang tak merendahkan
di jaizkan seperti saku yang ringan ·
عِصْمَتُهُمْ كَسَائِرِ الْمَلَئِكَتِه وَاجِبَةٌ وَفَاضَلُوْ الْمَلاَئِكَة 13
Mereka ma’sum seperti malaikat
bahkan lebih tinggi dari malaikat ·
وَمُسْتَحِيْلُ ضِدُّكُلِّ وَاجِبٍ فَاحْفَظْ لِخَمْسِيْنَ بِحُكْمٍ وَاجِبٍ 14
Mustahil itu lawan yang diwajibkan
50 ini wajib kau hapalkan ·
تَفْصِيْلُ خَمْسَةٍ وَعِشْرِيْنَ لَزِمْ كُلَّ مُكَلَّفٍ فَحَقِفْ وَاغْتَنِمْ 15
Hapal 25 nabi Alla
wajib atas makallaf perhatikanlah
هُمْ اَدَمٌ إِدْرِيْسٌ نُوْحٌ هُودْمَعْ صَالِحْ وَاِبْرَاهِيْمُ كُلُ مُتَّبَعْ 16
Mereka itu Adam Idris Nuh Haddan
Sholeh Ibrahim semua jadi ikatan
 لُوطٌ وَاِسْمَاعِيْلُ اِسْحَاقٌ كَذَا يَعْقُوْبُ يُوْسُفْ وَاَيُوْبُ احْتَذَى 17
Lut Ismail dan Ishaq begitu halnya
Yakub Yusup Ayub datang sesudahnya
سُعَيْبُ هَارُوْنُ وَمُوْسَ وَلْيَسَعْ دُوْ الكِفْلِ دَاوُدُسُلَيْمَنُ اتَبَعْ 18
Su’eb Harun Musa Ilyas kemudian
Dulkipri daud dan nabi Sulaiman
إِلْيَاسُ يُوْنُسْ زَكَرِيَا يَحْيَى عِيْسَا وَطَهَ خَاتِمٌ دَاعْ غَيَا 19
Ilyas Yunus Zakariya Yahya ingat
Isa terakhir Muhammad jangan sesat
عَلَيْهِمْ الصَّلاَةُ وَالسَّالاَمُ وَأَلِهِم مَاذَا مَتِ الأَيَّامُ 20
Semoga salawat salam selamatnya
Pada nabi terbaik tauhidnya
وَلْمَلاَكُالَّذِى بِلاَ إَبٍ وَاُم لأَكْلَ لاَ شُرْبً وَلاَنَوْمَ لَهُمْ 21
Yang bernama malaikat itu kaum tak
beribu bapak tak makan dan minum
تَفْصِيْلُ عَشْرِ مِنْهُمُ الْجِبْرِيْلُ مِيْكَالُ اِشْرَافِيْلُ عِزْرَائِيْلُ 22
Perinciannya sepuluh yakni Jibril
Mikail dan Isrofil serta Izroil
مُنْكَرْ نَكِيْرْ وَرَقِيْبٌ وَكَذَا عَتِيْدُ مَالِكٌ وَرِضْوَانُ حْتَذَا 23
Munkar dan Nakir Rokib dan Atid juga
Malik penjaga neraka Ridwan surga
أَرَبَعَةٌ مِنْ كُتُبٍ تَقْصِيْلًهَا تَوْرَةُ مُوْسَى باالْهُدَى تَنْزِيَلُهَا 24
Ada empat buah kitab di turunkan
Taurat pada Musa menjadi tuntunan
زَبُوْرُدَاوُدْ وَإِنْجِيْلُ عَلَى عِيْسَى وَفُرْقَانُ عَلَى خَيْرِ الْمَلاَ 25
Zabur pada Daud injil diturunkan
Isa Qur’an pada sebaik Insan
وَصُحُفُ الْخَلِيْلِ وَالكَلِيْمِ فِيْهَا كَلاَ مُالْحَكَمِ الْعَلِيْمِ 26
Dalam suhuf Ibrahim dan Musa itu
firman yang bijaksana dan Maha tau
 وَكُلُّ مَاأَتَى بِهِ الرَّسُوْلُ فَحَقُهُ التَسْلِيْمُ وَالْقَبُوْلُ 27
Semua yang di bawa para utusan
wajib di terima dan diperhatikan
إِيْمَا نُنَا بِيَوْمٍ اَخِرٍ وَجَب وَكُلُ مَاكَانَ بِهِ مِنَ الأْعَجَبْ 28
Wajib iman pada hari kiamat
dan segala kejadian menajubkan
خَاتِمَةٌ فِى ذِكْرِبَا قِىالْوَاجِب مِمَّاعَلى مُكَلَّفٍ مِنْ وَاحِبِ 29
Penutup pembahas sisa kewajiban
yang atas orang Mukhallaf di wajibkan
نَبِيّنَا مُحَمَّدٌ قَدْارُسِلَ لِلْعَالَمْيِنَ رَحْمَةً وَفُضِّلاَ 30
Nabi kita Muhammad telah di utuskan
rahmat bagi alam dan di utamakan
اُبُوْهُ عَبْدُاللهِ عَبْدُ الْمُطَلِب وَهَاشِمٌ عَيْدُمَنَافِ يَنْتَسِبْ 31
Nasobnya Nabi Muhammad tanpa khilaf
Abdullah abdul Mutholib abdul Manaf
وَاُمُّهُ اَمِنَةُ الزُهْرِيَّه اَرْضَعَهُ حَلِيْمَةُ السَّعْدِيَّة 32
Ibunya siti Aminah Ajzuhriyah
di susukan Halimatussa’diyah
مَوْلِدُهُ بِمَكَّةَ الاَمِيْنَهَ وَفَاتُهُ بِطَيْتِبَةِ الْمَدِيْنَة 33
Tempat kelahirannya di kota Mekah
meninggal dunia di kota Madinah
أُتَمَّ قَبْلَ الْوَحْيِ اَرْبَعَيْنَا وَعُمْرُهُ قَدْجَا وَزَالسِتِّيْنَا 34
Dapat wahyu umur 40 tahun
usianya lebih 60 tahun
وَسَبْعَةٌ اوَلاَدُهُ فَمِنْهُمُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الذُكُرِو تُفْهَمُ 35
Tujuh putra dan putrinya sedangkan yang
laki-lakinya berjumlah 3 orang.
قَاسِمُ وَعَبْدُ الله وَهْوَالطَّيِّبُ وَالطَاهِرُبِذَيْنِ ذَايُلَقَّبُ 36.
Qosum dan Abdullah sering kita dengar
dengan toyib dan tohir di beri gelar
اَتَاهُ اِبْرَهِيْمُ مِنْ سَرِيَّه فَامُّه مَارِيَةُ الْقِبْطِيَِهْ 37
Ibrohim lahir melalui Mariah
seorang budak dari bangsa Qibtiyah
وَغَيْرُ اِبْرَاهِيْمُ مِنْ خَدِيْجَهْ هُمْ سِتَةٌ فَخَدْ بِهِمْ وَلِيْجَةْ 38
Selain Ibrohim dari Khodijah
jumlahnya 6 orang perhatikanlah
وَاَرْبَعٌ مِنَ اْلاِنَاثِ تُدْكَرُ رِضْوَانُ رَبِّى لِلْجَمِيْعِ يُذْكَرُ 39
Di sebutkan 4 anak perempuan
semua mendapat keridhoan tuhan
فَاطمَةٌ الزَّهْرَاءُ بَعْلُهُا عَلِى وَابْنَا هُمَا السِّبْطَانِ فَضْلُهُمْ جَلِى 40
Fatimah yang suaminya Ali serta
Hasan Husen keutamanya nyata
قَزَيْنَبٌ وَبَعْدَهَا رُقَيَّهْ وَاُمُّ كُلْثُوْمِ زَكَتْ رَضِيَّهْ 41
Zainab disusul Rokayah adiknya
Dan Umi Kulsum yang baik peranannya
عَنْ تِسْعِ نِسْوَةٍ وَّفَاةُ الْمُصْطَفَى خُيِّرْنَ فَاخْتَرْنَ النَّبِيّ الْمُقْتَفَى 42
Nabi tinggalkan 9 orang istri
yang di uji memiliki nabi sendiri
عَائِشَةٌ وَحَفْصَةٌ وَسَوْدَة صَفِِيَّةٌ مَيْمُوْنَةٌ وَرَمْلَةْ 43
Yaitu Aisyah Hapsah dan Saodah
Sopiah Maemunah serta Romlah
هِنْدٌ وَزَيْنَبٌ كَذَاجُويْرِيَّة لِلْمُؤْمِنِيْنَ اُمَّهَاتُ مَرْضِيَّة 44
Hindun Jaenab dan Juariah sedangkan
mereka ibunya orang yang beriman
هَمْزَةُ عَمُّهُ وَعَبَّاسٌ كَذَا عَمَّتُهُ صَفِيَّةٌ ذَاتُ احْتِذَا 45
Sayidinah Hamzah dengan Abbas paman
Sopiah bibi yang penuh kepatuhan.
وَقَبْلَ هِجْرَةِ النَبِيِّ اِلائِسْرَاء مِنْ مَكَةِ لَيْلاَ لِقُدْسِ يُدْرَا 46
Sebelum hijroh nabi Isro dari
Mekah ke Baitul Maqdis di malam hari
وَيَعْدَالاِسْرَاءِ عُرُوجٌ للِسَّمَا حَتَّى رَاءَ النَّبِيُّ رَبَّا كَلَمَّا 47
Setelah Isro ke langit di mi’rojkan
hingga nabi melihat tuhan berfirman
مِنْ غَيْرِ كَيْفٍ وَانْحِصَارِوَاقْتَرَضْ عَلَيْهِ خَمْسًا بَعْدَ حَمْسِيْنَ فَرَضْ 48
Tak tau caranya dan dapat amanah
lima dari 50 x sholat
وَبَّلَغْ الأُمَةَ بِاْلاِسْرَاءِ وَفَرْضِ جَمْسَةٍ بِلاَ امْتِرَاءِ 49
Kepada umatnya Isro disampaikan
juga sholat fardu tanpa keraguan
قَدْفَازَاصِتِيْقٌ بِتَصِدِيْقٍ لَهُ وَبَاالعُرُوْجِ الصِدْقُ وَافَى اَهْلَهُ 50
Beruntung Assidiq karena percaya
Isro dan Mi’raj tanpa ragu padanya
وَهَدِهِ عَفِيْدَةٌ مُخْتَصَرَةْ وَلِلْعَوَامِ سَهْلَةٌ مُيَسَّرَهْ 51
Ini Aqidah yang telah diringkaskan
bagi orang awam telah dimudahkan
نَاظِمُ تِلْكَ اَحْمَدُ الْمَرْزُوْقِ مَنْ يَنْتَمِى آلِلصَّادِقِ الْمَصْدُوقِ 52
Di nadzomkan oleh Ahmad Al Marzuki
yang silsilahnya sampai kepada Nabi
وَالْحَمْدُللهِ وَصَلَّى سَلَّمَا عَلَى النَبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ عَلَّمَا 53
Puji bagi Allah shalawat salamnya
pada Nabi yang terbaik mengajarnya.
وَالألِ وَالْصَّحْبِ وَكُلِّ مُرْشِدِ وَكُلِ مَنْ بِخَيْرِ هَدْيٍ يَقْتَدِى 54
Keluarga shahabat para panutan
dan para pemegang sebaik tuntunan
وَأَسْأَلُ الْكَرِيْمَ اِخْلاَصُ الْعَمَلْ وَنَفْعَ كُلِّ مَنْ بِهَا قَدِا شْتَغَلْ 55
Semoga Allah jadikan keikhlasan
dan manfaat bagi yang mempergunakan
اَبْيَتُهَا مَيْزٌ بِعَدِّ الْجُمَلْ تَارِيْخُهَالِى حَيٌّ غُرِّجُمَلْ 56
Baitnya 50 Nadzoman
thannya satu dua lima delapan
سَمَيْتُهَا عَفِيْدَةُ الْعَوَامِ مِنْ وَاجِبِ فِى الدِّيْنِ بِاالتَّمَامِ 57
Dengan Aqidatul Awam ku namakan
bagi pokok yang di wajibkan

Nadzom Hidayatus Shibyan

 Kitab Hidayatus Sibyan adalah kitab nadzamanberisi tentang dasar-dasar Ilmu Tajwid. Nadzaman ini berisi 40 (empat puluh) bait dan telah diterjemahkan dalam bentuk syair pula oleh Bapak KH. Syarif Rahmat RA, SQ, MA untuk memepermudah santri dalam menghafalkannya sebagai landasan benar membaca Al Qur'an.



اَلْحَمْدُ للهِ وَصَلَّى رَبُّنَا  # عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفى حَبِيْبَنَا 1

Puji bagi Allah dan shalawat Tuhan

kepada Nabi terkasih dan pilihan

وَألِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ قَرَى # وَهَاكَ فِى التَجْوِيْدِ نَظْمًا حُرِّرَا 2

Keluarga sahabat pembaca al-Qur'an

ini nadzom tajwid telah dibersihkan ·

سَمَّيْتُهُ هِدَايَةَ الصِّبْيَانِ # اَرْجُوالِهِ غَايَةَ الرِّضْوَانِ 3

Ku namakan kitab Hidayatussibyan

ku mohon Allah curahkan keridhoan

حْكَامُ التَنُوْيِنِ وَنُوْنٍ # تَسْكُنُ عِنْدَالْهِجَاءِ خَمْسَةٌ تُبَيَّنُ 4

Hukum tanwin dan nun mati berhadapan

huruf hijaiyah lima di jelaskan ·

اِظْهَرُاِدْغَامٌ مَعَ الْغُنَّةِ اَوْ بِغَيْرِ # هَاوَالْقَلب وَاْلأِخْفَاء رَوَوا 5

Idzhar Idzghom ma'al gunnah yang berdengung

Bila Gunnah Iqlab Ikhfa jangan bingung.

فَظْهِر لَذَى حَمْزٍ فَهَاءٍ حاء # وَالْعَيْنِ ثُمَّ الْغَيْنِ ثُمَّ الِخَاءِ 6

Pada huruf hamzah Ha ha ain serta

ghoin dan ho Idzhar dibacanya nyata ·

وَادْغِمْ بِغُنَّةٍ بِيَنُّو لاَاِذَا # كَانَ بِكِلْمَةٍ كَدُنْيَا فَامْبِذَا 7

Idzghom Bigunnah ya nun mim serta wau

bila disatu kalimah Idzhar kama.

وَادْ غِمْ بِلاَ عُنَّهِّ فِى لاَمِ وَرَا # فَالْقَلْبُ عِنْدَ الْبَاءِ مِيْمَا ذُكِرَ 8

Lam dan ra bila gunnah hukumnya

Iqlab P huruf ber mim dibacanya! ·

وَاَخْفِبَنِّ عِنْدَ بَاقِى الأَحْرُفِ # جُمْلَتُهَا خَمْسَةُ عَشْرٍ فَاعْرِفِ 9

Bacalah ikhfa pada sisa hurufnya

15 hafalkanlah semuanya.

وْغُنَّةٌ قَدْاوَجَبُوْهَا اَبَدَا # فِى المِيْمِ وَالنُّوْنِ إِذَا مَاشُدِّدَا 10

Para ulama semua mewajibkan

gunah pada mim dan nun yang di tasjidkan

وَالْمِيْمُ إِنْ تَسْكُنُ لَدَ الْبَاتُخْتَفَى # نَحْوُعْتَصِمْ بِااللهِ تَلْقُ الشَّرَفَ 11

Bacalah ikhfa mim sukun yang bertemu ba

seperti I'tasum billah kamu coba

وَادْ غِمْ مَعَ الْغُنَّةِ عِنْدَ مِثْلِهَا # وَاظْهِر لَدَى بَقِى الْحُرُوفِ كُلِّهَا 12

Bila menghadap mim bigunnah namanya

Idhar pada sisa huruf semuanya.

وَاحُرْصْ عَلَى اْلأِظْهَارِ عِنْدَ الفَاءِ # وَالْوَاوِ وَاحْذَرْدَا عيَ الإِخْفَاءِ 13

Idzhar safawi pada pa serta wawu

hindarilah jangan sampai Ikhfa kamu

إِدْغُامُ كُلِّ سَاكِنِ قَدْ وَجَبَا # فِى مِثْلِهِ كَقَوْلِهِ إِذْدَ هَبَا 14

Huruf sukun bertemu serupa coba

Idghomkan seperti lafadz Idzhahaba

وَقِسْ عَلَى هدَاسِوَا وَاوٍ تَلاَ # ضَمًّاوَيَاءِ بَعْدَكَسْرِ يُجْتَلى 15

Kiasan semua selain wau yang

bertemu dommah ya dengan kasiah terang

مِنْ نَحُوِ فِى يَوْمٍ لِيَاءِ اَظْهَرُوا # وَالوَاوِ مِنْ نَحْوِاصْبِرُوْا وَصَابِرَو 16

Semisal kata yaumin idzharkan

kata asbuu wasobiru samakan

وَالتَّاءُ فِىدَالٍ وَطَاءِ اَسْبَتُوا # اِدْغَامَهَانَحْوُ اُجِيْبَتْ دَعْوَةُ 17

Ta berhadapan dah dan tho pun begitu

umpama kalimat ujibat da'watu ·

وَامَنَتْ طَائِفَةُ وَاَدْغَمُوا # الدَّالَ فِى الظَّاءِبِنَحْوِاذْظَلَمُوْا 18

Amanat tha upayatun juga masukan

dzal dalam dho idzalamu dimisalkan

وَالدَّالَ فِى الثَاءِ بِلاَ مْتِرَاءِ # وَلاَمَهَل وَبَلْ وَقُلْ فِىْ الرَّءِ 19

Idzghomkan dal ke dalam la dan yakinkan

lam mati ke dalam ro coba praktekan

مِثْلُ لَقَدْ تَابَ وَ قُلْ رَبِّ احُكُمِ # وَالْكُلُّ جَاءَبَا تِّفَا قِ فَاعْلَمِ 20

Umpama Qod taba wagulrobikumi

semua Idghomkan semoga kau ma'lumi

وَاَظْهِرَنَّ لاَمَ تَعْرِفِ لَذَى # ارَبْعَةٍ مِنْ بَعْدِ عَشْرٍ تُوْجَدَ 21

Terhadap lam ta'rip haruskan Idharkan

pada 14 huruf perhatikan

فِى اَبُغِ حَجَتَكَ وَخَمْ عَقِيْمَةَ # وَفِى سَوَاهَامِنْ حُرُوْفٍ اَدْغِمَة 22

Pada abgi hazzaka wakop awimah

sedang yang lainnya Idghom jangan salah

وَلاَفِعِل اَظْهِرَنَّ مُطْلَقَا # فِيْمَا سِوَى لاَمٍ وَرَاءِ كَاالتَقَى 23

Selain pada lam dan baca Idzhar

Lam pi'il cara utago jangan gusar

وَاُلتَمِسُوْا وَقَلْ نَعَمْ وَقُلْنَا # وَاظْهِرْ لِحَرُفِ الْحَلْقِ كَاصْفَحْ عَنَّا 24

Kata utamisu qulnaam dan qulna

Idzharkan huruf halaq Ispa'ana

مَالَمْ يَكُنْ مَعُ مِثْلِهِ وَالْيُدْ غَمَ # فِى مَثْلِهِ حَتْمًا كَمَا تَقَدَّ مَا 25

Bila hurufnya berbeda tapi jika

serupa Idgomkan seperti dimuka

وَاَحْرُفُ التَفُخِيْمِ سَبْعُ تُحْصَرُ # فِىخُصَّ ضَفْطٍ قِطْ يعُلْ تُشَهَرُ 26

Tafkhim atau istilah 7 hurufnya

qusho dagthin Qidz uslah rumusnya

قَلْقَلَةٌ يَجْمَعُهَاقَظْبُ جَقِ # بَيَّنِ لَذَى وَقْفٍ وَسَكْنٍ تَرْشُدِ 27

Pada qotba juddin qolqolah di himpun

baca jelas pada waqof atau sukun

وَاَحْرُفُ الْمَدِّتَلاَثُ صُتُّوصَفُ # اَلُوَاوُ ثُمَّ الْيَاءُ ثُمَّ اْلأَلِفُ 28

Hurup tanda panjang tiga semuanya

alip wau dan uyaya uulah namanya

وَشَرْطُهَا اسِكَانْ وَاوٍ بَعْدَ ضَمْ # وَسَكْنُ يَاءٍ بَعْدَكَسْرٍ مُلْتَزَمْ 29

Saratnya sukun wau setelah domah

dan ya sukun yang dayang setelah kasroh.

وَألِفُ مِنْ بَعْدٍ فَتْحٍ وَقَعَ # وَلَفْظُ نُوْ حِيْهَا لِكَُلِّ جَمَعَا 30

Bila alip di belakang harkat pathah

lapadz Nuhiha merangkum semua sudah

فَاِنْ فَقَدْتَ بَعْدَ حَرْفِيْهِ اليُّكُوْنِ # وَالْهَمْزُ فَاالْمَدِّ طَبِيْعِىْ يَكُنْ 31

Bila setelahnya tiada tanda mati

dan hamzah itu namanya mad tabi'i

وِإِنْ تَلاَهُ الْهَمْزُ فِى كَلِمَتِهِ # فَوَجِبٌ مُتَصِلٌ كَجَائَتِه 32

Ja'a mad wajib muttasilnya adalah

karena hamzah ada di satu kalimah

وَاِنْ تَلاَهُ وَبَأُخْرَةَ صَلَ # فَجَائِزٌ مُنْفَصِلٌ كَلاَإِلَى 33

Jaiz munfasil lapadz laila itu karena

hamzah bukan di kalimat satu

وَإِنْ يَكُنْ مَنْ يَعْدَهُ مُشَدَّدَا # فَلاَزِمٌ مُطَوَالٌ كَحَآدَّا 34

Apabila setelah mad tasjid ada

mad lazim mutawal seperti hadda

كَذَاكَ كُلَّ سَاكِنٍ تَأَصَّلَ # مُخَفَفا يَكُوْنُ اَوْمُثَقَلاَ 35

Begitupun setiap sukun yang asal

murawal mukhapap atau musaghol

وَمِنْهُ مَايَأتِى فَوَا تَحِّ السَّوَار # وَفِى ثَمَانِ مِنْ حُرُوْفِيْهَاظَهَر 36

Di antaranya hurup pembuka surat

jumlahnya 8 dapat kamu lihat.

فِي كَمْ عَسَلْ نَقَصَ حَصْ هَاعُرِف # وَمَا سِوَاهَا فَطَبِيْعِ لاَأَلِف 37

Lam asal Nagoso telah diketahui

sisanya alip mad tobi'i

وِإِنْيَكُنْ قَدْ عَرَضَ السُّكُوْنُ # وَقْفًا فَعَارِضُ كَنَسْتَعِيْنُ 38

Kalau terpaksa sukun karena berhenti

semisal papad nastain mad aridi

 وَاخْتِمُ بِحَمْدِاللهِ وَالصَّلاَةِ # عَلَى النَّبِىِّ طَيِّبِ الصِّفَاتِ 39

Akhiri memuji Allah dan sholawat

pada nabi pemilik sebaik sifat

وَاْلأَلِ وَالصَّحْبِ مَعَ السَّلاَمْ # اَبِيَتُهَااَرْبَعُوْنَ بْاالتَّمَامِ 40

Keluarga shahabat dan limpah salam

kitab ini 40 bait khatam



Disusun Oleh : KH. Syarif Rahmat RA, SQ, MA

Senin, 23 Maret 2015

Nadzoman Fiqih ( 1 )

بسم الله الرحمن الرحيم


Ari puji nu sampurna eta tetep
Kagungan Allah nu kapershifat lengkep
Rohmat Allah mugi tetep sareng salam
Di jeng Nabi Muhammad mustika 'alam

Wa b'aduhu iyeu anu dinadzomkeun
Kitab fiqih ngarah resep ngarapalkeun
Mugi iyeu nadzom sing manfa'at geude
Ka nu ngaos ka lalaki ka awewe


FASHAL MERTELAKEUN CAI

Sakur cai bijil ti bumi ti langit
Meunang dipake susuci najan pait
Kaya ibun cilaut sumur wahangan
Hujan buah ciburial jeung cihujan

Anging lamun eta cai geus dipake
Miceun najis hadats leutik hadats geude
Maka eta suci tapi teu nyucikeun
Mun teu robah ku najis anu dipiceun

Deui cai robah sebab kacampuran
Barang suci kaya cai dientehan
Henteu jadi naon-naon cai robah
Sebab cicing atawa kayu di kulah

Ari cai saeutik mun kanajisan
Jadi najis najan teu robah teu naon
Sejen lamun cai geude kanajisan
Mun teu robah eta teu jadi halangan

Ari cai kapanasan mata poe
Eta makruh kana salira teu sae
Makruh soteh mun cai na masih panas
Dina wadah nu dipalu lian emas

Deui makruh cai kacida panas na
Cara makruh cai kacida tiis na
Ngaran cai saeutik nu henteu aya
Tila ratus puncul lima kati jawa

Lamun cukup beurat tilu ratus lima
Disebut na cai geude ku Ulama
Lamun wadah pasagi sa asta leuwih
Saparapat eta cai geude deuih


FASAL MERTELAKEUN NAJIS

Sakur 'ain bijil tina qubul dubur
Eta najis lian mani nu ditutur
Anjing babi arak bangke geutih nanah
Bulu bangke tulang ceker na jeung utah

Anging bangke jalma simeut lauk cai
Eta tilu rupa bangke tetep suci
Ari reuhak ciduh leho korong cileuh
Eta lain najis tapi barang geuleuh

Anggahota pisah tina sasatoan
Anu hirup hukum bangke sato hewan
Anging bulu sato hewan nu didahar
Jeung ciduh na kesang kasturi teu samar


FASAL NGABERSIHKEUN ANU NAJIS

Suci lamun jadi cuka eta arak
Ku sorangan najan dipoe ngagolak
Ari ngumbah najis anjing sareng babi
Tujuh kali make taneuh nu sakali

Ari najis salian anjing jeung babi
Lamun leungit 'ain cukup ku sakali
Tapi utama na ngumbah tilu kali
Najan najis leungit ku ngumbah mimiti

Ari kulit bangke lian anjing babi
Ku disamak eta kulit jadi suci
Ari nanah cenang bisul geutih raheut
Dihampura mun saeutik dina sholat

Deui dihampura najis leutik pisan
Teu katingal ku tingali pertengahan
Ari ci kiih budak lalaki anu
Acan umur dua taun ti ngajuru

Sareng acan barang dahar lian susu
Cukup dikepretan cai tempat itu
Ari najis hukum cukup ku sakali
Ngaliwatkeun cai kana tempat tadi



FASAL MERTELAKEUN FARDHU WUDHU

Fardhu wudhu aya genep sadayana #
Hiji niat kadua ngumbah beungeut na
Tilu ngumbah leungeun dua jeung sikut na #
Opat ngusap saeutik tina sirah na

Lima ngumbah dua suku neupi kana #
Mumuncangan tartib rukun ka genepna


FASAL MERTELAKEUN NU NGABATHALKEUN KANA WUDHU

Opat rupa ngabatalkeun kana wudhu #
Coba bilang ku maneh ulah kaliru
Hiji nu kaluar ti salasahiji #
Qubul dubur naon bae lian mani

Kaduana leungit akal sebal edan #
Sebab weureu sare sakalor jeung ayan
Angin jalma sare nu rapet birit na #
Kana tempat diuk teu batal wudhuna

Katiluna paantel kulit awewe #
Jeung lalaki duanana pada geude
Batal soteh antel jeung lain mahrom na #
Serta teu make hahalang antarana

Ka opatna nyabak qubul sareng dubur #
Bangsa jalma ku dampal leungeun dilager


FASAL MERTELAKEUN FARDHU ADUS (mandi)

Fardhu adus aya dua masing awas #
Hiji niat dina hate masing awas
Dua ngaratakeun cai kana badan #
Anu dzhohir sareng buuk walatraan


FASAL ANU NGAWAJIBKEUN KANA ADUS

Ari syarat wudhu sareng syarat mandi #
Eta aya sapuluh teu kirang deui
Hiji islam dua tamyiz tilu suci #
Tina nifas sareng hedh mungguh di istri

Opat ulah aya barang any nyegah #
Datang cai kana kulit kaya geutah
Lima ulah aya barang nu ngarobah #
Kana cai dina tempat nu dikumbah

Genep nyaho kana kafardhuanana #
tujuh ulah neqodkeun sunnah ngumbahna
Kadalapan cai na anu nyucikeun #
sareng anu dua deui ditangtukeun

Di jalma nu langgeng hadats eta tangtu #
hiji tuluy-tuluy dua manjing waktu


FASAL MERTELAKEUN PAHARAMAN KA JALMA BOGA HADTS LEUTIK HADATS GEUDE

Saha jalma batal wudhu maka haram #
opat rupa hiji sholat coba faham
Dua thowaf katiluna nyabak qurãn #
njan tulisan sa ayat dina papan

Opat mawa qurãn anging diweunangan #
dina barang ulah niat mawa qurãn
Haram ka jalma nu junub genep rupa #
ari anu opat tadi jangan lupa

Lima cicing di masjid anging di pipir #
genep maca qurãan anging niat dzikir
Ari paharaman sabab hedh jeung nifas #
sapuluh genep nu tadi jangan was-was

Tujuh puasa jeung tholaq ka dalapan #
ari ngaliwat ka masjid ka salapan
Haram liwat lamun geutih sieun ngecret #
ukur makruh lamun aman urat aret

Sapuluh dialap suka antarana #
tuur bujal najan teu aya syahwatna


FASAL MERTELAKEUN HAIDH JEUNG NIFAS

Ari kadar haidh anu pang saeutikna #
kadar sapoe sapeuting kaluarna
Ari gholibna genep atawa tujuh #
najan kaluarna geutih henteu puguh

Lima belas dinten jaman pang seueurna #
najan sajam unggal dinten kaluarna
Suci antara dua hedh saeutikna #
lima belas dinten sinareng wengina

Ari dua puluh tilu atanapi #
dua puluh opat gholibna di istri
Ari seueurna suci teu dianggeran #
sok aya istri saumur teu kotoran

Lamun datang haidh sanggeus manjing waktu #
anu mahi keur sholat nu boga waktu
Halna tacan sholat dina waktu eta #
maka wajib qodho sholat nu harita

Lamun leungit man'i maka wajib mandi #
najan tacan nepi kana gholib suci
Lamun waktu aya keneh terus sholat #
mun teu aya terus qodho kade lepat

Najan eta waktu sholat ngan sakadar #
zaman takbirotul ihrom teu ditilar
Serta wàjib qodho anu samemehna #
sholat waktu anu meunang dijam'ana

Kaya suci waktu 'isya sareng 'ashar #
maka wajib qodho maghrib sareng dzuhur
Ari salian ti eta kaya suci #
waktu subuh qodho subuh bae hiji

Ari saeutikna kàdar zaman nifas #
eta sakecretan geutih henteu teras
Ari gholib nifas opat puluh dinten #
pang seueurna zaman genep puluh dinten



Bersambung

Jumat, 20 Maret 2015

Nadzom yang biasa dibaca setelah ngaji dan baca Al-quran

كَلاَمٌ قَدِيْمٌ لاَّ يُمَلُّ سَمَاعُهُ

Alquran adalah kalam Allah yang dahulu, tidak bosan mendengarnya

تَنَزَّهَ عَنْ قَوْلٍ وَّفِعْلٍ وَّنِيَّةٍ

Bersih dari ucapan, perbuatan dan niatan

بِهِ أَشْتَفِيْ مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَّنُوْرُهُ

Dengan Alquran saya mohon disembuhkan dari segala penyakit dan cahaya Alquran –

دَلِيْلٌ لِّقَلْبِيْ عِنْدَ جَهْلِيْ وَحَيْرَتِيْ

Petunjuk hati saya di kala kebodohan dan di saat kebingungan

فَيَا رَبِّ مَتِّعْنِيْ بِسِرِّ حُرُوْفِهِ
Wahai Tuhanku, senangkan diriku dengan rahasia huruf Alquran

وَنَوِّرْ بِهِ قَلْبِيْ وَسَمْعِيْ وَمُقْلَتِيْ

Dan dengan Alquran terangkan hatiku, pendengaranku dan penglihatanku

وَسَهِّلْ عَلَيَّ حِفْظَهُ ثُمَّ دَرْسَهُ

Dan dengan Alquran mudahkanlah kepadaku menghapal dan mempelajarinya

بِجَاهِ النَّبِيِّ وَاْلآلِ ثُمَّ الصَّحَابَةِ

Dengan pangkat ( Kemuliaan ) Nabi saw, keluarga dan para sahabatnya



 كــــــــــــلام قــــــديــــــم لا يــــــمــــــل ســــمــــاعــــه
تـــنــــزه عـــــــن قـــــــول وفــــعــــل ونــيـــتـــي

بـــــه أشــتــفــي مــــــن كــــــل داء ونــــــوره
دلـيـل لقلـبـي عـنـد جـهـلـي وحـيـرتـي

فـــــيـــــارب مــتــعـــنـــي بـــــســـــر حـــــروفـــــه
ونـــور بـــه قـلـبــي وسـمـعــي ومـقـلـتـي

وهـب لــي بــه فتـحـا وعلـمـا وحكـمـة
وآنس به يارب في القبر وحشتي

وصــــــــل وســــلــــم كــــــــل يــــــــوم ولـــيـــلـــة
على من به الرحمـن يقبـل دعوتـي

وآل وأصـــــــحـــــــاب كــــــــــــــرام وأئـــــــمــــــــة
بـــهـــم يــغــفــر الــغــفــار ذنـــبـــي وزلـــتــــي


الأبيات لابن عراق الكناني

أراد الناظم أن يقول في البيت الأول:

ـ إن كلام الله ليس بحرف ولا صوت.
ـ وإلى أنه غير مخلوق.
ـ وإلى أنه غير حال في شيء مخلوق.

فأشار إلى ذلك كله بقوله: "قديم" ثم فصل وأكد تنزهه عن الحرف والصوت بقوله : "تنزه عن قول" وأشارة إلى الثاني بقوله: "وفعل" وأشار إلى الثالث بقوله: "ونيتي" .


وأما البيت الأخير فصوابه حذف الواو من كلمة "أئمة" فهي بلا واو، ومقصده واضح في هذا البيت وهو التوسل بمن ذكرهم من الآل والأصحاب

Kisah Imam Sibaweh

Siapa yang tidak kenal dengan sang ilmuwan Nahuyang satu ini. Namanya begitu harum dikalangan para ahli bahasa dan sangat familiar sebagai seorang yang ahli dalam ilmu tatabahasa Arab khususnya dalam Fan Ilmu Nahwu. Beliau mempunyai sejarah hidup yang sangat menakjubkan, terlebih dalam perjalanan intelektualnya menggeluti bidang gramatika arab itu. Beliau mempunyai guru yang bernama Imam Khalil bin Ahmad al-Farahidi, seorang yang sangat alim dalam bidang Nahu sekaligus pencipta ilmu ‘Aruud (ilmu timbangan syiir) yang popular itu. Imam Khalil juga dikenal sebagai pengarang kitab al- ’Ain, kitab/ kamus bahasa Arab pertama yang muncul di permukaan bumi.



Sibawaihi berguru kepada Imam Khalil selama beberapa tahun lamanya bersama seorang teman seperguruannya yang bernama Asmu’i. Sibawaihi adalah seorang yang sangat jenius, terbukti dalam beberapa kesempatan beliau pernah berdebat sengit dengan gurunya dan tak jarang Imam Khalil dibuat kewalahan oleh muridnya yang satu itu.



Dalam sebuah hikayat diceritakan bahwa karena saking jeniusnya, Sibawaihi telah melebihi keilmuan gurunya. Sehingga banyak dari murid-murid Imam Khalil yang berpindah dan lebih memilih berguru kepada Imam Sibawaihi ketimbang dirinya. Hal itu terjadi setelah Imam Sibawaihi pamit kepada Imam Khalil pasca beberapa lama berguru kepada beliau. Hal itu membuat sang guru yang ikhlas itu agak bersedih dan sedikit putus asa. Puncak dari kesedihan tersebut, beliau melarikan diri dari kediamannya lalu mengembara dengan tujuan yang tak jelas. Namun beliau berharap dalam pengembaraan itu, Allah memberikan suatu ilmu baru kepadanya sebagai tambahan ilmu dari ilmu murid yang telah mengalahkannya, yaitu Imam Sibawaihi.



Dalam perjalanan itu, beliau menemukan berbagai pengalaman baru. Banyak peristiwa-peristiwa alam yang terjadi disekitar beliau berupa aneka bebunyian yang beraneka ragam. Seperti bunyi desiran ombak di pantai, bunyi kicauan burung yang bersaut-sautan di udara, bunyi angin yang berhembus dengan lembutnya di telinga orang yangdirundung sedih dan pilu. Dari berbagai bunyian alam itu akhirnya Allah menganugerahkan sebuah ilmu baru kepada Imam Khalil, yaitu ilmu timbangan syair yang diberi nama dengan ilmu ‘Arudh dan Qawafi. Ilmu itu mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat besar, terkhusus dalam dunia sastra Arab yang kebanyakan penduduknya sangat hobi dengan syair. Nah untuk menguji kebenaran syair yang mereka buat agar terasa elegan didengar telinga, maka dibutuhanlah suatu ilmu untuk mengatur dan menyelaraskannya. Ilmu itu tak lain dan tak bukan adalah Ilmu Arudh dan Qawafi, dimana beliau dianggap sebagai orang yang pertama kali menciptakan ilmu tersebut dan tidak dimiliki oleh muridnya. Dengan ini hilanglah segala keputusasaan Imam Khalil yang selama ini menggerogoti hatinya.



Itulah salah satu hikayat kehebatan Imam Sibawaihi. Jarang-jarang seorang murid bisa mengalahkan gurunya dan bahkan sampai “merampas” murid-murid gurunya sebagaimana yang pernah dilakoni oleh Imam Sibawaihi. Akan tetapi jangan disalahpahami, bahwa merampas di sini tidak seperti yang kita bayangkan. Akan tetapi dalam artian adanya kecendrungan dari murid-murid Imam Khalil untuk berguru kepada Imam Sibawaihi, setelah beberapa lama belajar dengan Imam Khalil. Itu sebenarnya adalah wajar, karena menurut satu pepatah “guru yang hebat itu adalah guru yang muridnya bisa melebihi ilmu dankemampuannya”. Selain itumasih banyak hikayat- hikayat lain yang menunjukkan kehebatan Imam Sibawaihi dari gurunya tersebut.

>>>>>>>

Diantara hikayat antara Imam Kholil dan Imam Sibawaih adalah ketika kedua orang guru dan murid tersebut berdebat mengenai a’rifu al-maa’rif atau diantara 6 isim ma’rifah, isim ma’rifah mana yang dianggap paling ma’rifah. Cerita lengkapnya seperti dibawah ini :



Sebagaimana biasa, pada tiap harinya Imam Sibawaihi selalu belajar dengan gurunya yakni Imam Khalil bin Ahmad Al-Farahidi. Kebetulan pada hari itu objek kajian mereka berkenaan dengan isim-isim ma’rifah. Setelah mendengar keterangan dari gurunya yang menjelaskan bahwa isim ma’rifah yang paling ma’rifah itu adalah isim dhomir, muncullah suatu keraguan dihati Imam Sibawaihi. Dia bertanya-tanya dalam hati sembari merenungkan kalimat demi kalimat yang disampaikan oleh gurunya itu. Pas pada waktu gurunya diam, Sibawaihpun angkat bicara seraya berkata “setelah mendengarkan keterangan guru, saya agak ragu apakah benar isim yang paling ma’rifah itu adalah isimdhomir..?”,



Mendengar pertanyaan skeptis darimuridnya itu Imam Khalil mengeluarkan seluruh dalil-dalil dan keterangan-keterangan untuk menjelaskan dan menguatkan pendapatnya. Namun setelah dijelaskan beberapa kali, tetap saja Imam Sibawaihi meragukannya dan malahan menyanggah apa yang disampaikan oleh gurunya itu. Dengan tanpa mengurangi rasa hormatnya terhadap sang guru, Sibawaihi mencoba menyampaikan pendapatnya dengan tenanga dan argumentatif. Sibawaihi lebih setuju kalau isim yang paling ma’rifah ........

Sibawaihi lebih setuju kalau isim yang paling ma’rifah diantara asmaaul ma’rifah itu adalah isim alam.

Akan tetapi gurunya tidak terima dengan pendapat yang barusan dia utarakan dan bersikukuhn dengan pendapatnya

Tapi Sibawaihi adalah seorang yang sangat jenius, dia membuktikan sendiri kebenaran pendapatnya itu dengan pendekatan empiris.

Suatu malam, dia sengaja berkunjung ke rumah gurunya itu. Setelah berada didepan pintu rumah gurunya, Sibawaihi tidak langsung masuk dan menemui Imam Khalil sebagaimana biasanya. Akan tetapi dia mengetok-ngetokpintu rumah gurunya itu beberapa kali dengan harapan beliau akan bertanya siapa sebenarnya yang datang. Setelah beberapa kali diketuk, ternyata gurunya itu belum juga muncul dan bertanya.

Kemudian untuk kesekian kalinya kembali ia mengetuk pintu sampai terdengar daridalam rumah suara Imam Khalil yang bertanya “siapa..?”.

Mendengar suaru tersebut, bukan main senangnya hari Imam Sibawaihi, karena memang pertanyaan itulah yang ia harapkan terlontar dari mulut Imam Khalil. Dengan segera dia menjawab “ana”. Karena merasa belum jelas.

Imam Khalil kembali bertanya “ana siapa.?”

Kemudian dijawab lagi oleh Imam Sibawaih “ana” Mendengar jawaban tersebut Imam Khalil merasa penasaran

siapa sebenarnya orang yang menjawab saya itu. Saking penasarannya, beliau langsung berjalan ke depan pintu dan langsung membukanya. Pada saat pintuterbuka, ternyata orangyang menjawab ana itu tak lain dan tak bukan adalah Sibawaihi murid kesayangan beliau sendiri.

Pada saat yang bersamaan Sibawaihpun tersenyummelihat gurunya yang tengahberdiri didepan pintu sembari berkata, “Bagaimana guru, apakah engkau hingga saatini masih bersekukuhmengatakan Isim dhomirs ebagai isim yang palingma’rifah?

Bukankah ketika saya datang kemudian anda bertanya siapakepada saya,terus saya jawab “ana” (isim dhomir) belum memberikan pengertian yang jelas terhadap Anda?

Belum cukupkah bukti itu menunjukkan bahwa Isim Alam lebih ma’rifah daripada’isim dhomir?”

Mendengar pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan dari muridnya itu, Imam Khalil diam membisu dan tidak bisa berkata apa- apa lagi

Dia telah dikalahkan oleh muridnya sendiri, yaitu Sibawaihi.
>>>>>

Sebagai seorang yang manusia yang mempunyai jatah umur yang terbatas, Sibawaihi akhirnya menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 180 Hijriah saat berumur 32 tahun.

Usia yang relatif sangat muda untuk standar seorang ulama

Sebelum wafatnya beliau sempat mengasingkan diri di sebuah tempat yang jauh dari keramaian (dalam buku Rahasia Sukses Fuqoha karya M.Ridwan Qayyum Said dikatakan beliau hijrah ke Persia) pasca perdebatan panjang dengan ulama-ulama Kufah yang dipimpin oleh Imam al-Kisa’i bersama sahabat-sahabatnya seperti Imam Al-Farra’ dengan Imam Khalaf.

Perdebatan itu terjadi di Propinsi Baramiqah yang difasilitasi oleh gubernur Yahya bin Khalid

Perdebatan itu melibatkan dua blok besar yang sangat terkenal dalam ilmu lughah, yaitu blok Kufah yang dipimpin oleh Imam al-Kisai dan blok Basrah yang dikomandoi oleh Imam Sibawaih. Perdebatan itu berawal dari perseteruan mereka mengenai pribahasa Arab yang berbunyi

ﻗﺪ ﻛﻨﺖ ﺃﻇﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻘﺮﺏ ﺃﺷﺪ ﻟﺴﻌﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻧﺒﻮﺭ ﻓﺈﺫﺍ ﻫﻮ ﻫﻲ – ﻓﺈﺫﺍ ﻫﻮ ﺇﻳﺎﻫﺎ

Artinya : Saya mengira bahwa kalajengking itu lebih pedih sengatannya ketimbang kumbang, ketika itu ternyata kumbang itu adalah kalajengking

Imam Sibawaih lebih cendrung berpendapat bahwa bacaan yang benar dan yang diamalkan oleh orang Arab hanyalah bacaan rafa’ saja Akan tetapi Imam al-Kisai bersama teman-temannya memilih bahwa kedua bacaan adalah sama-sama betul dan diamalkan oleh orang Arab

Jadi bacaan yang benar itu boleh rafa’ dan boleh juga Nasab.
Pada hari yang telah ditentukan, perdebatan itupun akan segera dimulai. Mula-mula blok Kufah datang lebih dahulu, kemudian beberapa saat setelah itu blok Basrah dengan dipimpin oleh Imam Sibawaihpun tiba di arena perdebatan

Setelah dibuka secara resmi oleh gubernur Yahya bin Khalid perdebatan itu dimulai.

Sesi pertama maju dari blok Basrah Imam Sibawaihi dan dari blok Kufah imam al-Farra’. Pertama imam Farra’ menghujani Imam Sibawaih dengan puluhan pertanyaan yang beruntun, dan setiap pertanyaan yang diajukan itu dibabat habis oleh Imam Sibawaih dengan jawaban yang sangat memuaskan

Tapi sayangnya sikap Imam Farra’ kurang jantan dan terkesan kurang objektif dalam berdebat. Betapa tidak setiap jawaban yang disampaikan oleh Imam Sibawaihi dengan lantangnya selalu dikatakan salah oleh Imam Farra’. Anehnya beliau tidak memberikan jawaban yang benar versi beliau secara langsung setelah menyalahkan jawaban Imam Sibawaih

Lama-kelamaan karena bosan merasa lawannya kurang sportif dalam berdebat, Imam Sibawaih pun protes untuk menghentikan perdebatan dengannya. Dan meminta supaya utusan Kufah diganti dengan yang lain saja. Akhirnya permintaan beliau diperkenankan oleh panitia, dan langsung Imam Khalaf maju untuk melanjutkan perdebatan

Tidak berbeda dengan pendahulunya, Imam Khalaf juga menghujani Imam Sibawaih dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan njlimet, namun semuanya juga dengan gamblang dijawab tuntas oleh Imam Sibawaih. Namun kekurangsportifan utusan Kufah itu kembali muncul. Kali ini triknya adalah setiap kali Imam Sibawaih menjawab pertanyaan, selalu diminta ulangi oleh Imam Khalaf. Setiap jawaban diulang beberapa kali oleh Imam Sibawaih

Akhirnya lantaran merasa dipermainkan, beliau kembali protes terhadap panitia penyelenggara sambil menunjukkan nada yang sedikit jengkel. Dan beliau memintak agar utusan kali ini juga diganti saja dengan yang lain. Permintaan Sibawaihpun diperkenankan oleh panitia. Kali ini yang tampil langsung Imam Kisa’I sendiri, imamnya orang- orang Kufah.

Setelah berada di arena pertandingan, kedua orang imam besar itu berdialog sejenak mengenai siapa diantara mereka yang akan bertanya lebih dahulu. Imam Sibawaih dengan lantangnya mempersilahkan kepada Imam Kisa’i untuk bertanya duluan dan beliau yang menjawab. Imam Kisaipun menyetujuinya

Lalu dimulailah perdebatan yang menegangkan itu. Acara itu ternyata mendapat antusias yang besar dari anggota masyarakat yang terdiri dari orang-orang Arab sendiri yang berada disekitar arena perdebatan. Pertanyaanpun langsung dilontarkan oleh Imam Kisa’I sembari berkata “Wahai Sibawaih menurutmu kalimat

ﻗﺪ ﻛﻨﺖ ﺃﻇﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻘﺮﺏ ﺃﺷﺪ ﻟﺴﻌﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻧﺒﻮﺭ ﻓﺈﺫﺍ ﻫﻮ ﻫﻲ – ﻓﺈﺫﺍ ﻫﻮ ﺇﻳﺎﻫﺎ

Yang benar itu apakah bacaan rafa’ saja atau boleh dua-duanya.?

Setelah diam sejenak Imam Sibawaih dengan tenang menjawab, “Satu-satunya bacaan yang benar pada kalimat tersebut adalah bacaan rafa’ saja, dan saya tidak pernah sekalipun mendengar orang Arab membacanya dengan bacaan nasab

Setelah Imam Sibawaih berhenti, secara langsung Imam Kisai membantah apa yang disampaikan oleh Imam Sibawaih itu. Beliau lebih memilih bahwa kedua bacaan (yaitu bacaan rafa’ dan nasab) adalah benar dan juga dipakai oleh orang Arab dalam keseharian mereka

Berbagai keterangan pembelaan terhadap pendapatnya masing-masing terus bergulir hingga membuat gubernur Baramiqah bingung dan akhirnya mengusulkan adanya voting dan penelitian secara langsung mengenai masalah tersebut kepada orang-orang Arab sendiri, dengan pertimbangan bahwa bahasa itu adalah bahasa mereka dan sudah semestinya mereka lebih tahu dengan bahasa mereka sendiri

Usulan itupun disepakati oleh kedua belah pihak. Panitia yang ditugaskan untuk menelitipun mulai bertugas menanyai setiap orang Arab yang ada di sana, mengenai bacaan mana yang mereka gunakan dari kedua lafazh yang diperdebatkan tadi

Setelah penelitian selesai dan hasilnya diumumkan dihadapan ratusan penonton, akhirnya keberuntungan berpihak kepada Imam Kisai. Mayoritas orang Arab yang ada disana mengatakan bolehnya 2 wajah yaitu bacaan nasab dan rafa’ untuk kalimat :

ﻓﺈﺫﺍ ﻫﻮ ﻫﻲ – ﻓﺈﺫﺍ ﻫﻮ ﺇﻳﺎﻫﺎ

Tak pelak jawaban itu membuat Imam Sibawaih terkejut dan merasa heran sekaligus tersudutkan. Karena penelitian yang beliau dapatkan selama ini berkesimpulan bahwa rafa’lah satu-satunya bacaan yang betul terhadapkalimatdiatas. Tapi tak ada gunanya lagi, keputusan hakim telah tetap yaitu memenangkan pendapat Imam Kisai dan menganggap salah pendapat Imam Sibawaih.

Peristiwa itu membuat hati Imam Sibawaih sempat terpukul, kenapa hasil penelitian tersebut bisa berbeda dengan kenyataan yang beliau dapati pada saat perdebatan berlangsung. Usut punya usut, setelah beberapa hari berselang, diketahuilah suatu kebohongan publik yang direkayasa oleh blok Kufah. Kebetulan pada saat itu Imam Kisai yang notabenenya adalah imam orang-orang Kufah di bidang Nahwu merupakan orang dalamnya Khalifah Harun al-Rasyid yang tengah berkuasa pada saat itu. Sementara itu seluruh warga Arab yang berkumpul di arena perdebatan pada saat itu tahu dengan hal tersebut dan tidak berani berbeda pendapat dengan orang dekat khalifah tersebut (Imam Kisa’i), sehingga mereka mau saja menyetujui apa yang disampaikan olehnya walaupun sebenarnya mereka membenarkan pendapat Imam Sibawaih yang mengatakan rafa’lah satu-satunya bacaan yang betul terhadap kalimat tersebut.

Pada saat mengetahui kebohongan itu, Imam Sibawaih merasa sangat kecewa. Kenapa kebenaran itu bisa dikalahkan oleh politik yang sebenarnya tidak pantas untuk ditakuti. Akhirnya karena tidak tahan menahan hati, akhirnya beliau memutuskan untuk keluar dari Bashrah dan mengembara ke daerah Persia. Konon kabarnya perjalanan tersebut menyebabkan beliau sakit-sakitan dan akhirnya wafat beberapa bulan setelah itu.

Kepergian beliau begitu cepat dan tidak disangka oleh kebanyakan masyarakat Bashrah yang ada pada saat itu. Jenazah beliaupun diurus dan diselenggarakanoleh murid-murid serta masyarakat Bashrah dengan penuh dukacita.