Jumat, 03 Juli 2015
Kajian Kitab Jurumiyyah Bagian 2
Bab Kalam : Bagian 2
(قوله: وَأقسَامُهُ ثـَلاثـَة اِسمٌ ، وفعلٌ وحَرفٌ جاءَ لمَعنى......إلخ)
“Fiil dan Huruf/Harf"
Bagian 2 ini merupakan pembahasan lanjutan dari Bagian 1.
2. FIIL
Yang akan dibahas dari fiil ada 4 :
A. Pengertian Fiil
Etimologi : مَا دَلّ عَلى حَدَثٍ . Artinya, Sesuatu yang menunjukkan suatu pekerjaan
Terminologi :
كَلِمَة ٌ دَلـَّتْ عَلى مَعْنـًى فِيْ نـَفسِهَا وَاقتـُرِنـَتْ بزَمَانٍ وَضْعًا
Artinya, Kalimah yang menunjukkan ma’na dari dirinya sendiri disertai kaidah-kaidah zaman
Qowaaidul I’rob,
وَالفِعْلُ مَا دَلَّ عَلى مَعْنـًى يَقعْ
*
بأزْمَانٍ ثـَلاثةٍ قدِ اتـَّبَعْ
B. Hukum Fiil
Hukum fiil secara global adalah Mabni
Namun apabila dilihat secara terperinci, hukum fiil ada 2 :
- Mabni : Fiil Madhi dan Fiil Amar
- Mu’rob : Fiil Mudhore
Alfiyyah,
وَفِعْلُ أَمْرٍ وَبُنِيٍّ بُنِيَا
*
وَأَعْرَبُوْا مُضَارِعًا إِنْ عَارِيَا
Syarat fiil Mudhore dihukumi mu’rob ada 2 :
- Kosong dari nun taukid. Contoh : يَنْصُرَنَّ
- Kosong dari nun jama muannas. Contoh : يَنْصُرْنَ
Alfiyyah,
وَأَعْرَبُوْا مُضَارِعًا إِنْ عَارِيَا
*
وَأَعْرَبُوْا مُضَارِعًا إِنْ عَارِيَا
مِنْ نُوْنِ تَوْكِيْدٍ مُبَاشِرٍ وَمِنْ
*
نُوْنِ إنَاثٍ كَيَرُعْنَ مَنْ فُتِنْ
Fiil mudhore bisa dihukumi mu’rob, لمضارعه باسم الفاعل في السكنات والحركات. Karena fiil mudhore menyerupai isim dari segi tempatt sukun dan harakatnya.
Contoh : يكرم = مكرم
Alfiyyah,
وزينة المضارع اسم الفاعل * من غير ذى الثلاث كالمواصل
مع كسر متلوّ الآخر مطلقا * وغير ميم زائد قد سبقا
C. Pencetak (Asal Muassal) Fiil
Ada 3 pendapat yang menyatakan mengenai asal muassal dari fiil (-), yaitu :
- Pendapat Ulama Bashroh, asal fiil adalah masdar
- Pendapat Ulama Kuffah, asal fiil adalah fiil madhi
- Pendapat Imam Mubarrod, asal muassal fiil adalah Fiil Mudhore
D. Pembagian Fiil
Fiil terbagi 3 (dilihat dari segi zaman), yaitu :
- Fiil Madhi.
- Fiil Mudhore.
- Fiil Amar.
Imrithi,
أفعَالهُمْ ثـَلاثـَة ٌ فِي الوَاقِـعِ
*
مَاضٍى وَفِعْلُ الأمْرِ وَالمُضَارِعِ
Identitas Fiil ada 4, yaitu :
1. Wadhonya (penulisannya), dalam penulisannya, fiil tidak pernah kurang dari 3 huruf. Untuk penulisan maksimalnya, apabila mujarrod maksimal 4 huruf, apabila maziid maksimal 6 huruf.
Alfiyyah,
وَمُنْتَهَاهُ أرْبَعٌ إِنْ جُرِّدَا
*
وَإنْ يُزَدْ فِيْهِ فَمَا سِتًّا عَدَا
2. Hukum fiil, yaitu mabni
3. Ma’na fiil, yaitu iftiqoor : Butuh (terhadap fail).
4. Tabiatnya (Karakterna) Fiil : بلا تأثر بالعامل . Tidak menerima masuknya amil.
3. HURUF
Yang akan dibahas dari Huruf ada 4, yaitu :
A. Pengertian Huruf
Etimologi : مُطلـَقُ الطـًّرْفِ . Artinya, Akhir
Terminologi :
كَلِمَة ٌ دَلـَّتْ عَلى مَعْنـًى فِيْ غيْرِهَا
Artinya, kalimat yang menunjukkan ma’na lain
Qowaidul I’rob,
وَالحَرْفُ مَا دَلَّ عَلى مَعْنـًى يَقعْ
*
فِيْ غَيْرِهَا وَعَيْنِهَا قدِ انقـَطعْ
B. Hukum Huruf
Hukum dari huruf adalah mabni secara MUTLAK.
Alfiyyah,
وكُلُّ حرفٍ مثسْتَحِقٌّ لِلْبِنَا
*
وَالاصْلُ فِي المَبْنِيِّ أنْ يُسَكَّنَا
Mabni pada huruf terbagi 4, yaitu :
- Mabni Fathah. Contoh : أين
- Mabni Kasroh. Contoh : أمسِ
- Mabni Dhommah. Contoh : حيثُ
- Mabni Sukun. Contoh : كمْ
Alfiyyah,
ومنه ذو فتح وذو كسر وضمّ * كأين أمسِ حيثُ والساكن كمْ
C. Pencetak (Asal Muasal) Huruf
Shighotnya masdar bina shohih dari tsulatsi mujarrod bab pertama, tasrifannya حرف يحرف حرفا
D. Pembagian Huruf
Huruf terbagi 3, yaitu :
- Makhsus bil Ism, yaitu huruf jer
- Makhsus bil fi’li, yaitu amil nawasib dan amil jawaazim
- Musytarok (Boleh) antara Isim dan Fiil, yaitu Huruf Istifham dan Huruf Athof
Alfiyyah,
سِوَاهُمَا الحَرْفُ كَهَلْ وَفِي وَلَمْ
*
فِعْلٌ مُضَارِعٌ يَلِيْ لَمْ كَيَشَمْ
Identitas Huruf ada 4, yaitu :
1. Wadhonya (penulisannya) huruf, dalam penulisannya, huruf tidak pernah lebih dari 2 huruf
2. Hukumnya huruf yaitu Mabni secara Mutlak (tidak muqoyyad)
3. Ma’nanya Huruf, yaitu Iftiqoor : Butuh (terhadap Madkhul)
4. Tabiatnya (karakteristiknya) huruf, yaitu بلا تأثر بالعامل. Tidak menerima masuknya amil.
________________________
(قوله: فالإسْمُ يُعْرَفُ.......إلخ)
“Ciri Isim : I’rob Jer-Alif Lam"
Fa pada lafadz فالإسم disebut
فاء فصيحة : مَا صَحَّ وُقُوْعُهَا جَوَابًا عَنْ شَرْطٍ مُقَدَّرٍ ,
Artinya, fa yang baik digunakan untuk menjawab pertanyaan/syarat yang dikira-kirakan (satu fungsi seperti wawu isti’naf bayani).
Alif lam pada lafadz فالإسم disebut
الف لام لتعريف عهد الذكر : مَا تـَقدَّمَ ذِكْرُ مَصْحُوْبـِهَا صَرِيْحًا أوْ كِنايَةٍ.
Artinya, Alif lam yang dibicarakan pertama beserta sesuatu yang mnyertai Alif lam, baik ketika konkrit (jelas) mapun Abstrak (samar). Contoh lebih jelasnya akan dibahas nanti pada ciri isim.
Alif lam ini disebut الف لام لتعريف عهد الذكر karena pada hakikatnya lafadz الإسم sudah disebutkan terlebih dahulu pada kalam sebelumnya. Hal ini didasarkan pada qowaid nahwu,
ومن القواعد المقرّرة فى فنّ النـّحو أنّ النـّكرة إذا أعيدت معرفة تكون عين الأولى، وكما إذا أعيدت نكرة تكون غير عين الأولى. وأنّ المعرفة إذا أعيدت معرفة تكون عين الأولى، وكما إذا أعيدت نكرة تكون مختلفة
Artinya, Diantara qowaid-qowaid nahwu yang ditetapkan adalah : Apabila ketika isim nakiroh disebut kembali pada kalam selanjutnya berupa isim ma’rifat, maka lafadz tersebut menunjukkan lafadz yang disebut sebelumnya. Apabila ketika isim nakiroh disebut kembali pada kalam selanjutnya berupa isim nakiroh, maka lafadz tersebut tidak menunjukkan lafadz yang disebut sebelumnya. Apabila ketika isim ma’rifat disebut kembali pada kalam selanjutnya berupa isim ma’rifat, maka lafadz tersebut menunjukkan lafadz yang disebut sebelumnya. Apabila ketika isim ma’rifat disebut kembali pada kalam selanjtnya berupa isim nakiroh, maka lafadz tersebut statusnya masih samar, dalam artian ada perbedaan pendapat mengenai hal tersebut.
Dari qowaid tersebut, dapat diambil sebuah klasifikasi sebagai berikut :
- Muwafaqoh (maksudnya, pertama=kedua)
o Nakiroh > Ma’rifat. Contoh :
جاء ني رجل فأكرمت الرجل
o Ma’rifat > Ma’rifat. Contoh :
جاء ني الرجل فأكرمت الرجل
- Mughoyyaroh (maksudnya, pertama≠kedua)
o Nakiroh > Nakiroh. Contoh :
جاء ني رجل فأكرمت رجلا
- Mukhtalifah (maksudnya, ada perbedaan pendapat antara = dan ≠)
o Ma’rifat > Nakiroh. Contoh : (dalam syiiran)
صَفَحْنَا عَنْ بَنِيء دُهْلٍ * وَقُلْنَا القَوْمُ إخْوَانُ
عَسَى الأيَّامُ اَنْ يَرْجُعْـ * نَ قَوْمًا كالذِي كانوا
Qoidah,
ثُمَّ مِنَ القَوَاعِدِ المُشْتَهَرَةْ * إِذَا أتَتْ نَكِرَةٌ مُكَرَّرَةْ
تَغَايَرَا وَإنْ يُعَرَّفِ الثَانِى * تَوَافَقَا كَذَا المُعَرَّفَانِ
Ciri Isim ada 4 :
1. I’rob Jer
2. Tanwin
3. Alif Lam
4. Huruf Jer
1. I’rob Jer
Sebab Jer ada 3, yaitu :
- Huruf Jer. Contoh : مَرَرْتُ بزَيْدٍ
- Idhofah. Contoh : جَاءَ غـُلامُ زَيْدٍ
- Taba’iyyah (Naat, Athaf, Taukid, dan Badal). Contoh : مَرَرْتُ بزَيْدٍ فاطِنٍ
Alfiyyah,
خافِضُهَا ثلاثـَة ُأنوعُ * الحَرْفُ وَالمُضَافُ وَالإتبَاعُ
Selain yang 3 tersebut, ada 2 ciri i'rob jer, yaitu :
- Tawahhum (Menciptakan, maksudnya seolah-olah terdapat huruf jer yang memajrurkan berupa huruf jer zaidah). Contoh : ليس زيدٌ قائمٍ
- Mujawaroh (Berdekatan dengan yang dihukumi Jer). Contoh : هذا حُجْرُ ضَبٍّ خَرْبٍ.
Pada hakikatnya, lafadz خَرْبٍ adalah sifat dari lafadz حُجْرُ yang i’robnya rofa’, namun karena berdekatan dengan lafadz ضَبٍّ yang i’robnya jer, maka خَرْبٍ dii’robi jer.
2. Tanwin
Pengertian,
نـُوْنٌ سَاكِنـَة ٌتـَلحَقُ آخِرَ الإسْمِ لفظا لا خطـًّا
Artinya, Nun sukun yang ada pada kalimah isim, terlihat (konkrit) secara pengucapan, tidak terlihat (abstrak) secara penulisan.
Qoidah,
وَتـَّعْرِيْفُ التـَّنوِيْنِ نوْنٌ سَاكِنٌ * تـَلحَقُ آخِرَ الأسْمَاءِ مَلْفُوْظٌ
وَغَيْرُ مَخْطوْطٍ وَغَيْرُ مَخْطوْطٍ * وَغَيْرُ مَخْطوْطٍ وَغَيْرُ مَخْطوْطٍ
Tanwin pada dasarnya sangat banyak, diantaranya ; tanwin tamkin, tankir, muqobalah, iwadh, ziyaadah, taronnum, hikaayah, idlthiror, gholi, dan syadd.
Namun, yang menjadi ciri i’rob jer ada 4, yaitu :
- Tanwin Tamkin : اللاَّحِقُ لِلأسْمَاءِ المُعْرَبَةِ
Artinya, tanwin yang ada pada isim mu’rob. Contoh : زَيْدٌ
Alfiyyah,
الَصَّرْفُ تنْوِيْنٌ أتىْ مُبَيِّناً * مَعْنًى بِهِ يَكُوْنُ الاسْمُ أمْكَنَا
- Tanwin Tankir : اللاَّحِقُ لِلأسْمَاءِ المَبْنِيَّةِ فرْقا بَيْنَ مَعْرِفتِهَا وَنكِرَتِهَا
Artinya, tanwin yang ada pada isim mabni sebagai pembeda antara kenakirohan dan kema’rifatannya. Contoh : nakiroh > شِبَوَيْهِ, ma’rifat > شِبَوَيْهٍ
Alfiyyah,
وَاحْكُمْ بِتَنْكِيْرِ الَّذِيْ يُنَوَّنُ * مِنْهَا وَتَعْرِيْفُ سِوَاهُ بَيِّنُ
- Tanwin Muqoobalah : اللاَّحِقُ لِجَمْعِ المُؤَنـَّثِ السَّالِمِ مُقابَلة ً للِنـُوْنِ فى جَمْعِ المُذكَّرِ السَّالِمِ
Artinya, Tanwin yang ada pada jama’ muannats salim sebagai pembanding dengan nun pengganti tanwin pada jama’ mudzakkar salim. Contoh : مُسْلِمُوْنَ - مُسْلِمَاتٌ
- Tanwin Iwadh
Terbagi 3 :
o عِوَضٌ عَنِ الإسْمِ : اللاَّحِقُ لِكُلٍّ عِوَضا عَمَّا تـُضَافُ إليْهِ
Tanwin yang masuk pafa lafadz كُلّ sebagai pengganti dari mudhof ilehnya.
Contoh : (كُلُّ لهُ قانِتونٌ (البقرة : 116 ، الروم : 26, taqdirnya : كُلُّ إنسَانٍ لهُ قانِتونٌ
o عِوَضٌ عَنِ الحَرْفِ : اللاَّحِقُ لِجَوَارٍ وَغوَاشٍ وَنحْوِهِمَا رَفعًا وَجَرًّا
Tanwin yang masuk pada isim bangsa mu’tal lam (manqus/naqis) ketika rofa dan jer
Contoh : مَرَرْتُ بجَوَارٍ, asalnya : بجَوَارِيْ
Alfiyyah,
وَذا اعْتِلالٍ مِنْهُ كالجَوَارِيْ * رَفْعًا وَجَرًّا أجْرِهِ كَسَارِيْ
o عِوَضٌ عَنِ الجُمْلةِ : اللاَّحِقُ لِئِذ ْعِوَضًا عَنْ جُمْلـَةٍ تكُوْنُ بَعْدَهُ
Tanwin yang masuk pada lafadz إذ sebagai pengganti dari jumlah setelahnya.
Contoh :(- وَأنتـُمْ حِيْنئِذٍ تـَنظـُرُوْنَ. (الواقعة -٨٤, taqdirnya : وَأنتـُمْ حِيْنئِذ ْ بَلغـَتِ الرُّوْحُ الحُلقـُوْمَ تـَنظـُرُوْنَ
Alfiyyah,
وَألزَمُوْا إِضَافَة إلَى الجُمَلْ * حَيْثُ وَ إذْ وَإنْ يُنَوَّنْ يُحْتَمَلْ
3. Alif Lam
Alif lam ada 2, yaitu :
a) لِلتـَّعْرِيْف, terbagi 2 :
- لِتـَعْرِيْفِ الجـِنسِ , ada 4 :
o لِتـَعْرِيْفِ جـِنسِ الحَقِيْقـَةِ مِنْ حَيْثُ هِيَ
مَا أشَارَ إلي حَقِيْقـَةٍ مِنْ حَيْثُ هِيَ بقـَطعِ النـَّظرِ عَنْ عُمُوْمِهَا وَخُصُوْصِهَ
Artinya, Alif lam yang mengisyaratkan ma’na hakikat/esensi dengan konsekuensi mematahkan pemikiran dari keumuman dan kekhususannya (menjadi ma’na baru yang berasal dari umum dan khusus).
Contoh : الإنسَانُ حَيَوَانٌ ناطِقٌ
o لِتـَعْرِيْفِ جـِنسِ الحَقِيْقـَةِ فِيْ ضِمْنِ فرْدِ المُبْهَمِ :
مَا أشَارَ إلي حَقِيْقـَةٍ فِيْ ضِمْنِ فرْدِ المُبْهَمِ
Artinya, Alif lam yang mengisyaratkan ma’na hakikat dengan menyimpan afrod (sesuatu) yang tersirat (pada lafadz yng bersifat umum, berubah menjadi khusus dan kekhususannya adalah kekhususan yang dimaksud oleh pembicara)
Contoh : sabda Nabi Ya’qub ; إنـِّي أخافُ أنْ يَّأكُلـَهُ الذ ِّئْبُ
o لِتـَعْرِيْفِ جـِنسِ الإسْتِغرَاقِ لِجَمِيْعِ الأفرَادْ :
مَا أشَارَ إلى كُلِّ أفرَادٍ ألـَّتِيْ يَتناوَلـُهَا اللـَّفظ ُبحَسَبِ اللـُّغةِ
Artinya, Alif lam yang mengisyaratkan ma’na seluruh afrod yang mencakup secara global dengan pertimbangan penggunaan bahasa.
Contoh : إنَّ الإنسَانَ لفِيْ خُسْرٍ
o لِتـَعْرِيْفِ جـِنسِ الإسْتِغرَاقِ لِبعض الأفرَادْ :
مَا أشَارَ إلى كُلِّ أفرَادٍ مُقيَّدًا
Artinya, Alif lam yang mengisyaratkan terhadap seluruh afrod, namun mempunyai batas cakupan (berqoyyid). (qoyyidnya adalah cakupan lafadz sebelumnya).
Contoh : جَمَعَ الرَّئِيْسُ الطـُّلاَّبَ
- لِتـَعْرِيْفِ العَهْدِ , ada 3 :
o لِتـَعْرِيْفِ عَهْدِ الذ ِّكْرِ : مَا تـَقدَّمَ ذِكْرُ مَصْحُوْبـِهَا صَرِيْحًا أوْ كِنايَةٍ
Artinya, Alif lam yang dibicarakan pertama beserta sesuatu yang mnyertai Alif lam, baik ketika konkrit (jelas) mapun Abstrak (samar).
Contoh : Konkrit > جَاءَ رَجُلٌ فأكْرَمْتُ الرَّجُلَ
Abstrak > (- إنـِّيْ نـَذرْتُ لكَ مَا فِيْ بَطنِيْ مُحَرَّرًا....ولـَيْسَ الذ َّكَرُ كَالأ ُنثـَى. (ال عمران -٣٦
o لِتـَعْرِيْفِ عَهْدِ الدِّهْنِ : مَا حَصَلَ ذِكْرُ مَصْحُوْبـِهَا فِيْ دِهْنِ المُخاطبِ
Artinya, Alif lam yang menghasilkan pembicaraan yang disertai dengannya dalam hati pembicara.
Contoh : (- إذ هُمَا فِي الغـَارِ. (التوبة –٤٠
o لِتـَعْرِيْفِ عَهْدِ الحُضُوْرِ : مَا حَصَلَ ذِكْرُ مَصْحُوْبـِهَا فِي الحِسِّ وَالمُشَاهَدَةِ
Artinya, Alif lam yang menghasilkan pembicaraan yang disertai dengannya dalam jangkauan panca indera dan persaksian.
Contoh : ( اليَوْمَ أكْمَلتُ لكُمْ دِيْنـَكُمْ. (المائده : 3
b) لِلزِّيَادَة, ada 4 :
- لِلزِّيَادَةِ اللاَّزِمَةِ .
Contoh : الـَّذِيْنَ، اللاَّتِ (إسم موصول)، الآنَ (ضرف زمان حاضر)، اللاَّتَ
Alfiyyah,
وَقدْ تـُزَادُ لازِمًا كاللاَّتِ * وَالآنَ وَالـَّذِيْنَ ثـُمَّ اللاَّتِ
- لِلزِّيَادَةِ لِلإضْطِرَارْ. (Darurat). Contoh : pada syair,
وَلقدْ جَنيْتـُكَ أكْمَؤًا وَعَشَاقِلا * وَلقدْ نهَيْتـُكَ عَنْ بَناتِ الأوْبَرِ
رَأيْتـُكَ لَمَّا عَنْ عَرَفتَ وُجُوْهَنا * صَدَدْتَ وَطِبْتَ النـَّفسَ يَاقيْسُ عَنْ عَمْرٍو
Alfiyyah,
وَلِاضْطِرَارٍ كبَناتِ الأوْبَرِ * كذا وَطِبْتَ النـَّفسَ يَاقيْسُ السَّرِى
- لِلزِّيَادَةِ لِلـَّمْحِ . (Melihat dari ma’na asal). Contoh : الحَارِثُ، الفـَضلُ
Alfiyyah,
وَبَعْضُ الأعْلامِ عَليْهِ دَخَلا * لِلـَمْحِ مَا قدْ كانَ عَنهُ نـُقِلا
كالفـَضْلِ وَالحَارِثِ وَالنـُّعْمَانِ * فذِكرُ ذا وَحَذ ْفـُهُ سِيَّانِ
- لِلزِّيَادَةِ لِلغلـَبَةِ. (Mengungguli). Contoh : المَدِيْنـَة ُ، العَقبَة ُ
Alfiyyah,
وَقدْ يَصِيْرُ عَلمًا بالغَلبَة ْ * مُضَافٌ أوْ مَصْحُوْبٌ ألْ كالعَقبَة ْ
_____________________
Demikian pembahasan Bab Kalam Bagian 2, Tunggu Pembahasan Bab Kalam Bagian 3 di artikel selanjutnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar