Jumat, 03 Juli 2015
Kajian Kitab Jurumiyyah Bagian 4
Bab Kalam : Bagian 4
الكلامُ : هو اللفظُ المُرَكَّبُ المُفيدُ بالوَضْع، وأقسامُه ثلاثة: اِسمٌ ، وفعلٌ، وحَرفٌ جاءَ لمَعنى.
فالاسم يُعرَفُ بالخَفضِ، والتنوينِ ،ودخولِ الألف واللام، وحروفِ الخَفضِ وهي: مِن، واِلى ،وعَن، وعلى، وفِي ، ورُبَّ، والباءُ، والكافُ، واللامُ، وحروفِ القَسَم وهي:الواو، والباء، والتاء.
والفعلُ يُعرَفُ بقد، والسِّين، وسَوف،وتاء التأنيث الساكنة.
والحرفُ ما لا يَصلُحُ معه دليلُ الاسم ولا دليل الفعل.
______________________________
(قوله: وَالفِعْلُ يُعْرَفُ....... إلخ) “Ciri Fiil"
Bagian 4 ini merupakan pembahasan lanjutan dari Bagian 3.
Ciri fiil ada 4, yaitu :
1. قدْ حَرْفِيَّة
2. سِيْن تـَنفِيْس
3. سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْف
4. تاء تـَأنِيْث سَاكِنـَة
Imrithi,
وَالفِعْلُ مَعْرُوْفٌ بقـَدْ وَالسِّيْنِ * وَتاءِ تـَأنِيْثٍ مَعَ السَّاكِنِر
1. قدْ حَرْفِيَّة
Dinamai قدْ yang حَرْفِيَّة karena dalam konteks ilmu nahwu, قدْ ada 3, yaitu :
- قد إسِمْ فِعِلْ, cirinya; kalimat setelahnya dinashobkan karena menjadi maf’ul bih, ma’nanya – (cukup).
Contoh : قدْ زَيْدًا دِرْهَمٌ, taqdirnya, يَكْفِيْ زَيْدًا دِرْهَمٌ
- قدْ إسْمِيَّة,cirinya; kalimah setelahnya dijerkan karena menjadi mudhof ileh, ma’nanya (menyukupkan).
Contoh : قدْ زَيْدٍ دِرْهَمٌ, taqdirnya, حَسْبُ زَيْدٍ دِرْهَمٌ
- قدْ إسْمِيَّة, cirinya; selalu masuk pada kalimah fiil. Mempunyai 4 ma’na :
• لِلتَّقلِيْلِ, artinya meminimalisir.
Contoh : قدْ يَصْدُقُ الكَاذِبُ, pembohong itu sedikit berkata jujur
• لِلتَّكْثِيْرِ, artinya, memperbanyak.
Contoh : قدْ يَصْدُقُ الصّادِقُ, orang jujur itu banyak berkata jujur
• لِلتَّحْقِيْقِ, artinya, menegaskan.
Contoh : قدْ قامَ زَيْدٌ, zaid benar-benar telah berdiri
• لِلتَّقرِيْبِ, artinya, mendekatkan.
Contoh : قدْ قامَتِ الصَّلاةُ, waktu sholat hampir datang
4 ma’na tersebut terklarifikasi menjadi 2 penempatan, yaitu :
- Khusus untuk fiil mudhore, yaitu ma’na لِلتَّقلِيْلِ dan لِلتَّكْثِيْرِ.
- Khusus untuk fiil madhi, yaitu ma’na لِلتَّحْقِيْقِ dan لِلتَّقرِيْبِ.
Syarat قدْ masuk pada fiil ada 4, yaitu :
- Fiilnya harus mutsbat(kalimat positif)
- Fiilnya harus mutasorrif (bisa ditasrif)
- Fiilnya harus ma’na khobariyyah (pemberitaan)
- Antara fiil dan قدْ tidak boleh terpisah.
2. سِيْن تـَنفِيْسِ dan,
3. سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ
Fungsi سِيْن تـَنفِيْسِ dan سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ adalah :
الدَّالـَّتان عَلى تـَأخِيْرِ زَمَانِ الفِعْلِ المُضَارِعِ عَنِ الحَالِ
Artinya, mengakhirkan zaman fiil mudhore dari hal (sekarang/present) menuju mustaqbal (masa depan/future).
Jadi, keduanya berfungsi untuk menjadikan fiil mudhore berma’na mustaqbal.
Namun dalam istiqbalnya, keduanya membunyai sisi perbedaan, yaitu
- سِيْن تـَنفِيْسِ, berfaidah مستقبل قريب.
Contoh : سأأذهب إلى المسجد, saya akan segera menuju masjid
- سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ , berfaidah مستقبل بعيد.
Contoh : سوف تعلمون, kelak kamu akan mengetahuinya
Qoidah,
والسِّينُ تَنفيسٍ تدلُّ القَريْبَ * وسوف تسويفٍ تدلُّ البَعيْدَ
سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ mempunyai ma’na yang lebih jauh dari pada سِيْن تـَنفِيْسِ karena sebuah qowaid nahwu menjelaskan, لِأنَّ زِيَادَة َالبناءِ تـَدُلُّ عَلى زِيَادَة َالمَعْنـَى artinya, penambahan huruf berbanding lurus dengan penambahan ma’na. (semakin banyak hurufnya, semakin banyak pula ma’nanya).
Qoidah,
وَكـُلُّ مَا زَادَ عَلى البـِناءِ * دَلَّ عَلى زِيَادَةِ المَعْناءِ
4. تاءْ تـَأنِيْث السَّاكِنة
Dinamai تـَاءْ تـَأنِيْث yang سَاكِنـَة karena dalam konteks ilmu nahwu, تـَاءْ تـَأنِيْث ada 3, yaitu :
- تـَاءْ تـَأنِيْث سَاكِنـَة. cirinya, selalu masuk pada kalimah fiil dan menjadi ciri i’robnya.
Contoh : (syiiran)
عَلـَمَتْ فحَيَّتْ ثـُمَّ قامَتْ فوَدَّعَتْ * فلمَّا توَلَّت كَادَتِ النـَّفسُ تزْهَقُ
- تـَاءْ تـَأنِيْث حركة الإعراب atau تـَاءْ تـَأنِيْث مُتـَحَرِّكَة. cirinya, selalu masuk pada kalimah isim dan menjadi penerima ciri i’robnya.
Contoh : ناصِرَة ٌ
- تـَاءْ تـَأنِيْث غيرَ حركةَ الإعراب. cirinya, masuk kepada kalimah isim, fiil, dan huruf, namun tidak sebagai harakat i’robnya. Contoh :
• Masuk pada kalimah fiil : تَنْصُرُ
• Masuk pada kalimah isim : لاحول ولاقوة
• Masuk kepada kalimah haraf : ثمّتَ, (dalam alfiyyah bab jama taksir)
Ciri fiil yang empat tersebut, penempatannya terklarifikasi menjadi 3 :
1. Khusus masuk pada fiil madhi, yaitu تأ تأنيث الساكنة
2. Khusus masuk pada fiil mudhore, yaitu سين بنفيس + سوف تسويف
3. Bisa masuk pada fiil madhi maupun mudhore, yaitu قد حرفية
____________________________
(قوله: وَالحَرْفُ مَا لايَصْلـُحُ......... إلخ)
“Ciri Huruf/Harf"
Ciri huruf adalah ditandai dengan tidak terdapatnya ciri isim dan fiil. Dengan kata lain, ketika dalam sebuah kalimat tidak terdapat ciri isim maupun fiil, kalimat tersebut disebut huruf. Hal seperti ini disebut golongan عَدَمِيْ مُطلـَقْ. Sedangkan عَدَمِيْ مُطلـَقْ adalah salah satu bagian dari golongan عَدَمِيْ . Golongan عَدَمِيْ ada 2 :
1. عَدَمِيْ مُطلـَقْ yaitu مَا لا يَصِحُّ جَعْلُهُ عَلاَمَة ًلِلوُجُوْدِ
Artinya, sesuatu yang tidak bisa dijadikan ciri untuk sesuatu yang ada (dengan ketidakberadaannya ciri dari benda lain (misal),tidak bisa menggambarkan ciri dari dirinya).
2. عَدَمِيْ مُقيَّدْ yaitu مَا يَصِحُّ جَعْلُهُ عَلامَة ًلِلوُجُوْدِ
Artinya, sesuatu yang bisa dijadikan ciri untuk sesuatu yang ada (dengan ketidakberadaannya ciri dari benda lain (misal), bisa menggambarkan ciri dari dirinya).
Huruf adalah termasuk pada عَدَمِيْ مُطلـَقْ, yang mana dengan ketidakberadaannya ciri isim dan fiil, bisa menggambarkan ciri dari diri huruf itu sendiri.
Imrithi,
وَالحَرْفُ لمْ يَصْلـُحْ لهُ عَلامَة ْ * إلاَّ انـْتِفـَا قـَبُوْلِهِ العَلامَة ْ
____________________________
Demikian pembahasan mengenai Bab Kalam, semoga bermanfaat.... ^_^
Setelah ini insyaa Allah akan dilanjutkan pembahasan Bab I'rob, tunggu di postingan selanjutnya...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar