Jumat, 08 Mei 2015
Nadzom Usul Fiqh ( Lathoiful isyarot )
ﻧﻈﻢ ﻟﻄﺌﻒ ﺍﻻﺷﺎﺭﺍﺕ
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﻣﻘﺪﻣﺔ
P E N D A H U L U A N
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻔﻘﻴﺮ ﺍﻟﺸﺮﻑ ﺍﻟﻌﻤﺮﻳﻄﻰ
ﺫﻭ ﺍﻟﻌﺠﺰ ﻭﺍﻟﺘﻘﺼﻴﺮ ﻭﺍﻟﺘﻔﺮﻳﻂ
Telah berkata Syiekh Syarifudin Yahya
Yang membutuhkan kepada Dzat yang Esa
Yang memiliki kelemahannya jiwa
Serta ceroboh menancap dalam rasa
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﻗﺪ ﺍﻇﻬﺮﺍ
ﻋﻠﻢ ﺍﻻﺻﻮﻝ ﻟﻠﻮﺭﺍ ﻭﺍﺷﻬﺮﺍ
Sgala puji bagi Allah Dzat yang Ghofur
Yang tlah menjadikan ilmu Usul masyhur
Serta menjadikan Ilmu Usul masyhur
Bagi segenap manusia tuk tafakur
ﻋﻠﻰ ﻟﺴﺎﻥ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻰ ﻭﻫﻮﻧﺎ
ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺬﻯ ﻟﻪ ﺍﺑﺘﺪﺍﺀ ﺩﻭﻧﺎ
Melewati lisan Imam As- Syiafi’i
Alloh memasyhurkan Ilmu Usuli
Imam As-Syiafi’i yang pertama memulai
Smoga Allah memudahkan jalan kami
ﻭﺗﺎﺑﻌﺘﻪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺣﺘﻰ ﺻﺎﺭﺍ
ﻛﺘﺒﺎ ﺻﻐﺎﺭ ﺍﻟﺤﺠﻢ ﺍﻭ ﻛﺒﺎﺭﺍ
Dan para Ulama tlah mengikutinya
Hingga terbentuklah kitab-kitabnya
Dari ukuran besar hingga yang kecil
Itulah karya Ulama yang berhasil
ﻭﺧﻴﺮ ﻛﺘﺒﻪ ﺍﻟﺼﻐﺎﺭ ﻣﺎﺳﻤﻰ
ﺑﺎﻟﻮﺍﺭﻗﺎﺕ ﻟﻼﻣﺎﻡ ﺍﻟﺤﺮﻣﻰ
Kitab terbaik milik Imam Harmain
Kecil mungil Waraqatlah dinamakan
ﻭﻗﺪ ﺳﺌﻠﺖ ﻣﺪﺓ ﻓﻰ ﻧﻈﻤﻪ
ﻣﺴﻬﻼﻟﺤﻔﻈﻪ ﻭﻓﻬﻤﻪ
Telah datang permintaan kepadaku
Untuk mensya’irkan Waraqat yang lalu
Untuk mempermudah cara penalaran
Serta mempermudah tekhnis pemahaman
ﻓﻠﻢ ﺍﺟﺪ ﻣﻤﺎ ﺳﺌﻠﺖ ﺑﺪﺍ
ﻭﻗﺪ ﺷﺮﻋﺖ ﻓﻴﻪ ﻣﺴﺘﻤﺪﺍ
Kemudian aku tidak menemukan
Sebuah kecapean dari permintaan
Lalu ku bermaksud pada sya’irnya
Dengan memohon pertolongan dari-Nya
ﻣﻦ ﺭﺑﻨﺎ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻟﻠﺼﻮﺍﺏ
ﻭﺍﻟﻨﻔﻊ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﺍﺭﻳﻦ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺏ
Dengan taufiq yang membuka kebenaran
Moga kitab ini penuh kemanfaatan
Di Dunia dan Akhirat selamanya
Untuk dijadikan bekal hidupnya
(ﺑﺎﺏ ﺍﺻﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ)
BAB I USUL FIQIH
ﻫﺎﻙ ﺍﺻﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻟﻔﻈﺎﻟﻘﺒﺎ
ﻟﻠﻔﻦ ﻣﻦ ﺟﺰﺍﻳﻦ ﻗﺪ ﺗﺮﻛﺒﺎ
Lafdz usul fiqih digunakan nama
Untuk sebuah warna ilmu yang mulia
ﺍﻻﻭﻝ ﺍﻻﺻﻮﻝ ﺛﻢ ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ
ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻭﺍﻟﺠﺰﺍﻥ ﻣﻔﺮﺩﺍﻥ
Usul fiqih tersusun dua bagian
Satu usul, dua fiqih almufrodain
ﻓﺎﻻﺻﻞ ﻣﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻏﻴﺮﻩ ﺑﻨﻰ
ﻭﺍﻟﻔﺮﻉ ﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﺳﻮﺍﻩ ﻳﻨﺒﻨﻰ
Asal ialah sesuatu yang ada Tempat untuk bersandar dzat yang lainnya
Ranting ialah sesuatu yang dibangun
Tempat untuk bersandar pada yang lain
ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ ﻋﻠﻢ ﻛﻞ ﺣﻜﻢ ﺷﺮﻋﻰ
ﺟﺎﺀ ﺍﺟﺘﻬﺎﺩﺍ ﺩﻭﻥ ﺣﻜﻢ ﻗﻄﻌﻰ
Fiqih ialah ilmunya hukum syar’i
Yang hasil ijtihad bukan hukum pasti
ﻭﺍﻟﺤﻜﻢ ﻭﺍﺟﺐ ﻭﻣﻨﺪﻭﺏ ﻭﻣﺎ
ﺍﺑﻴﺢ ﻭﺍﻟﻤﻜﺮﻭﻩ ﻣﻊ ﻣﺎ ﺣﺮﻣﺎ
ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻭﺍﻟﻔﺎﺳﺪ
ﻣﻦ ﻗﺎﻋﺪ ﻫﺬﺍﻥ ﺍﻭ ﻣﻦ ﻋﺎﺑﺪ
Hukum syara terediri wajib pertama
Mandub, mubah, makruh, haram yang ke lima
Enam mutlak shohih serta fasid yang ke tujuh
Dari orang yang duduk atau ibadah
ﻓﺎﻟﻮﺍﺟﺐ ﺍﻟﻤﺤﻜﻮﻡ ﺑﺎﻟﺜﻮﺍﺏ
ﻓﻰ ﻓﻌﻠﻪ ﻭﺍﻟﺘﺮﻙ ﺑﺎﻟﻌﻘﺎﺏ
Wajib diberi pahala yang melakukan
Dengan siksaan bagi yang meninggalkan
ﻭﺍﻟﻨﺪﺏ ﻣﺎ ﻓﻰ ﻓﻌﻠﻪ ﺍﻟﺜﻮﺍﺏ
ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻰ ﺗﺮﻛﻪ ﻋﻘﺎﺏ
Mandub itu berpahla bagi pelaku
Jika di tinggalkan siksa tak berlaku
ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﺒﺎﺡ ﻣﻦ ﺛﻮﺍﺏ
ﻓﻌﻼ ﻭﺗﺮﻛﺎ ﺑﻞ ﻭﻻ ﻋﻘﺎﺏ
Pada mubah tak ada siksa pahala
Dikerjakan ditinggalkan semua sama
ﻭﺿﺎﺑﻂ ﺍﻟﻤﻜﺮﻭﻩ ﻋﻜﺲ ﻣﺎ ﻧﺪﺏ
ﻛﺬﺍﻟﻚ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﻋﻜﺲ ﻣﺎ ﻳﺠﺐ
Pengertian makruh sebaliknya mandub
Pengertian haram sebaliknya wajib
ﻭﺿﺎﺑﻂ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻣﺎﺗﻌﻠﻘﺎ
ﺑﻪ ﻧﻔﻮﺩ ﻭﺍﻋﺘﺪﺍﺩ ﻣﻄﻠﻘﺎ
Shohih itu yang ada kaitan nufud I’tidad dalam ibadah atau akad
ﻭﺍﻟﻔﺎﺳﺪ ﺍﻟﺬﻯ ﺑﻪ ﻟﻢ ﺗﻌﺘﺪﺩ
ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺑﻨﺎﻓﺪ ﺍﺫﺍ ﻋﻘﺪ
Sesuatu yang tak ada kaitannya
Nufud serta I’tidad fasid namaya
ﻭﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻔﻆ ﻟﻠﻌﻤﻮﻡ ﻟﻢ ﻳﺨﺺ
ﺑﺎﻟﻔﻘﻪ ﻣﻔﻬﻮﻣﺎ ﺑﻞ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﺍﺧﺺ
Ilmu itu lafad umum yang tak tentu
Tapi fiqih lebih khusus dan tertuju
ﻭﻋﻠﻤﻨﺎ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻟﻤﻌﻠﻮﻡ
ﺍﻥ ﻃﺎﺑﻘﺖ ﻟﻮﺻﻔﻪ ﺍﻟﻤﺤﺘﻮﻡ
Ilmu kita mengetahui sesuatu
Bila ada persamaan yang tlah tentu
ﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﻗﻞ ﺗﺼﻮﺭ ﺍﻟﺸﻴﺊ ﻋﻠﻰ
ﺧﻼﻑ ﻭﺻﻔﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﺑﻪ ﻋﻼ
Dan bodoh itu mengidentifikasi
Sesuatu yang nyatanya tak sesuai
ﻭﻗﻴﻞ ﺣﺪ ﺍﻟﺠﻬﻞ ﻓﻘﺪ ﺍﻟﻌﻠﻢ
ﺑﺴﻴﻄﺎ ﺍﻭ ﻣﺮﻛﺒﺎ ﻗﺪ ﺳﻤﻰ
Dan menurut qil tentang kebodohan
Yaitu tidak ada pengetehuan
Kebodohan terbagi dua bagian
Satu basith dua murokab tinggalkan
ﺑﺴﻴﻄﻪ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻣﺎﺗﺤﺖ ﺍﻟﺜﺮﻯ
ﺗﺮﻛﻴﺒﻪ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻣﺎﺗﺼﻮﺭﺍ
Basith itu adalah kebodohan akan
Sesuatu di bawah darat lautan
Orang yang tak tahu akan sesuatu
Tapi merasakan ia tidak tahu
Orang yang tak tahu akan sesuatu
Tapi tak merasakan ia tak tahu
Itulah kebodohan berlipat lipat
Kebodohan murokab harus di ingat
ﻭﺍﻟﻌﻠﻢ ﺍﻣﺎ ﺑﺎﺿﻄﺮﺍﺭﻳﺤﺼﻞ
ﺍﻭﺑﺎﻛﺘﺴﺎﺏ ﺣﺎﺻﻞ ﻓﺎﻻﻭﻝ
Ilmu itu hasil dengan dua cara
Pertama idhthirar, iktisab ke dua
Ilmu idhtirar yang tidak membutuhkan
Tuk mencari dalil serta pemikiran
ﻛﺎﻟﻤﺴﺘﻔﺎﺩ ﺑﺎﻟﺤﻮﺍﺱ ﺍﻟﺨﻤﺲ
ﺑﺎﻟﺸﻢ ﺍﻭ ﺑﺎﻟﺬﻭﻕ ﺍﻭ ﺑﺎﻟﻠﻤﺲ
ﻭﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻻﺑﺼﺎﺭ ﺛﻢ ﺍﻟﺘﺎﻟﻰ
ﻣﺎﻛﺎﻥ ﻣﻮﻗﻮﻓﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﺳﺘﺪﻻﻝ
Seperti tahunya hasil panca indra
Indra pencium, perasa dan peraba
Dan indra pendengar serta penglihatan
Tentu tahu satu persatu hafalkan
Ilmu iktisab yang slalu membutuhkan
Tuk mencari dalil serta pemikiran
Bak tahu tentang alam semesta baru
Berfikir dan realita brubah slalu
ﻭﺣﺪ ﺍﻻﺳﺘﺪﻻﻝ ﻗﻞ ﻣﺎ ﻳﺠﺘﻠﺐ
ﻟﻨﺎ ﺩﻟﻴﻼ ﻣﺮﺷﺪﺍ ﻟﻤﺎ ﻃﻠﺐ
Definisi dari istidlal yaitu
Suatu proses pemikiran yang tertuju
Natijah sbagai puncak tujuan itu
Alam berubah itulah hal yang baru
ﻭﺍﻟﻈﻦ ﺗﺠﻮﻳﺰ ﺍﻣﺮﺉ ﺍﻣﺮﻳﻦ
ﻣﺮﺟﺤﺎ ﻻﺣﺪ ﺍﻻﻣﺮﻳﻦ
Dan dzon itu sesuatu di unggulkan
Dari dua perkara yang berlawanan
ﻓﺎﻟﺮﺍﺟﺢ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﻇﻨﺎ ﻳﺴﻤﻰ
ﻭﺍﻟﻄﺮﻑ ﺍﻟﻤﺮﺟﻮﺡ ﻳﺴﻤﻰ ﻭﻫﻤﺎ
Waham itu sesuatu dilemahkan
Dari dua perkara yang berlawanan
ﻭﺍﻟﺸﻚ ﺗﺤﺮﻳﺮ ﺑﻼ ﺭﺟﻬﺎﻥ
ﻟﻮﺍﺣﺪ ﺣﻴﺚ ﺍﺳﺘﻮﻯ ﺍﻻﻣﺮﺍﻥ
Syak yaitu menemukan persamaan
Antara dua perkara berlawanan
ﺍﻣﺎ ﺍﺻﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻣﻌﻨﻰ ﺑﺎﻟﻨﻈﺮ
ﻟﻠﻔﻦ ﻓﻰ ﺗﻌﺮﻳﻔﻪ ﻓﺎﻟﻤﻌﺘﺒﺮ
Usulfiqh ditinjau dari ma’nanya
Terdapat tiga bahasan yang utama
ﻓﻰ ﺫﺍﻙ ﻃﺮﻕ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﺍﻋﻨﻰ ﺍﻟﻤﺠﻤﻠﻪ
ﻛﺎﻻﻣﺮ ﺍﻭ ﻛﺎﻟﻨﻬﻰ ﻻ ﺍﻟﻤﻔﺼﻠﻪ
Satu perjalanan dalil fiqih mujmal
Dua praktik cara mendapatkan dalil
ﻭﻛﻴﻒ ﻳﺴﺘﺪﻝ ﺑﺎﻻﺻﻮﻝ
ﻭﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺍﻟﺬﻯ ﻫﻮ ﺍﻻﺻﻮﻟﻰ
Ketika terjadi kontradiksi dalil
Yang manakah dalil yang harus diambil
Ataukah kedua dalil di gabungkan
Tiga sifat mujtahid di ceritakan
(ﺍﺑﻮﺍﺏ ﺍﺻﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ)
BAB II BAB-BAB USUL FIQH
ﺍﺑﻮﺍﺑﻮﺍﺑﻬﺎ ﻋﺸﺮﻭﻥ ﺑﺎﺑﺎ ﺗﺴﺮﺩ
ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻛﻠﻬﺎ ﺳﺘﻮﺭﺩ
Usul fiqih terdiri dua puluh bab
Seluruhnya kan di bahas dalam kitab
ﻭﺗﻠﻚ ﺍﻗﺴﺎﻡ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺛﻤﺎ
ﺍﻣﺮ ﻭﻧﻬﻰ ﺛﻢ ﻟﻔﻆ ﻋﻤﺎ
Satu pembagian kalam di awal bab
Dua amar, nahyi, selanjutnya lafadz
ﻭﺧﺺ ﺍﻭ ﻣﺒﻴﻦ ﺍﻭ ﻣﺠﻤﻞ
ﺍﻭﻇﺎﻫﺮ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺍﻭﻣﻮﺀﻭﻝ
Lafadz umum serta khos itu ke empat
Lima mujmal enam mubayin kau ingat
Lafadz dzohir, muawal yang ke delapan
Muthlaqul af’ali Nabi ke sembilan
ﻭﻣﻄﻠﻖ ﺍﻻﻓﻌﺎﻝ ﺛﻢ ﻣﺎﻧﺴﺦ
ﺣﻜﻤﺎ ﺳﻮﺍﻩ ﺛﻢ ﻣﺎ ﺑﻪ ﺍﻧﺘﺴﺦ
ﻛﺬﺍﻟﻚ ﺍﻻﺟﻤﺎﻉ ﻭﺍﻻﺧﺒﺎﺭ ﻣﻊ
ﺣﻈﺮ ﻭﻣﻊ ﺍﺑﺎﺣﺔ ﻛﻞ ﻭﻗﻊ
ﻛﺬﺍ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ ﻣﻄﻠﻖ ﻟﻌﻠﺔ
ﻓﻰ الأﺻﻞ ﻭﺍﻟﺘﺮﺗﻴﺐ ﻟﻼﺩﻟﻪ
Nasih, mansuh ayolah kita hafalkan
Ijma’ tiga belas khobar demikian
Hadzrul ibahah ba’da bi-tsah lima belas
Selanjutnya qias yang ke enam belas
Tartibuddalil itu tujuh belas
Sifat mujtahid itu delapan belas
ﻭﺍﻟﻮﺻﻒ ﻓﻰ ﻣﻔﺖ ﻭﻣﺴﺘﻔﺖ ﻋﻬﺪ
ﻭﻫﻜﺬﺍ ﺍﺣﻜﺎﻡ ﻛﻞ ﻣﺠﺘﻬﺪ
Yang ke sembilan belas sifat muqollid
Yang terakhir ahkamu kuli mujtahid
Ayo berfikir biar nggak stufid
Meski di perbolehkan untuk bertaqlid
(ﺑﺎﺏ ﺍﻗﺴﺎﻡ ﺍﻟﻜﻼﻡ)
BAB III P E M B A G I A N K A L A M
ﺍﻗﻞ ﻣﺎ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺭﻛﺒﻮﺍ
ﺍﺳﻤﺎﻥ ﺍﻭ ﺍﺳﻢ ﻭﻓﻌﻞ ﻛﺎﺭﻛﺒﻮﺍ
ﻛﺬﺍﻙ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﻭﺣﺮﻑ ﻭﺟﺪﺍ
ﻭﺟﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﺳﻢ ﻭﺣﺮﻑ ﻓﻰ ﺍﻟﻨﺪﺍ
Suatu lafadz yang bisa menjadi kalam
Itu terdapat empat macam gabungan
Isim dengan isim zaedun qa-imun
Dua lafadz irkabu fiil dan isim
Yang ketiga gabungan huruf dan isim
Qad qa-ma contohnya silahkan difaham
Yang keempat fiil dan huruf bersatu
Dalam munada seperti ya-zaedu
ﻭﻗﺴﻢ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻟﻼﺀ ﺧﺒﺎﺭ
ﻭﺍﻻﻣﺮ ﻭﺍﻟﻨﻬﻰ ﻭﺍﻻﺳﺘﺨﺒﺎﺭ
Dari segi lafadz pembagian kalam
Itu semuanya ada empat macam
Khobariyah, amar, nahyi dan istifham
Mari satu persatu kita hafalkan
ﺛﻢ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺛﺎﻧﻴﺎ ﻗﺪ ﺍﻧﻘﺴﻢ
ﺍﻟﻰ ﺗﻤﻦ ﻭﻟﻌﺮﺽ ﻭﻗﺴﻢ
Dari segi makna pembagian kalam
Itu semuanya ada tiga macam
Satu tamani, irid ketiga qasam
Hati-hati contohnya jangan lupakan
ﻭﺛﺎﻟﺜﺎ ﺍﻟﻰ ﻣﺠﺎﺯ ﻭﺍﻟﻰ
ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺣﺪﻫﺎ ﻣﺎ ﺍﺳﺘﻌﻤﻼ
Pembagian kalam yang ketiga kalinya
Dari segi lafadz terhadap maknanya
Yang pertama kalam hakikat namanya
Yang kedua bagian majaz namanya
Hakikat ialah lafadz yang digunakan
Sebagai objektifitas harfiah ucapkan
ﻣﻦ ﺫﺍﻙ ﻓﻰ ﻣﻮﺿﻮﻋﻪ ﻭﻗﻴﻞ ﻣﺎ
ﻳﺠﺮﻯ ﺧﻄﺎﺑﺎ ﻓﻰ ﺍﺻﻄﻼﺡ ﻗﺪﻡ
Seperti definisi sholat dikatakan
Sebagai do’a-do’a untuk kebaikan
Pendapat yang lain mengatakan
Bahwa hakikat lafadz yang digunakan
Dalam istilah yang lebih tepat
Ucapan dan pekerjaan dalam sholat
ﺍﻗﺴﺎﻣﻬﺎ ﺛﻼﺛﺔ ﺷﺮﻋﻰ
ﻭﺍﻟﻠﻐﻮﻯ ﺍﻟﻮﺿﻊ ﻭﺍﻟﻌﺮﻓﻰ
Lafadz hakikat terbagi tiga buah
Syiar’iah, lughowiah, ’urfiyah
ﺛﻢ ﺍﻟﻤﺠﺎﺯ ﻣﺎﺑﻪ ﺗﺠﻮﺯﺍ
ﻓﻰ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﻋﻦ ﻣﻮﺿﻮﻋﻪ ﺗﺠﻮﺯﺍ
Selanjutnya majaz itu sebuah kata
Yang tidak menggunakan keaslian makna
Seperti aku telah melihat bulan
Di mushola saat aku berjalan
ﺑﻨﻘﺺ ﺍﻭ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺍﻭ ﻧﻘﻞ
ﺍﻭ ﺍﺳﺘﻌﺎﺭﺓ ﻛﻨﻘﺺ ﺍﻫﻞ
Majaz terbagi ke dalam empat buah
Majaz bihadzfi dua majaz bizziyadah
Majaz binnaqli dan empat isti’arah
Ayo terus berjuang pantang menyerah
ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﺮﺩ ﻓﻰ ﺳﺆﺍﻝ ﺍﻟﻘﺮﻳﺔ
ﻛﻤﺎ ﺍﺗﻰ ﻓﻰ ﺫﻛﺮ ﺩﻭﻥ ﻣﺮﻳﺔ
Coba tanyakan pada rumah sebelah
Yang dimaksud adalah penghuni rumah
Awas ingat dan jangan engkau gegabah
Itu contoh bihadzfi engkau tela-ah
Seperti yang tercantum dalam Al-dzikru
Yang pasti kebenarannya jangan ragu
ﻭﻛﺎﺯﺩﻳﺎﺩ ﺍﻟﻜﺎﻑ ﻓﻰ ﻛﻤﺜﻠﻪ
ﻭﺍﻟﻐﺎﺋﻂ ﺍﻟﻤﻨﻘﻮﻝ ﻋﻦ ﻣﺤﺎﻟﻪ
Lalu contoh dari majaz bil-ziyyadah
Menambah huruf kaf dalam lafadz mitslih
Lafadz gho-ith itu hasil perpindahan
Dari tempat gho-ith itu di pindahkan
Sesuatu yang keluar dari insan
Itulah majaz binnaqli kau jelaskan
ﺭﺍﺑﻌﻬﺎ ﻛﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﻳﺰﻳﺪ ﺍﻥ ﻳﻨﻘﺾ ﻳﻌﻨﻰ ﻣﺎﻻ
Yang ke empat contoh majaz isti’arah
Seperti terdapat dalam firman Allah
( ﺑﺎﺏ ﺍﻻﻣﺮ )
BAB IV P E R I N T A H
ﻭﺣﺪﻩ ﺍﺳﺘﺪﻋﺎﺀ ﻓﻌﻞ ﻭﺍﺟﺐ
ﺑﺎﻟﻘﻮﻝ ﻣﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻄﺎﻟﺐ
Amar yaitu perintah kerjaan wajib
Dengan ucapan terhadap si mukhatab
Tepatnya dari atasan ke bawahan
Dari segi martabatnya dinyatakan
ﺑﺼﻴﻐﺔ ﺍﻓﻌﻞ ﻓﺎﻟﻮﺟﻮﺏ ﺣﻘﻘﺎ
ﺣﻴﺚ ﺍﻟﻘﺮﻳﻨﺔ ﺍﻧﺘﻔﺖ ﻭﺍﻃﻠﻘﺎ
Amar wajib hakiki yang dinyatakan
Dengan shighat if’al itu menunjukan
Bila ada qorinah yanng menunjukan
Terhadap sesuatu yang diwajibkan
ﻻ ﻣﻊ ﺩﻟﻴﻞ ﺩﻟﻨﺎ ﺷﺮﻋﺎ ﻋﻠﻰ
ﺍﺑﺎﺣﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﻭ ﻧﺪﺏ ﻓﻼ
ﺑﻞ ﺻﺮﻓﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﺟﻮﺏ ﺧﺘﻤﺎ
ﺑﺤﻤﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻣﻨﻬﻤﺎ
Jika terdapat dalil yang menunjukan
Pada ibahah dan nudbu dipantaskan
Maka bukanlah sebagai amar wajib
Tapi pantas untuk mubah atau mandub
ﻭﻟﻢ ﻳﻔﺪ ﻓﻮﺭﺍ ﻭﻻ ﺗﻜﺮﺍﺭﺍ
ﺍﻥ ﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﻣﺎ ﻳﻘﺘﺾ ﺍﻟﺘﻜﺮﺍﺭﺍ
Dan tidaklah berguna suatu amar
Dengan segera melaksanakan amar
Dan tidak pula terdapat pengulangan
Jika telah tiba akan kewajiban
ﻭﺍﻻﻣﺮ ﺑﺎﻟﻔﻌﻞ ﺍﻟﻤﻬﻢ ﺍﻟﻤﻨﺤﺘﻢ
ﺍﻣﺮ ﺑﻪ ﻭﺑﺎﻟﺬﻯ ﺑﻪ ﻳﺘﻢ
Dan perintah terhadap suatu pekerjaan
Perintah pula pelantara pekerjaan
ﻛﺎﻻﻣﺮ ﺑﺎﻟﺼﻼﺓ ﺍﻣﺮ ﺑﺎﻟﻮﺿﻮ
ﻭﻛﻞ ﺷﻴﺊ ﻟﻠﺼﻼﺓ ﻳﻔﺮﺽ
Seperti perintah melaksankan shalat
Maka mencakup terhadap wudlu itu tepat
ﻭﺣﻴﺜﻤﺎ ﺍﻥ ﺟﻰﺀ ﺑﺎﻟﻤﻄﻠﻮﺏ
ﻳﺨﺮﺝ ﺑﻪ ﻋﻦ ﻋﻬﺪﺓ ﺍﻟﻮﺟﻮﺏ
Jika kewajiban telah ditunaikan
Maka terbebaslah dari kewajiban
Jika tiba kembali kewajiban lain
Maka wajib lagi tuk dilaksanakan
( ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻨﻬﻰ )
BAB V L A R A N G A N
ﺗﻌﺮﻳﻔﻪ ﺍﺳﺘﺪﻋﺎﺀ ﺗﺮﻙ ﻗﺪ ﻭﺟﺐ
ﺑﺎﻟﻘﻮﻝ ﻣﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﺩﻭﻥ ﻣﻦ ﻃﻠﺐ
Nahyi itu printah untuk meninggalkan
Suatu kewajiban dengan ucapan
Tepatnya dari atasan ke bawahan
Dari segi martabatnya dinyatakan
ﻭﺍﻣﺮﻧﺎ ﺑﺎﻟﺸﻴﺊ ﻧﻬﻰ ﻣﺎﻧﻊ
ﻣﻦ ﺿﺪﻩ ﻭﺍﻟﻌﻜﺲ ﺍﻳﻀﺎ ﻭﺍﻗﻊ
Perintah terhadap suatu pekerjaan
Maka itu pula suatu larangan
Dari pekerjaan yang bertolak belakang
Berdirilah berarti duduk dilarang
ﻭﺻﻴﻐﺔ ﺍﻻﻣﺮ ﺍﻟﺘﻰ ﻣﻀﺖ ﺗﺮﺩ
ﻭﺍﻟﻘﺼﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻥ ﻳﺒﺎﺡ ﻣﺎ ﻭﺟﺪ
Dalam shighat amar ada empat makna
Satu ibahah dan taswiyah kedua
Ibahah itu berarti kebolehan
Taswiyah itu berarti persamaan
ﻛﻤﺎ ﺍﺗﺖ ﻭﺍﻟﻘﺼﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﺘﺴﻮﻳﻪ
ﻛﺬﺍ ﻟﺘﻬﺪﻳﺪ ﻭﺗﻜﻮﻳﻦ ﻫﻴﻪ
Selanjutnya makna tahdid yang ketiga
Empat makna takwin janganlah kau lupa
Tahdid itu berarti menakut-nakuti
Takwin itu mengadakan dengan pasti
FASAL ORANG YANG TERMASUK PADA KHITOB TAKLIF DAN ORANG YANG TIDAK TERMASUK PADA KHITOB TAKLIF
ﻭﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻮﻥ ﻓﻰ ﺧﻄﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ
ﻗﺪ ﺩﺧﻠﻮﺍ ﺍﻻ ﺍﻟﺼﺒﻰ ﻭﺍﻟﺴﺎﻫﻰ
Orang yang termasuk pada khitob allah
Itu ada dua janganlah kau salah
Satu mu’min dua kafir diperintah
Kecuali orang yang lupa dan bocah
ﻭﺫﺍ ﺍﻟﺠﻨﻮﻥ ﻛﻠﻬﻢ ﻟﻢ ﻳﺪﺧﻠﻮﺍ
ﻭﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ ﻓﻰ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺩﺧﻠﻮﺍ
Orang yang lupa sampai ingat kembali
Orang yang gila sampai sadar kembali
Serta bocah kecil hingga mukalaf
Semua tak termasuk pada khitob taklif
ﻓﻰ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﻔﺮﻭﻉ ﻟﻠﺸﺮﻳﻌﺔ
ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺬﻯ ﺑﺪﻭﻧﻪ ﻣﻤﻨﻮﻋﻪ
Kafir disuruh mengerjakan syari’at
Tapi tak kan ditrima tanpa syahadat
ﻭﺫﻟﻚ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﻓﺎﻟﻔﺮﻭﻉ
ﺗﺼﺤﻴﺤﻬﺎ ﺑﺪﻭﻧﻪ ﻣﻤﻨﻮﻉ
Disamping syari’at harus di kerjakan
Maka kafir masuk islam diprintahkan
Karna syari’at berjalan tanpa iman
Sama halnya berdasi tanpa pakaian
(ﺑﺎ ﺏ ﺍﻟﻌﺎﻡ )
BAB VI LAFADZ UMUM
ﻭﺣﺪﻩ ﻟﻔﻆ ﻳﻌﻢ ﺍﻛﺜﺮﺍ
ﻣﻦ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻣﺎ ﺣﺼﺮ ﻳﺮﻯ
Ta’rif lafadz umum ialah sesuatu
Yang mencakup lebih dari pada satu
Membutuhkan perincian selanjutnya
Lafadz kaum dirinci zaedun contohnya
ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻬﻢ ﻋﻤﻤﺘﻬﻢ ﺑﻤﺎ ﻣﻌﻰ
ﻭﻟﺘﻨﺤﺼﺮ ﺍﻟﻔﺎﻇﻪ ﻓﻰ ﺍﺭﺑﻊ
Lalu ringkasan lafadz umum terbagi
Empat bagian silahkan buka lagi
ﺍﻟﺠﻤﻊ ﻭﺍﻟﻔﺮﺩ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻓﺎﻥ
ﺑﺎﻟﻼﻡ ﻛﺎﻟﻜﺎﻓﺮ ﻭﺍﻻﻧﺴﺎﻥ
Satu kalimat jamak dima’rifatkan
Dengan alif lam contohnya dituliskan
Al-abroro itu golongan kebaikan
Al-fujjaro itu golongan keburukan
Dua kalimat mufrad dima’rifatkan
Dengan alif lam contohnya dihafalkan
Al-insan dan al-kafir itulah contoh
Ayo buka Al-Qur’an biar gak bodoh
ﻭﻛﻞ ﻣﺒﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻻﺳﻤﺎﺀ
ﻣﻦ ﺫﺍﻙ ﻣﺎ ﻟﻠﺸﺮﻁ ﻣﻦ ﺟﺰﺍﺀ
Yang ketiga tiap-tiap isim mubham
Atau maa syarthiyyah ayolah dipaham
ﻭﻟﻔﻆ ﻣﻦ ﻓﻰ ﻋﺎﻗﻞ ﻭﻟﻔﻆ ﻣﺎ
ﻓﻰ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﻟﻔﻆ ﺍﻯ ﻓﻴﻬﻤﺎ
Lafadz ”man” digunakan tuk yang berakal
Dan lafadz ”ma-“ untuk yang tak punya akal
Inilah “man” syarthiyah serta istifham
Juga “ma-“ syartiyah serta ma- istifham
Kemudian lafadz “ayun” digunakan
Yang berakal, tak berakal digunakan
ﻭﻟﻔﻆ ﺍﻳﻦ ﻭﻫﻮ ﻟﻠﻤﻜﺎﻥ
ﻛﺬﺍ ﻣﺘﻰ ﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻉ ﻟﻠﺰﻣﺎﻥ
Serta “aina” menunjukan tempat itu
Begitupun “mata” menunjukan waktu
ﻭﻟﻔﻆ ﻻ ﻓﻰ ﺍﻟﻨﻜﺮﺍﺕ ﺛﻢ ﻣﺎ
ﻓﻰ ﻟﻔﻆ ﻣﻦ ﺍﺗﻰ ﺑﻬﺎ ﻣﺴﺘﻔﻬﻤﺎ
Yang ke empat lafadz “la-“ dalam nakirah
Tak seorang lelaki di dalam rumah
ﺛﻢ ﺍﻟﻌﻤﻮﻡ ﺍﺑﻄﻠﺖ ﺩﻋﻮﺍﻩ
ﻓﻰ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺑﻞ ﻭﻣﺎ ﺟﺮﻯ ﻣﺠﺮﺍﻩ
Lafadz umum dalam fiil dibatalkan
Karena hanya dalam “mantuq” diamalkan
( ﺑﺎ ﺏ ﺍﻟﺨﺎﺹ )
BAB VII LAFADZ KHUSUS
ﻭﺍﻟﺨﺎﺹ ﻟﻔﻆ ﻻ ﻳﻌﻢ ﺍﻛﺜﺮﺍ
ﻣﻦ ﻭﺍﺣﺪ ﺍﻭ ﻋﻢ ﻣﻊ ﺣﺼﺮ
Ta’rif lafadz khusus ialah sesuatu
Tak mencakup lebih dari pada satu
ﻭﺍﻟﻘﺼﺪ ﺑﺎﻟﺘﺨﺼﻴﺺ ﺣﻴﺜﻤﺎ ﺣﺼﻞ
ﺗﻤﻴﻴﺰ ﺑﻌﺾ ﺟﻤﻠﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﺩﺧﻞ
Maksud takhis ialah pengecualian
Dari lafadz umum pada sebagian
ﻭﻣﺎ ﺑﻪ ﺍﻟﺘﺨﺼﻴﺺ ﺍﻣﺎ ﻣﺘﺼﻞ
ﻛﻤﺎ ﺳﻴﺎﺀﺗﻰ ﺍﻧﻔﺎ ﺍﻭ ﻣﻨﻔﺼﻞ
Takhsis itu ada dua klasifikasi
Takhsis mutasil munfasil bervariasi
Takhsis mutasil ”mukhosis” yang bersatu
Dengan “ ’am makhsus” pasti slalu menyatu
Sedangkan takhsis “munfasil” itu beda
Sebaliknya takhsis “mutasil” yang beda
Seperti “mukhosis”nya dalam Al-Qur’an
“ ‘Am makhsus”nya dalam hadits dinyatakan
ﻓﺎﻟﺸﺮﻁ ﻭﺍﻟﺘﻘﻴﻴﺪ ﺑﺎﻟﻮﺻﻒ ﺍﺗﺼﻞ
ﻛﺬﺍﻙ ﺍﻻﺳﺘﺜﻨﺎ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ ﺍﻧﻔﺼﻞ
Yang termasuk takhsis muttasil ialah
Syarat, qoyyid bil-sifat, istisna ghoyah
Badal ba’di min al-kul itu tambahan
Selain itu semua munfasil namakan
ﻭﺣﺪ ﺍﻻﺳﺘﺜﻨﺎﺀ ﻣﺎ ﺑﻪ ﺧﺮﺝ
ﻣﻦ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺑﻌﺾ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﺍﻧﺪﺭﺝ
Istisna itu menngeluarkan sesuatu
Sebagian dari kalam yang bersatu
Seperti lafadz “zaidun” dikeluarkan
Dari satu kelompok atau golongan
ﻭﺷﺮﻃﻪ ﺍﻥ ﻻ ﻳﺮﻯ ﻣﻨﻔﺼﻼ
ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﺴﺘﻐﺮﻗﺎ ﻟﻤﺎ ﺧﻼ
Syarat istisna itu ada empat warna
Satu jangan terpisah antar “mustasna”
Dengan “mustasna minhu” yang disebutkan
Dua “mustasna”nya janngan menghabiskan
ﻭﺍﻟﻨﻄﻖ ﻣﻊ ﺍﺳﻤﺎﻉ ﻣﻦ ﺑﻘﺮﺑﻪ
ﻭﻗﺼﺪﻩ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﻧﻄﻘﻪ ﺑﻪ
Pada “mustasna minhu” tiga ucapkan
Dan orang terdekat dapat mendengarkan
Empat istisna dimaksud ”mutakallim”
Sebelum diucapkan si”mutakallim”
ﻭﺍﻻﺻﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻥ ﻣﺴﺘﺜﻨﺎﻩ
ﻣﻦ ﺟﻨﺴﻪ ﻭﺟﺎﺯ ﻣﻦ ﺳﻮﺍﻩ
Yang jadi asal dalam istisna itu
Ditempatkan di jenis “mustasna minhu”
Seperti halnya kaum telah berdiri
Kecuali pak zaed tidak berdiri
Dibolehkan istisna di tempatkannya
Bukan pada jenis “mustasna minhu”nya
ﻭﺟﺎﺯ ﺍﻥ ﻳﻘﺪﻡ ﺍﻟﻤﺴﺘﺜﻨﻰ
ﻭﺍﻟﺸﺮﻁ ﺍﻳﻀﺎ ﻟﻈﻬﻮﺭ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ
Dibolehkan istisna di tempatkannya
Bukan pada jenis “mustasna minhu”nya
Dibolehkan istisna lebih dahulu
Daripada “mustasna minhu” dahulu
Begitupun syarat yang di dahulukan
Sedangkan jawabnya itu di akhirkan
ﻭﻣﺎﻟﻰ ﺍﻻ ﺍﻟﻰ ﺍﺣﻤﺪ ﺷﻴﺌﺔ
ﻭﻣﺎﻟﻰ ﺍﻻ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻟﺤﻖ ﻣﺬﻫﺐ
“Tak ada bagiku kecuali pada
Keluarga Ahmad suatu kesejahteraan"
Asalnya: "tak ada bagiku suatu kesejahteraan
Kecuali pada keluarga Ahmad”
“Tak ada bagiku kecuali pada
Madzhab yang benar suatu madzhab”
Asalnya: “tak ada bagiku suatu
Madzhab kecuali pada madzhab yang benar”
ﻭﻳﺤﻤﻞ ﺍﻟﻤﻄﻠﻖ ﻣﻬﻤﺎ ﻭﺟﺪﺍ
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺬﻯ ﺑﺎﻟﻮﺻﻒ ﻣﻨﻪ ﻗﻴﺪﺍ
Jika mutlak dan muqayad bertolakan
Maka mutlak pada muqayad pantaskan
Keumuman di dalam kifarat sumpah
Kekhususan dalam kifarat membunuh
ﻓﻤﻄﻠﻖ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﺮ ﻓﻰ ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ
ﻣﻘﻴﺪ ﻓﻰ ﺍﻟﻘﺘﻞ ﺑﺎﻻﻳﻤﺎﻥ
Mutlak memerdekakan budak belian
Dipantaskan pada budak yang beriman
Inilah gambaran dari takhsis munfashil
Al-Qur’an ditakhsis al-Qur’an berhasil
Antara “mukhosis’ dengan ‘am makhsus”nya
Berbeda pada tempat atau suratnya
ﻓﻴﺤﻤﻞ ﺍﻟﻤﻄﻠﻖ ﻓﻰ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﺮ
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺬﻯ ﻗﻴﺪ ﻓﻰ ﺍﻟﺘﻜﻔﻴﺮ
Dalam kifarat sumpah mutlak memerdekakan
Budak belian beriman atau bukan
Dalam kifarat qotlu memerdekakan
Jika kontradiksi mutlak dan muqayyad
Muqayyad budak belian yang beriman
Pantaskanlah pada lafadz yang muqayyad
ﺛﻢ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺏ ﺧﺼﺼﻮﺍ
ﻭﺳﻨﺔ ﺑﺴﻨﺔ ﻳﺨﺼﺺ
Lalu al-Qur’an dengan al- Qur’an di takhsis
Serta Hadits ditakhsisnya dengan hadits
ﻭﺧﺼﺼﻮﺍ ﺑﺎﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺎ
ﻭﻋﻜﺴﻪ ﺍﺳﺘﻌﻤﻞ ﻳﻜﻦ ﺻﻮﺍﺑﺎ
Dan para Ulama menakhsis al-Qur’an
Dengan Hadits coba engkau balikan
ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﺑﺎﻻﺟﻤﺎﻉ ﻣﺨﺼﻮﺹ ﻛﻤﺎ
ﻗﺪ ﺧﺺ ﺑﺎﻟﻘﻴﺎﺱ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ
Dan al-Qur’an di takhsis ijma Ulama
Begitupun ditakhsis qias berguna
Hadits ditakhsis qias jangan lupakan
Beri contoh satu persatu hafalkan
( ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻤﺠﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﻤﺒﻴﻦ )
BAB VIII LAFADZ MUJMAL dan MUBAYAN
ﻣﺎﻛﺎﻥ ﻣﺤﺘﺎﺟﺎ ﺍﻟﻰ ﺑﻴﺎﻥ
ﻓﻤﺠﻤﻞ ﻭﺿﺎﺑﻂ ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ
Yang disebut lafadz mujmal sesuatu
Yang membutuhkan penjelasan yang tentu
ﺍﺧﺮﺍﺟﻪ ﻣﻦ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻻﺷﻜﺎﻝ
ﺍﻟﻰ ﺍﻟﺘﺠﺎﻟﻰ ﻭﺍﺗﻀﺎﺡ ﺍﻟﺤﺎﻝ
Penjelasan ialah mengeluarkan
Sesuatu dari suatu kesulitan
ﻛﺎﻟﻘﺮﺀ ﻭﻫﻮ ﻭﺍﺟﺪ ﺍﻻﻗﺮﺍﺀ
ﻓﻰ ﺍﻟﺤﻴﺾ ﻭﺍﻟﻄﻬﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ
Seperti qur-u dari jamak aqro-u
Pantas pada haid serta suci berlaku
ﻭﺍﻟﻨﺺ ﻋﺮﻓﺎ ﻛﻞ ﻟﻔﻆ ﻭﺍﺭﺩ
ﻟﻢ ﻳﺤﺘﻤﻞ ﺍﻻ ﻟﻤﻌﻨﻰ ﻭﺍﺣﺪ
Lafadz Nash menurutkan para Ulama
Yaitu lafadz yang punya satu makna
ﻛﻘﺪ ﺭﺍﻳﺖ ﺟﻌﻔﺮﺍ ﻭﻗﻴﻞ ﻣﺎ
ﺗﺎﻭﻳﻠﻪ ﺗﻨﺰﻳﻠﻪ ﻓﻠﻴﻌﻠﻤﺎ
Nyata aku telah melihat Pak Ja’far
Itulah contohnya janganlah kau lempar
Pendapat qiil lafadz yang di ucapkannya
Langsung dapat dimengerti maknanya
ﻭﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻣﺎ ﻻ ﻳﻔﻴﺪ ﻣﺎ ﺳﻤﻊ
ﻣﻌﻨﻰ ﺳﻮﻯ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ﺍﻟﺬﻯ ﻟﻪ ﻭﺿﻊ
Lafadz dzohir menurut para Ulama
Tiap lafadz yang mengandung dua makna
Satu makna rojih yang diunggulkannya
Dua makna marjuh yang dilemahkannya
ﻛﺎﻻﺳﺪ ﺍﺳﻢ ﻭﺍﺣﺪ ﺍﻟﺴﺒﺎﻉ
ﻭﻗﺪ ﻳﺮﻯ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﺍﻟﺸﺠﺎﻉ
“Asad” itu suatu nama hewan ganas
Digunakan tuk pria yang gagah pantas
Lafadz “asad” itu rojih bermakna
Suatu nama hewan yang ganas utama
Lafadz “asad” itu marjuh bermakna
Untuk nama seorang pria yang perkasa
ﻭﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺣﻴﺚ ﺍﺷﻜﻼ
ﻣﻔﻬﻮﻣﻪ ﻓﺒﺎﻟﺪﻟﻴﻞ ﺍﻭﻻ
Dan lafadz dzohir yang tlah diceritakan
Jika maknanya sulit tuk diartikan
ﻭﺻﺎﺭ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺘﺎﻭﻳﻞ
ﻣﻘﻴﺪﺍ ﻓﻰ ﺍﻻﺳﻢ ﺑﺎﻟﺪﻟﻴﻞ
Maka gunakanlah ta’wil dengan dalil
Maka jadi” dzohir muqayad bid dalil”
( ﺑﺎﺏ ﺍﻻﻓﻌﺎﻝ )
BAB IX PERBUATAN - PERBUATAN NABI
ﺍﻓﻌﺎﻟﻪ ﻃﻪ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ
ﺟﻤﻴﻌﻬﺎ ﻣﺮﺿﻴﺔ ﺑﺪﻳﻌﺔ
Pekerjaan Nabi pemilik aturan
Seluruhnya di ridloi kebenaran
Karena Nabi itu berpredikat
ma’sum
Tak kan melakukan dosa kesalahan
ﻭﻛﻠﻬﺎ ﺍﻣﺎ ﺗﺴﻤﻰ ﻗﺮﺑﻪ
ﻓﻄﺎﻋﺔ ﺍﻭﻻ ﻓﻔﻌﻞ ﺍﻟﻘﺮﺑﻪ
Segala pekerjaan Nabi terbagi
Qurbah, ghoer qurbah dua terbagi
Fi’lul qurbah disebutnya ketaatan
Ghoer qurbah disebutnya kebolehan
ﻣﻦ ﺍﻟﺨﺼﻮﺻﻴﺎﺕ ﺣﻴﺚ ﻗﺎﻣﺎ
ﺩﻟﻴﻠﻬﺎ ﻛﻮﺻﻠﻪ ﺍﻟﺼﻴﺎﻣﺎ
Jika pada fi’lul qurbah ada dalil
Khusus Nabi, maka umat harus tinggal
Seperti berpuasanya siang malam
Puasa wishol bagi umat itu haram
ﻭﺣﻴﺚ ﻟﻢ ﻳﻘﻢ ﺩﻟﻴﻠﻬﺎ ﻭﺟﺐ
ﻭﻗﻴﻞ ﻣﻮﻗﻮﻑ ﻭﻗﻴﻞ ﻣﺴﺘﺤﺐ
Jika tidak terdapat suatu dalil
Jawabannya itu ada tiga qaul
Pertama wajib di Nabi dan umatnya
Dua di mauquf wajib atau sunatnya
ﻓﻰ ﺣﻘﻪ ﻭﺣﻘﻨﺎ ﻭﺍﻣﺎ
ﻣﺎﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺑﻘﺮﺑﺔ ﻳﺴﻤﻰ
Qaul ketiga mustahab di hak Nabi
Serta berlaku tuk seluruh umat Nabi
Pekerjaan Nabi dengan ghoer qurbah
Dinamakan dengan sesuatu yang mubah
ﻓﺎﻧﻪ ﻓﻰ ﺣﻘﻪ ﻣﺒﺎﺡ
ﻭﻓﻌﻠﻪ ﺍﻳﻀﺎ ﻟﻨﺎ ﻳﺒﺎﺡ
Mubah pada haknya Nabi dan umatnya
Begitupun berlaku bagi umatnya
Seperti istirahat, makan dan minum
Begitupun umatnya makan dan minum
ﻭﺍﻥ ﺍﻗﺮ ﻗﻮﻝ ﻏﻴﺮﻩ ﺟﻌﻞ
ﻛﻘﻮﻟﻪ ﻛﺬﺍﻙ ﻓﻌﻞ ﻗﺪ ﻓﻌﻞ
Jika ada ucapan sahabat Nabi
Kemudian dibiarkan oleh Nabi
Maka jadikan halnya ucapan Nabi
Penjelasan akan kebolehan ini
Jika ada prilaku sahabat Nabi
Kemudian dibiarkan oleh Nabi
Maka itu seperti prilaku Nabi
Seperti biyawak pasir dikonsumsi
ﻭﻣﺎ ﺟﺮﻯ ﻓﻰ ﻋﺼﺮﻩ ﺛﻢ ﺍﻃﻠﻊ
ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻥ ﺍﻗﺮﻩ ﻓﻠﻴﺘﺒﻊ
Prilaku dan ucapan sahabat Nabi
Yang menjadi kabar pada zaman Nabi
Jika Nabi membiarkan semua ini
Boleh diikuti disebut taqriri
( ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻨﺴﺦ )
BAB X ( NASAKH / SALINAN )
ﺍﻟﻨﺴﺦ ﻧﻘﻞ ﺍﻭ ﺍﺯﺍﻟﺔ ﻛﻤﺎ
ﺣﻜﻮﻩ ﻋﻦ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﻓﻴﻬﻤﺎ
Pengertian Nasakh secara bahasa
Perpindahan atau penghapusan kata
ﻭﺣﺪﻩ ﺭﻓﻊ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺍﻟﻼﺣﻖ
ﺛﺒﻮﺕ ﺣﻜﻢ ﺑﺎﻟﺨﻄﺎﺏ ﺍﻟﺴﺎﺑﻖ
Nasakh menurut istilah hukum syara’
Itu menghilangkan khitab yang pertama
Serta menetapkan khitab yang kedua
Itu pun jika khitab kedua ada
ﺭﻓﻌﺎ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﺗﻰ ﻟﻮﻻﻩ
ﻟﻜﺎﻥ ﺫﺍﻙ ﺛﺒﺘﺎ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ
Tapi jika khitab kedua tak ada
Maka ketetapan pada yang pertama
ﻣﺎ ﺑﻌﺪﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ ﺍﺫﺍ ﺗﺮﺍﺧﻰ ﻋﻨﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ
Cara nasakh jika khitab yang kedua Lebih akhir dari khitab yang pertama Asbab an nuzul jika dalam al-Qur’an Asbab al wurud pada hadits demikian
ﻭﺟﺎﺯ ﻧﺴﺦ ﺍﻟﺮﺳﻢ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﺤﻜﻢ
ﻛﺬﺍﻙ ﻧﺴﺦ ﺍﻟﺤﻜﻢ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﺮﺳﻢ
Dibolehkan nasakh tulisan tak hukum
Begitupun sebaliknya harap maklum
ﻭﻧﺴﺦ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺍﻟﻰ ﺑﺪﻝ
ﻭﺩﻭﻧﻪ ﻭﺫﺍﻙ ﺗﺨﻔﻴﻒ ﺣﺼﻞ
Serta dinasakh tulisan dan hukumnya
Mari kita lihat perbandingannya
ﻭﺟﺎﺯ ﺍﻳﻀﺎ ﻛﻮﻧﻪ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺒﺪﻝ
ﺍﺧﻒ ﺍﻭ ﺍﺷﺪ ﻣﻤﺎ ﻗﺪ ﺑﻄﻞ
Antara naasikh dan mansukh itu beda
Mansukh berat tapi naasikh sebaliknya
Ayat mushabarah sebagai contohnya
Satu mukmin lawan sepuluh kafirnya
Kemudian dinasakh menjadi ringan
Satu mukmin lawan dua itu ringan
ﺛﻢ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺏ ﻳﻨﺴﺦ
ﻛﺴﻨﺔ ﺑﺴﻨﺔ ﻓﺘﻨﺴﺦ
Al Qur’an oleh al Qur’an dinasakh
Seperti sunnah dinasakh oleh sunnah
ﻭﻟﻢ ﻳﺠﺰ ﺍﻥ ﻳﻨﺴﺦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
ﺑﺴﻨﺔ ﺑﻞ ﻋﻜﺴﻪ ﺻﻮﺍﺏ
Dan tak dibolehkan menasakh al-Qur’an
Dengan sunnah karena janganlah dilawan
Karena pangkat al-Qur’an itu yakin
Sedangkan assunah itu berpangkat dzon
Tapi jika sunnah dinasakh al-Qur’an
Hal seperti itu dapat dibenarkan
ﻭﺫﻭ ﺗﻮﺍﺗﺮ ﺑﻤﺜﻠﻪ ﻧﺴﺦ
ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺑﻐﻴﺮﻩ ﻓﻠﻴﻨﺘﺴﺦ
Hadits mutawatir dinasakh sejenisnya
Ghaer mutawatir dinasakh sejenisnya
ﻭﺍﺧﺘﺎﺭ ﻗﻮﻡ ﻧﺴﺦ ﻣﺎ ﺗﻮﺍﺗﺮﺍ
ﺑﻐﻴﺮﻩ ﻭﻋﻜﺴﻪ ﺣﺘﻤﺎ ﻳﺮﻯ
Pendapat kaum membolehkan menasakh
Mutawatir dengan beda jenis dinasakh
Dan ghaer mutawatir itu dinasakh
Oleh hadits yang mutawatir dinasakh
( ﺑﺎﺏ ﻓﻰ ﺑﻴﺎﻥ ﻣﺎﻳﻔﻌﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﺘﻌﺎﺭﺽ )
BAB XI KONTRADIKSI DALIL
ﺗﻌﺎﺭﺽ ﺍﻟﻨﻄﻘﻴﻦ ﻓﻰ ﺍﻻﺣﻜﺎﻡ
ﻳﺎﺗﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﺭﺑﻌﺔ ﺍﻗﺴﺎﻡ
Warna kontra dua mantuq dalam hukum
Itu terdapat empat bagian maklum
ﺍﻣﺎ ﻋﻤﻮﻡ ﻭﺧﺼﻮﺹ ﻓﻴﻬﺎ
ﺍﻭﻛﻞ ﻧﻄﻖ ﻓﻴﻪ ﻭﺻﻒ ﻣﻨﻬﺎ
Dua mantuq yang sama umum pertama
Dua mantuq yang sama khusus kedua
Mantuq pertama itu umum yang ketiga
Diikuti mantuq khusus yang kedua
ﺍﻭ ﻓﻴﻪ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻭﻳﻌﺘﺒﺮ
ﻛﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﺻﻔﻴﻦ ﻓﻰ ﻭﺟﻪ ﻇﻬﺮ
Empat mantuq pertama umum dan khusus
Mantuq selanjutnya juga umum khusus
ﻓﻰ ﺍﻻﻭﻟﻴﻦ ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻥ ﺍﻣﻜﻨﺎ
ﻓﺎﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﻣﺎ ﺗﻌﺎﺭﺿﺎ ﻫﻨﺎ
Gabungkanlah dua lafadz bertentangan
Yang semuanya memiliki keumuman
Hal itu pun jika mungkin dikumpulkan
Jika tidak sya’ir berikut lanjutkan
ﻭﺣﻴﺚ ﻻ ﺍﻣﻜﺎﻥ ﻓﺎﻟﺘﻮﺍﻗﻒ
ﻣﺎﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺗﺎﺭﻳﺦ ﻛﻞ ﻳﻌﺮﻑ
Namun jika tidak mungkin dikumpulkan
Maka solusinya itu ditangguhkan
Sehingga ada yang mampu mengunggulkan
Terhadap salah satu yang bertentangan
ﻓﺎﻥ ﻋﻠﻤﻨﺎ ﻭﻗﺖ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ
ﻓﺎﻟﺜﺎﻥ ﻧﺎﺳﺦ ﻟﻤﺎ ﺗﻘﺪﻣﺎ ﻓﺎﻥ
Jika terdapat dua lafadz bertentangan
Yang pertama menunjukan kehalalan
Yang kedua menunjukan keharaman
Maka yang kedualah yang digunakan
ﻭﺧﺼﺼﻮﺍ ﻓﻰ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﺍﻟﻤﻌﻠﻮﻡ
ﺑﺬﻯ ﺍﻟﺨﺼﻮﺹ ﻟﻔﻆ ﺫﻯ ﺍﻟﻌﻤﻮﻡ
Jika terdapat dua lafadz bertentangan
Yang pertama menunjukan keumuman
Dan kedua menunjukan kekhususan
Maka yang kedua yang diutamakan
ﻭﻓﻰ ﺍﻻﺧﻴﺮ ﺷﻄﺮ ﻛﻞ ﻧﻄﻖ
ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻖ ﺣﻜﻢ ﺫﺍﻙ ﺍﻟﻨﻄﻖ
ﻓﺎﺧﺼﺺ ﻋﻤﻮﻡ ﻛﻞ ﻧﻄﻖ ﻣﻨﻬﻤﺎ
ﺑﺎﻟﻀﺪ ﻣﻦ ﻗﺴﻤﻴﻪ ﻭﺍﻋﺮﻓﻨﻬﻤﺎ
Jika dalil pertama umum dan khusus
Dalil yang kedua juga umum khusus
Maka keumuman dalil yang pertama
Ditakhsis kehususan dalil kedua
Serta keumuman dalil yang dua
Ditakhsis kekhususan dalil pertama
( ﺑﺎﺏ ﺍﻻﺟﻤﺎﻉ )
BAB XII IJMA’
ﻫﻮ ﺍﺗﻔﺎﻕ ﻛﻞ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﻌﺼﺮ
ﺍﻯ ﻋﻠﻤﺎﺀ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﺩﻭﻥ ﻧﻜﺮ
ﻋﻠﻰ ﺍﻋﺘﺒﺎﺭ ﺣﻜﻢ ﺍﻣﺮ ﻗﺪ ﺣﺪﺙ
ﺷﺮﻋﺎ ﻛﺤﺮﻣﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺑﺎﻟﺤﺪﺙ
Ijma’ yaitu suatu kesepakatan
Para ulama fiqih yang menetapkan
Pada hukum syara’ menetapkan
Shalat bagi yang berhadats diharamkan
ﻭﺍﺣﺘﺞ ﺑﺎﻻﺟﻤﺎﻉ ﻣﻦ ﺫﻯ ﺍﻻﻣﺔ
ﻻ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﺍﺫ ﺧﺼﺼﺖ ﺑﺎﻟﻌﺼﻤﺔ
Dan ijma’ itu dapat dijadikan
Bagi umat nabi dijadikan alasan
Tetapi bukan umat yang lainnya
Ijma’nya tak dapat dijadikan alasan
ﻭﻛﻞ ﺍﺟﻤﺎﻉ ﻓﺤﺠﺔ ﻋﻠﻰ
ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻋﺼﺮ ﺍﻗﺒﻼ
Dapat di pakai alasan setiap ijma’nya
Bagi generasi umat selanjntnya
Seperti ijma’ para sahabat Nabi
Di pakai oleh pengikut sahabat Nabi
ﺛﻢ ﺍﻧﻘﺮﺍﺽ ﻋﺼﺮﻩ ﻟﻢ ﻳﺸﺘﺮﻁ
ﺍﻯ ﻓﻰ ﺍﻧﻌﻘﺎﺩﻩ ﻭﻗﻴﻞ ﻣﺸﺘﺮﻁ
Dan tak disyaratkan bagi sahnya ijma’
Dengan wafat para ahli zaman ijma’
Jadi meski ahli ijma’ masih ada
Maka ijma’ tersebut masih berguna
Itulah pendapat qoul yang pertama
Dan sebaliknya menurut qoul kedua
ﻭﻟﻢ ﻳﺠﺰ ﻻﻫﻠﻪ ﺍﻥ ﻳﺮﺟﻌﻮﺍ
ﺍﻻ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ ﻓﻠﻴﺲ ﻳﻤﻨﻊ
Bagi mujmi’in tidak diperbolehkan
Hal yang telah disepakati dibatalkan
ﻭﻟﻴﻌﺘﺒﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﻗﻮﻝ ﻣﻦ ﻭﻟﺪ
ﻭﺻﺎﺭ ﻣﺜﻠﻬﻢ ﻓﻘﻴﻬﺎ ﻣﺠﺘﻬﺪ
Qoul ke dua juga memperhitungkan
Ucapan orang yang dilahirkan
Pada saat hidupnya ahli Ijma’
Dan dia tumbuh menjadi ahli Ijma’
Atau menjadi ahli Fiqih yang hebat
Atau menjadi ahli Ijtihad kuat
ﻭﻳﺤﺼﻞ ﺍﻻﺟﻤﺎﻉ ﺑﺎﻻﻗﻮﺍﻝ
ﻣﻦ ﻛﻞ ﺍﻫﻠﻪ ﻭﺑﺎﻻﻓﻌﺎﻝ
Dan Ijma’ dihasilkan dengan ucapan
Tiap ahli serta dengan pekerjaan
ﻭﻗﻮﻝ ﺑﻌﺾ ﺣﻴﺚ ﺑﺎﻗﻴﻬﻢ ﻓﻌﻞ
ﻭﺑﺎﻧﺘﺸﺎﺭ ﻣﻊ ﺳﻜﻮﺗﻬﻢ ﺣﺼﻞ
Empat bagian ijma’ itu terbagi
Ijma’ qauli dua ijma’ af’ali
Ijma’ mukhtaliqat itu yang ketiga
Empat ijma’ sukuti semua berharga
ﺛﻢ ﺻﺤﺎﺑﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﻋﻦ ﻣﺬﻫﺒﻪ
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ ﻓﻬﻮ ﻻ ﻳﺤﺘﺞ ﺑﻪ
ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ ﺣﺠﺔ ﻟﻤﺎ ﻭﺭﺩ
ﻓﻰ ﺣﻘﻬﻢ ﻭﺿﻌﻔﻮﻩ ﻓﻠﻴﺮﺩ
Menurut qoul jadid Imam Syafi’i
Bisa dipake hujjah qoul shahabi
Oleh sahabat-sahabat yang lainnya
Tapi qoul Qadim itu sebaliknya
Jika hal itu terjadi kontradiksi
Utama qoul jadid Imam Syafi’i
( ﺑﺎﺏ ﺑﻴﺎﻥ ﺍﻻﺧﺒﺎﺭ )
BAB XIII AL-IKHBAR ( BERITA )
ﻭﺍﻟﺨﺒﺮ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﺍﻟﻤﻔﻴﺪ ﺍﻟﻤﺤﺘﻤﻞ
ﺻﺪﻗﺎ ﻭﻛﺬﺑﺎ ﻣﻨﻪ ﻧﻮﻉ ﻗﺪ ﻧﻘﻞ
Khobar yaitu lafadz yang dipantaskan
Pada kebenaran serta kebohongan
Namun ada khobariyah dipantaskan
Maqtu’un bil Sidqi pada kebenaran
Serta ada khobariyah dipantaskan
Maqtu’un bil Kidzbi pada kebohongan
Kalamullah contoh Maqtu’un bil Sidqi
Musailamah contoh Maqtu’un bil Kidzbi
ﺗﻮﺍﺗﺮﺍ ﻟﻠﻌﻠﻢ ﻗﺪ ﺍﻓﺎﺩﺍ
ﻭﻣﺎ ﻋﺪﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻋﺘﺒﺮ ﺍﺣﺎﺩﺍ
Khobariyah terbagi dua bagian
Khobar mutawatir, ahad kemudian
Khobar mutawatir itu menyakinkan
Sedang khobar ahad itu diragukan
ﻓﺎﻭﻝ ﺍﻟﻨﻮﻋﻴﻦ ﻣﺎ ﺭﻭﺍﻩ
ﺟﻤﻊ ﻟﻨﺎ ﻋﻦ ﻣﺜﻠﻪ ﻋﺰﺍﻩ
Khobar mutawatir itu hasil panca indra
Yang diriwayatkan lebih dari dua
Yang mustahil dari kelompok pembohong
Karna itu janganlah engkau berbohong
ﻭﻫﻜﺬﺍ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﺬﻯ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﺨﺒﺮ
ﻻ ﺑﺎﺟﺘﻬﺎﺩ ﺑﻞ ﺳﻤﺎﻉ ﺍﻭ ﻧﻈﺮ
ﻭﻛﻞ ﺟﻤﻊ ﺷﺮﻃﻪ ﺍﻥ ﻳﺴﻤﻌﻮﺍ
ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ ﻣﻨﻬﻢ ﺑﺎﻟﺘﻮﺍﻃﻰ ﻳﻤﻨﻊ
Syarat mutawatir itu ada tiga
Beritanya harus hasil panca indera
Hasil penglihatan serta pendengaran
Diri sendiri bukan hasil yang lain
Jumlah rowi harus sampai ketetapan
Serta kelompok pembohong itu bukan
Adad mutawatir dari Abu Thoyib
Empat orang diqiyaskan pada syahid
Sedangkan menurut Ashab As-Syafi’i
Lima orang qiyas pada ulul azmi
Pendapat yang lain dua puluh orang
Ayat mushabarah al-Qur’an dipegang
Syarat ketiga ada keseimbangan
Adad mutawatir ditiap lapisan
Pembagian mutawatir itu dua
Mutawatir lafdzi, ma’nawi kedua
ﺛﺎﻧﻴﻬﻤﺎ ﺍﻻﺣﺎﺩ ﻳﻮﺟﺐ ﺍﻟﻌﻤﻞ
ﻻ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻜﻦ ﻋﻨﺪﻩ ﺍﻟﻈﻦ ﺣﺼﻞ
Khobar ahad itu wajib diamalkan
Meski khobar ahad itu diragukan
Karena hukum khobar dzon diutamakan
Yang utama itu wajib diamalkan
ﻟﻤﺮﺳﻞ ﻭﻣﺴﻨﺪ ﻗﺪ ﻗﺴﻤﺎ
ﻭﺳﻮﻑ ﻳﺎﺗﻰ ﺫﻛﺮ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ
Pembagian khobar ahad ada dua
Pertama musnad serta mursal kedua
ﻓﺤﻴﺜﻤﺎ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺮﻭﺍﺓ ﻳﻔﻘﺪ
ﻓﻤﺮﺳﻞ ﻭﻣﺎ ﻋﺪﺍﻩ ﻣﺴﻨﺪ
Hadits mursal yaitu yang sebagian
Dari para rowi itu digugurkan
Khobar ahad mursal itu ada tiga
Satu jali, khafi, shohabi ketiga
ﻟﻜﻦ ﻣﺮﺍﺳﻴﻞ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﻰ ﺗﻘﺒﻞ ﻟﻼﺣﺘﺠﺎﺝ ﺻﺎﻟﺢ ﻻ ﺍﻟﻤﺮﺳﻞ
Hadits musnad itu sah dipakai hujjah
Hadits mursal tidak sah dipakai hujjah
Hadits mutawatir sah dipakai hujjah
Hanya mutawatir shohabi ayo melangkah
ﻛﺬﺍ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺴﻴﺐ ﺍﻗﺒﻼ
ﻓﻰ ﺍﻻﺣﺘﺠﺎﺝ ﻣﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺮﺳﻼ
Hadits Sa’id bin Musayyab Diterima
Serta dijadikan hujjah juga bisa
ﻭﺍﻟﺤﻘﻮﺍ ﺑﺎﻟﻤﺴﻨﺪ ﺍﻟﻤﻌﻨﻌﻨﺎ
ﻓﻰ ﺣﻜﻤﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﻟﻪ ﺗﺒﻴﺎﻥ
Dan para Ulama mengikutsertakan
Pada hadits musnad yaitu mu’an’an
Sama halnya dapat dipakai alasan
Serta sanad ittishal pada utusan
Syarat hadits mu’an’an yang disamakan
Dengan hadits musnad itu disyaratkan
Pertama mu’an’innya jangan keliru
Dua pernah bertemu dengan sang guru
Inilah pendapat Imam Al-Bukhori
Lain halnya dengan Imam Muslim sendiri
Antara mu’an’in dengan gurunya
Haruslah satu zaman dalam hidupnya
ﻭﻗﺎﻝ ﻣﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﺷﻴﺨﻪ ﻗﺮﺍ
ﺣﺪﺛﻨﻰ ﻛﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﺧﺒﺮﺍ
Apabila murid langsung mendengarkan
Tentang hadits dari guru dibacakan
Maka bagi murid bisa mengatakan
Akhbarani, hadatsani dikatakan
Ini penyampaian hadits yang pertama
Merupakan cara yang paling utama
ﻭﻟﻢ ﻳﻘﻞ ﻓﻰ ﻋﻜﺴﻪ ﺣﺪﺛﻨﻰ
ﻟﻜﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﺭﺍﻭﻳﺎ ﺍﺧﺒﺮﻧﻰ
Lafadz hadatsani jangan di ucapkan
Jika cara penyampaian dibacakan
Pada tulisan dan guru mendengarkan
Yang ini merupakan cara bandungan
ﻭﺣﻴﺚ ﻟﻢ ﻳﻘﺮﺀ ﻭﻗﺪ ﺍﺟﺎﺯﻩ
ﻳﻘﻮﻝ ﻗﺪ ﺍﺧﺒﺮﻧﻰ ﺍﺟﺎﺯﻩ
Yang ke tiga sang guru mengijazahkan
Kepada murid untuk meriwayatkan
Maka bagi rawi harus menyatakan
Ajazanie, akhbaranie ijazatan
( ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ )
BAB XIV ( Q I Y A S )
ﺍﻣﺎ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ ﻓﻬﻮ ﺭﺩ ﺍﻟﻔﺮﻉ
ﻟﻼﺻﻞ ﻓﻰ ﺣﻜﻢ ﺻﺤﻴﺢ ﺷﺮﻋﻰ
Qiyas itu menyamakan sesuatu
Dari maqies pada maqies ‘alaih itu
Qiyas inilah dalil syara’ ke empat
Al-Qur’an, al- Hadits, Ijma’ tepat
ﻟﻌﻠﺔ ﺟﺎﻣﻌﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﺤﻜﻢ
ﻭﺍﻟﻴﻌﺘﺒﺮ ﺛﻼﺛﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﺮﺳﻢ
Rukun qiyas semua empat bagian
Maqies, yang ke dua maqies ‘alaih dan
Tiga ‘illat ada titik persamaan
Antara yang disamakan, menyamakan
Akan kepastian pada satu hukum
Wajib atau haram itu jadi maklum
ﻟﻌﻠﺔ ﺍﺿﻔﻪ ﺍﻭ ﺩﻻﻟﺔ
ﺍﻭ ﺷﺒﻪ ﺛﻢ ﺍﻋﺘﺒﺮ ﺍﺣﻮﺍﻟﻪ
Pembagian qiyas itu ada tiga
Qiyas ‘illat, serta dilalah ke dua
Serta qiyas syibhu itu yang ke tiga
Mari perhatikan dengan penuh seksama
ﺍﻭﻟﻬﺎ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻌﻠﺔ
ﻣﻮﺟﺒﺔ ﻟﻠﺤﻜﻢ ﻣﺴﺘﻘﻠﺔ
ﻓﻀﺮﺑﻪ ﻟﻠﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﻤﺘﻨﻊ
ﻛﻘﻮﻝ ﺍﻑ ﻭﻫﻮ ﻟﻼﻳﺬﺍ ﻣﻨﻊ
Qiyas ‘illat merupakan sesuatu ‘illat pada qiyas wajib yang dituju
Pada satu hukum seperti contohnya
Pukulan kepada orang tuanya
Dengan memakinya itu sama saja
Dengan menyakiti, maka haram hukumnya
ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻰ ﻣﺎﻟﻢ ﻳﻮﺟﺐ ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻞ
ﺣﻜﻤﺎ ﺑﻪ ﻟﻜﻨﻪ ﺩﻟﻴﻞ
ﻓﻴﺴﺘﺪﻝ ﺑﺎﻟﻨﻈﻴﺮ ﺍﻟﻤﻌﺘﺒﺮ
ﺷﺮﻋﺎ ﻋﻠﻰ ﻧﻈﻴﺮﻩ ﻓﻴﻌﺘﺒﺮ
ﻛﻘﻮﻟﻨﺎ ﻣﺎﻝ ﺍﻟﺼﺒﻰ ﺗﻠﺰﻡ
ﺯﻛﺎﺗﻪ ﻛﺒﺎﻟﻎ ﺍﻯ ﻟﻠﻨﻤﻮ
Serta yang ke dua qiyas dlilalah
Qiyas yang terdapat suatu ‘illah
Pada satu hukum ‘illat menunjukan
Tapi pada hukum tidak diwajibkan
Bak harta anak pada orang dewasa
Maka wajib zakat itu titik sama
ﻭﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﺍﻟﻔﺮﻉ ﺍﻟﺬﻯ ﺗﺮﺩﺩﺍ
ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺍﺻﻠﻴﻦ ﺍﻋﺘﺒﺎﺭﺍ ﻭﺟﺪﺍ
Dan ke tiga maqies yang berbolak-balik
Antara dua asal mana yang baik
Seperti abid di rusak orang lain
Bolak-balik antara manusia hewan
Dari putra adam pandangan merdeka
Di pandang hewan abid adalah harta
ﻓﻠﻴﻠﺘﺤﻖ ﺑﺎﻯ ﺫﻳﻦ ﺍﻛﺜﺮﺍ
ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻰ ﻭﺻﻔﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﻳﺮﻯ
ﻓﻠﻴﻠﺤﻖ ﺍﻟﺮﻗﻴﻖ ﻓﻰ ﺍﻻﺗﻼﻑ
ﺑﺎﻟﻤﺎﻝ ﻻ ﺑﺎﻟﺤﺮﻓﻰ ﺍﻻﻭﺻﺎﻑ
Abid yang di persamakan pada harta
Itu lebih banyak dari pada satwa
Karena abid suka di jual belikan
Diwakafkan ataupun diwasiatkan
( ﻓﺼﻞ ﻓﻰ ﺷﺮﻭﻁ ﺍﺭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ )
PASAL PERSYARATAN RUKUN QIYAS
ﻭﺍﻟﺸﺮﻁ ﻓﻰ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ ﻛﻮﻥ ﺍﻟﻔﺮﻉ
ﻣﻨﺎﺳﺒﺎ ﻻﺻﻠﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﺠﻤﻊ
Ada empat syarat pada rukun qiyas
Munasabah maqies ‘alaih serta maqies
ﺑﺎﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺟﺎﻣﻊ ﺍﻻﻣﺮﻳﻦ
ﻣﻨﺎﺳﺒﺎ ﻟﻠﺤﻜﻢ ﺩﻭﻥ ﻣﻴﻦ
Seperti adanya ’illat mengumpulkan
Maqies, maqies ‘alaih itu disatukan
Haruslah disamakan terhadap hukum
Yang terdapat pada maqies harap mafhum
ﻭﻛﻮﻥ ﺫﺍﻙ ﺍﻻﺻﻞ ﺛﺎﺑﺘﺎ ﺑﻤﺎ
ﻳﻮﺍﻓﻖ ﺍﻟﺨﺼﻤﻴﻦ ﻓﻰ ﺭﺍﻳﻬﻤﺎ
Maqies ‘alaih mestinya tlah ditentukan
Oleh hadits ataupun dalil al-Qur’an
Pendapat mudda’i serta mustadilnya
Haruslah sama ini yang ke duanya
ﻭﺷﺮﻁ ﻛﻞ ﻋﻠﺔ ﺍﻥ ﺗﻄﺮﺩ
ﻓﻰ ﻛﻞ ﻣﻌﻠﻮﻻﺗﻬﺎ ﺍﻟﺘﻰ ﺗﺮﺩ
Yang ketiga muthorid pada ‘illatnya
Serta pada hukum seperti ‘illatnya
Yang terdapat pada sebuah surahnya
Hukum telah ada bersama ‘illatnya
Maka tidaklah boleh bagi ‘illatnya Berpisah dari hukum tuk selamanya
ﻟﻢ ﻳﻨﺘﻘﺾ ﻟﻔﻈﺎ ﻭﻻ ﻣﻌﻨﻰ ﻓﻼ
ﻗﻴﺎﺱ ﻓﻰ ﺫﺍﺕ ﺍﻧﺘﻘﺎﺽ ﻣﺴﺠﻼ
‘illat tidaklah batal pada lafadznya
Dan maknanya, jika ada batal qiyasnya
Contoh ’illat yang batal pada lafadznya
Lafadz ‘illat pada surah tanpa hukumnya
Contoh ’illat yang batal pada maknanya
Makna yang dipakai ‘illat tanpa hukumnya
ﻭﺍﻟﺤﻜﻢ ﻣﻦ ﺷﺮﻭﻃﻪ ﺍﻥ ﻳﺘﺒﻌﺎ
ﻋﻠﺘﻪ ﻧﻔﻴﺎ ﻭﺍﺛﺒﺎﺗﺎ ﻣﻌﺎ
Syarat yang ke empat adalah hukumnya
Harus mengikuti terhadap ‘illatnya
Di dalam segi nafi serta itsbatnya
Hukum serta ‘illat harus bersamanya
Ada ‘illat, ada pula hukumnya
Begitupun jika ‘illat sebaliknya
ﻓﻬﻰ ﺍﻟﺘﻰ ﻟﻪ ﺣﻘﻴﻘﺎ ﺗﺠﻠﺐ
ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺬﻯ ﻟﻬﺎ ﻛﺬﺍﻙ ﻳﺠﻠﺐ
‘illat itu penyebab hukum adanya
Serta hukum ditarik ‘illat sebabnya
PASAL HARAM dan IBAHAH (LARANGAN dan KEBOLEHAN)
ﻻ ﺣﻜﻢ ﻗﺒﻞ ﺑﻌﺜﺔ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ
ﺑﻞ ﺑﻌﺪﻫﺎ ﺑﻤﻘﺘﻀﻰ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ
Tak ada hukum sebelum ada Rosul
Adanya hukum setelah ada Rosul
ﻭﺍﻻﺻﻞ ﻓﻰ ﺍﻻﺷﻴﺎﺀ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺸﺮﻉ
ﺗﺤﺮﻳﻤﻬﺎ ﻻ ﺑﻌﺪ ﺣﻜﻢ ﺷﺮﻋﻰ
Sebelum syara’ sesuatu itu haram
Tapi setelahnya itu selain haram
Jika hukum itu tidak ditemukan
Haram atau halal itu kembalikan
Pada hukum haram engkau kembalikan
Karena asal sesuatu di haramkan
ﺑﻞ ﻣﺎ ﺍﺣﻞ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺣﻠﻠﻨﺎﻩ
ﻭﻣﺎ ﻧﻬﺎﻧﺎ ﻋﻨﻪ ﺣﺮﻣﻨﺎﻩ
Jika sesuatu di halalkan syara’
Maka sesuatu halal bagi kita
Jika sesuatu di haramkan syara’
Maka sesuatu haram bagi kita
ﻭﺣﻴﺚ ﻟﻢ ﻧﺠﺪ ﺩﻟﻴﻞ ﺣﻞ
ﺷﺮﻋﺎ ﺗﻤﺴﻜﻨﺎ ﺑﺤﻜﻢ ﺍﻻ ﺻﻞ
Tapi jika kita tidak menemukan
Dalil syara’ akan hukum kehalalan
Maka hukum asal itu kita pegang
Yaitu haram janganlah engkau tegang
ﻣﺴﺘﺼﺤﺒﻴﻦ ﺍﻻﺻﻞ ﻻ ﺳﻮﺍﻩ
ﻭﻗﺎﻝ ﻗﻮﻡ ﺿﺪ ﻣﺎ ﻗﻠﻨﺎﻩ
Hukum asal semua mengabadikan
Ketika dalil syara’ tak ditemukan
Seperti mujtahid tidak mendapatkan
Pada hukum puasa rajab di wajibkan
Kemudian mujtahidin mengatakan
Puasa rajab itu tidak di wajibkan
Berdasarkan pada istishabul halnya
Hal ini tentu bisa jadi hujjahnya
Karna istishab ada dua macamnya
Satu istishabul hal dua masyhurnya
Menurut pendapat kaum sebaliknya
Hukum asal sesuatu halalnya
ﺍﻯ ﺍﺻﻠﻬﺎ ﺍﻟﺘﺤﻠﻴﻞ ﺍﻻ ﻣﺎ ﻭﺭﺩ
ﺗﺤﺮﻳﻤﻬﺎ ﻓﻰ ﺷﺮﻋﻨﺎ ﻓﻼ ﻳﺮﺩ
Kecuali dalil syara’ mengharamkan
Maka bagi kita juga mengharamkan
ﻭﻗﻴﻞ ﺍﻥ ﺍﻻﺻﻞ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻨﻔﻊ
ﺟﻮﺍﺯﻩ ﻭﻣﺎ ﻳﻀﺮ ﻳﻤﻨﻊ
Dan menurut pendapat qiil yang lainnya
Asal sesuatu ada manfaatnya
Maka itu diperbolehkan hukumnya
Lain halnya jika timbul madlaratnya
Maka itu di haramkan baginya
Semua ini berbagai pendapatnya
ﻭﺣﺪ ﺍﻻﺳﺘﺼﺤﺎﺏ ﺍﺧﺬ ﺍﻟﻤﺠﺘﻬﺪ
ﺑﺎﻻﺻﻞ ﻋﻦ ﺩﻟﻴﻞ ﺣﻜﻢ ﻗﺪ ﻓﻘﺪ
Istishabul masyhur itu ketetapan
Sesuatu yang ke dua pada zaman
Dengan sebab ketetapan sesuatu
Yang terjadi pada waktu yang ke satu
( ﺑﺎﺏ ﺗﺮﺗﻴﺐ ﺍﻻﺩﻟﺔ )
BAB XV (KETERTIBAN DALIL)
ﻭﻗﺪﻣﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻻﺩﻟﺔ ﺍﻟﺠﻠﻰ
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻔﻰ ﺑﺎﻋﺘﺒﺎﺭﺍﻟﻌﻤﻠﻰ
Ketertiban dalam menggunakan dalil
Misalnya terjadi kontradiksi dalil
Yang pertama Ulama mendahulukan
Dalil jaliy serta khofiy di akhirkan
Begitupun dengan makna yang hakiki
Serta majazi dahulukan hakiki
ﻭﻗﺪﻣﻮﺍ ﻣﻨﻬﺎ ﻣﻔﻴﺪ ﺍﻟﻌﻠﻢ
ﻋﻠﻰ ﻣﻔﻴﺪ ﺍﻟﻈﻦ ﺍﻯ ﻟﻠﺤﻜﻢ
Dalil yaqin di dahulukan Ulama
Dan dalil dzoni di akhirkan Ulama
Seperti halnya hadits mutawatirnya
Maka di akhirkan hadits ahadnya
ﺍﻻ ﻣﻊ ﺍﻟﺨﺼﻮﺹ ﻭﺍﻟﻌﻤﻮﻡ
ﻓﻠﻴﺆﺕ ﺑﺎﻟﺘﺨﺼﻴﺺ ﻻ ﺍﻟﺘﻘﺪﻳﻢ
Kecuali lafadz mutawatir umum
Di takhsis hadits ahad menjadi maklum
ﻭﺍﻟﻨﻄﻖ ﻗﺪﻡ ﻋﻦ ﻗﻴﺎﺳﻬﻢ ﺗﻒ
ﻭﻗﺪﻣﻮﺍ ﺟﻠﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻔﻰ
Lafadz al-Qur’an as-sunah dahulu
Baru pergunakan qiyas jika perlu
Tapi kecuali jika lafadz umum
Di takhsis qiyas agar menjadi mafhum
Dan Ulama pun slalu mendahulukan
Qiyas jaliy, qiyas khofiy di akhirkan
Seperti qiyas ‘illat di dahulukan
Serta qiyas syibhu itu diakhirkan
ﻭﺍﻥ ﻳﻜﻦ ﻓﻰ ﺍﻟﻨﻄﻖ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ
ﺍﻭ ﺳﻨﺔ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﺍﻻﺳﺘﺼﺤﺎﺏ
ﻓﺎﻟﻨﻄﻖ ﺣﺠﺔ ﺍﺫﺍ ﻭﺍﻻ
ﻓﻜﻦ ﺑﺎﻻﺳﺘﺼﺤﺎﺏ ﻣﺴﺘﺪﻻ
Dan jika ada lafadz dalam al-Qur’an
Ataupun hadits yang bisa merubahkan
Pada istishabul hal maka gunakan
Maka jelas Qur’an hadits digunakan
Dan jika tidak ada yang merubahkan
Maka istishabul halnya digunakan
( ﺑﺎﺏ ﺍﻯ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻔﺘﻰ ﻭﺍﻟﻤﺴﺘﻔﺘﻰ ﻭﺍﻟﺘﻘﻠﻴﺪ )
BAB XVI ( MUFTI, MUSTAFTI dan TAQLID )
ﻭﺍﻟﺸﺮﻁ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻔﺘﻰ ﺍﺟﺘﻬﺎﺩ ﻭﻫﻮ ﺍﻥ
ﻳﻌﺮﻑ ﻣﻦ ﺍﻯ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﻦ
Dan syarat menjadi seorang mujtahid
Harus tahu hadits serta ayat kitab
ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ ﻓﻰ ﻓﺮﻭﻋﻪ ﺍﻟﺸﻮﺍﺭﺩ
ﻭﻛﻞ ﻣﺎﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﻮﺍﻋﺪ
Dan tahu asal fiqih serta furu’nya
Detilnya serta kaidah fiqihnya
ﻣﻊ ﻣﺎ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻟﺘﻰ
ﺗﻘﺮﺭﺕ ﻭﻣﻦ ﺧﻼﻑ ﻣﺜﺒﺖ
Serta tahu madzhab yang tlah di tentukan
Dan mengetahui akan perbedaan
ﻭﺍﻟﻨﺤﻮ ﻭﺍﻻﺻﻮﻝ ﻣﻊ ﻋﻠﻢ ﺍﻻﺩﺏ
ﻭﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﺘﻰ ﺍﺗﺖ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺮﺏ
ﻗﺪﺭﺍ ﺑﻪ ﻳﺴﺘﻨﺒﻂ ﺍﻟﻤﺴﺎﺋﻼ
ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻟﻤﻦ ﻳﻜﻦ ﺳﺎﺋﻼ
Tahu ilmu nahwu, usul serta adab
Serta tahu mufradat bahasa arab
Ilmu yang dibutuhkan tuk menetapkan
Hukum oleh mujtahid kan ditetapkan
ﻣﻊ ﻋﻠﻤﻪ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﻓﻰ ﺍﻻﻳﺎﺕ
ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻟﺮﻭﺍﺓ
Ilmu tafsir ayatnya diketahui
Dan pada hadits, rawi diketahui
Begitupun dengan asbab an-nuzulnya
Serta asbab al-wurud pada haditsnya
ﻭﻣﻮﺿﻊ ﺍﻻﺟﻤﺎﻉ ﻭﺍﻟﺨﻼﻑ
ﻓﻌﻠﻢ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻓﻴﻪ ﻛﺎﻓﻰ
Serta tahu tempat ijma’ ikhtilafnya
Semua ini cukup bagi mujtahidnya
ﻭﻣﻦ ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻟﺴﺎﺋﻞ ﺍﻟﻤﺴﺘﻔﺘﻰ
ﺍﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻛﺎﻟﻤﻔﺘﻰ
Dan syarat orang yang meminta fatwanya
Itu dari kelompok ahli taqlidnya
Maka bagi mustafti harus taqlidnya
Terhadap mufti di dalam fatwanya
ﻓﺤﻴﺚ ﻛﺎﻥ ﻣﺜﻠﻪ ﻣﺠﺘﻬﺪﺍ
ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻘﻠﺪﺍ
Kalau bukan dari kelompok taqlidnya
Seperti dari kelompok mujtahidnya
Maka baginya tidak di perbolehkan
Untuk meminta fatwa dari yang lain
( ﻓﺮﻉ )
CABANG / RANTING
ﺗﻘﻠﻴﺪﻧﺎ ﻗﺒﻮﻝ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻘﺎﺋﻞ
ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺫﻛﺮ ﺣﺠﺔ ﻟﻠﺴﺎﺋﻞ
Taqlid itu penerimaan ucapan
Tanpa ada hujjah yang diceritakan
ﻭﻗﻴﻞ ﺑﻞ ﻗﺒﻮﻟﻨﺎ ﻣﻘﺎﻟﻪ
ﻣﻊ ﺟﻬﻠﻨﺎ ﻣﻦ ﺍﻳﻦ ﺫﺍﻙ ﻗﺎﻟﻪ
Menurut qiil, penerimaan ucapan
Orang lain tanpa ada pengetahuan
Serta dari mana sumber pengambilan
Yang diucapkan taqlidlah dinamakan
ﻓﻔﻰ ﻗﺒﻮﻝ ﻗﻮﻝ ﻃﻪ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ
ﺑﺎﻟﺤﻜﻢ ﺗﻘﻠﻴﺪ ﻟﻪ ﺑﻼ ﺧﻔﺎ
Maka penerimaan ucapan Nabi
Pada hukum yang diceritakan Nabi
Nabi tidak menceritakan dalilnya
Dan umatnya tidak mengetahuinya
ﻭﻗﻴﻞ ﻻ ﻻﻥ ﻣﺎ ﻗﺪ ﻗﺎﻟﻪ
ﺟﻤﻴﻌﻪ ﺑﺎﻟﻮﺣﻰ ﻗﺪ ﺍﺗﻰ ﻟﻪ
Maka hal ini di sebut taqlidnya
Lain halnya menurut pendapat qiilnya
Tidaklah disebut dengan taqlidnya
Karna smua ucapan Nabi wahyunya
( ﻓﺼﻞ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ )
PASAL IJTIHAD
ﻭﺣﺪﻩ ﺍﻥ ﻳﺒﺬﻝ ﺍﻟﺬﻯ ﺍﺟﺘﻬﺪ
ﻣﺠﻬﻮﺩﻩ ﻓﻰ ﻧﻴﻞ ﺍﻣﺮ ﻗﺪ ﻗﺼﺪ
Pengertian ijtihad itu mengerahkan
Daya kemampuan untuk menghasilkan
Yang dimaksud dari sebuah tujuan
Bagi mujtahidin satu pengetahuan
ﻭﻟﻴﻨﻘﺴﻢ ﺍﻟﻰ ﺻﻮﺍﺏ ﻭﺧﻄﺎ
ﻭﻗﻴﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﻔﺮﻭﻉ ﻳﻤﻨﻊ ﺍﻟﺨﻄﺎ
Dan ijtihad terbagi dua bagian
Satu ijtihad benar dan kesalahan
Dan menurut pandapat qiil mengatakan
Ijtihad bidang furu’ di mustahilkan
Ijtihadnya akan satu kesalahan
Kebenaran ijtihadnya dipastikan
ﻭﻓﻰ ﺍﺻﻮﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺫﺍ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﺍﻣﺘﻨﻊ
ﺍﺫ ﻓﻴﻪ ﺗﺼﻮﻳﺐ ﻻﺭﺑﺎﺏ ﺍﻟﺒﺪﻉ
Ijtihad pada bidang ilmu aqidah
Atau I’tikad itu sangat di cegah
Karna akan terjadi faham yang salah
Dan membenarkan pada ahli dlolalah
ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﺣﻴﺚ ﻛﻔﺮﺍ ﺛﻠﺜﻮﺍ
ﻭﺍﻟﺰﺍﻋﻤﻴﻦ ﺍﻧﻬﻢ ﻟﻢ ﻳﺒﻌﺜﻮﺍ
Dari I’tikad orang-orang Nasrani
Bahwa Tuhan itu adalah trimurti
Dan dari orang yang menyangkakan kubur
Tidak akan bangkit dari alam kubur
ﺍﻭ ﻻ ﻳﺮﻭﻥ ﺭﺑﻬﻢ ﺑﺎﻟﻌﻴﻦ
ﻛﺬﺍ ﺍﻟﻤﺠﻮﺱ ﻓﻰ ﺍﺩﻋﺎﺀ ﺍﻻﺻﻠﻴﻦ
Dan makhluk tidak dapat melihat
Allah
Dengan mata padahal kuasa Allah
Begitupun dari pendapat majusi
Alam itu dari dua unsur terdiri
Dari nur atau cahaya penerangan
Serta unsur dzulmah atau kegelapan
ﻭﻣﻦ ﺍﺻﺎﺏ ﻓﻰ ﺍﻟﻔﺮﻭﻉ ﻳﻌﻄﻰ
ﺍﺟﺮﻳﻦ ﻭﺍﺟﻌﻞ ﻧﺼﻔﻪ ﻣﻦ ﺍﺧﻄﺎ
Dan yang ijtihad dalam masalah furu’
Dan ijtihadnya benar tidaklah ragu
Maka akan diberi dua pahala
Karna ijtihadnya karna benar pula
Dan yang ijtihad dalam masalah furu’
Dan ijtihadnya salah tidaklah ragu
Hanya satu pahala yang kan diberi
Karna ijtihadnya oleh Allah pasti
ﻟﻤﺎ ﺭﻭﻭﺍ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺍﻟﻬﺎﺩﻯ
ﻓﻰ ﺫﺍﻙ ﻣﻦ ﺗﻘﺴﻴﻢ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ
Hal ini karena ada hadits Nabi
Tentang pembagian ijtihad terbagi
ﻭﺗﻢ ﻧﻈﻢ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﻘﺪﻣﻪ
ﺍﺑﻴﺎﺗﻬﺎﻓﻰ ﺍﻟﻌﺬ ( ﺩﺭ ) ﻣﺤﻜﻤﻪ
Muqadimah nadzom tlah disempurnakan
Dua ratus empat bait tlah di nadzomkan
ﻓﻰ ﻋﺎﻡ ﻃﺎﺀ ﺛﻢ ﻇﺎﺀ ﺛﻢ ﻓﺎ
ﺛﺎﻧﻰ ﺭﺑﻴﻊ ﺷﻬﺮ ﻭﺿﻊ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ
Pada tahun sembilan dlapan sembilan
Bertepatan dengan Nabi dilahirkan
ﻓﺎﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﺗﻤﺎﻣﻪ
ﺛﻢ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻊ ﺳﻼﻣﻪ
Segala puji bagi Allah yang sempurna
Yang tlah menyempurnakan nadzom yang mulia
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻭﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ
ﻭﺣﺰﺑﻪ ﻭﻛﻞ ﻣﺆﻣﻦ ﺑﻪ
Beserta rahmat dan keselamatanNya
Smoga pada Nabi dan keluarganya
Serta sahabat pula golongan Nabi
Dan bagi yang beriman terhadap Nabi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar