Syair dibawah dikutip dari kitab bunga melati karangan Sayyidil Walid Al Allamah Al Arifbillah Al Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Allah Yang Maha Esa
Allah Maha Kuasa
Hamba yang banyak dosa
Tiap hari dan masa
Hamba yang sangat hina
Dari air yang hina
Hidup di dunia fana
Tempat bala bencana
Tiada daya upaya
Untuk taat setia
Tak berdaya upaya
Untuk tinggalkan dosa
Allah Maha Penyayang
Merintah dan melarang
Jalan selamat terang
Bagi setiap orang
Hamba yang tidak awas
Hidup di dunia luas
Dunia sedang berhias
Iman banyak terampas
Beri taufik hidayah
Untuk junjung perintah
Beri ilmu ma’rifah
Yakin dan istiqomah
Tetapkan Islam Iman
Tunjukkan kebenaran
Berilah perlindungan
Dari nafsu dan syetan
Agar hamba yang lemah
Jadi ahli ibadah
Ahlul khoiri wassholah
Mati khusnul khotimah
Demikianpun pula
Ahli sanak saudara
Dapat terpelihara
Aman dan sejahtera
Ibadah serta taat
Bakti setiap saat
Berpegang dengan kuat
Agama hingga wafat
Tenang tidak tergoda
Oleh harta dan benda
Tetap iman di dada
Dimasa tua muda
Tidak tertipu dunia
Yang indah lezat jaya
Sungguhlah berbahaya
Bagi miskin dan kaya
Siapapun tertipu, oleh dunia dan nafsu
Tak beriman berilmu, lacurlah sudah tentu
*
Akhir matinya sesat, dosanya sangat berat
Allah dan Malaikat, sangat murka melaknat
*
Ruhnya waktu dicabut, sebagai benang kusut
Susah payah merengut, baru menyesal takut
*
Pintu siksa terbuka, tempat orang durhaka
Sombong bersuka-suka, lepas nafsu merdeka
*
Malaikat penyiksa, siap untuk menyiksa
Dengan gagah perkasa, tiap detik dan masa
*
Pun Neraka Jahannam, berkobar siang malam
Menunggu dan mengancam, siksaan sangat kejam
*
Saat itu melihat, nasib dirinya sesat
Buah yang diperbuat, balasan amal jahat
*
Rantai palu yang besar, menyala dan berkobar
Kelabang serta ular, sangat dahsyat dan besar
*
Berkata Malaikat, engkau ahli maksiat
Tak ibadah tak taat, engkau lupa akhirat
*
Aku diutus Tuhan, untuk beri siksaan
Pada orang melawan, bantah perintah Tuhan
*
Allah Yang Maha Suci, tidak engkau syukuri
Islam agama murni, tidak engkau hormati
*
Lama hidup di dunia, sehat afiat jaya
Mewah bersuka ria, asyik berfoya-foya
*
Engkau sudahlah terang, bukan hewan binatang
Tak sujud tak sembahyang, kau kerja yang dilarang
*
Arak minuman keras, dipandang baik pantas
Bercampur kua bebas, tak malu sungguh puas
*
Aurat anggota badan, rela jadi tontonan
Sengaja kau bukakan, terlihat sepanjang jalan
*
Lupakan hari nanti, yang engkau sudah pasti
Akan jumpai mati, hari janji terbukti
*
Ruhnya dicabut segah
Dengan sengit dan marah
Dibawa malaikat
Disumpahi dilaknat
Baunya tak kepalang
Lebih dari binatang
Nasib dirinya malang
Celaka sudah terang
Nangis mohon kembali
Ke dunia untuk bakti
Junjung perintah Rabbi
Agama Islam Suci
Tetapi sungguh sayang
Ruhnya telah melayang
Malaikat yang pegang
Tak diizinkan pulang
Matinya sangat nyesal
Haus lapar tak bekal
Berlayar tak berkapal
Dalam siksaan kekal
Badan hangus terbakar
Dalam api berkobar
Menjerit tidak sabar
Sakit digigit ular
Siang malam menjerit
Keras setinggi langit
Ular kelabang gigit
Sangat panas dan sakit
Haus meminta minum
Lapar diberi zakkum
Nanah pelacur mesum
Minuman kafir dzolum
Susah hati dan bingung
Api tetap menggulung
Pukulan tak terhitung
Menjerit minta tulung
Malaikat berkata
Diam jangan berkata
Agama sudah nyata
Tapi kau tuli buta
Aku tidak bersalah
Hanya Allah perintah
Tapi engkau yang salah
Pada Allah membantah
Cukup bersenang-senang
Di dunia malam siang
Berlezat tak kepalang
Tidak dapat dilarang
Di dunia kau habiskan
Nikmat dan kelezatan
Kau terjak hukum Qur’an
Ikuti nafsu syetan
Kau makan enak-enak
Bertepuk sorak-sorak
Tertawa bahak-bahak
Nangislah banyak-banyak
Sekarang kau rasakan
Macam-macam siksaan
Tak dapat keringanan
Tak dapat pertolongan
Ini bagai balasan
Kau punya perbuatan
Serta akal pikiran
Tidak engkau gunakan
Telinga mata hati
Tangan dan dua kaki
Amanah Allah Rabbi
Tak kau gunakan bakti
Ilmu agama suci
Tidak kau pelajari
Hingga kau tak mengerti
Titah dan tegah Rabbi
Tak dapat kau bedakan
Mana kufur dan iman
Manakah keridha’an
Manakah murka Tuhan
Ini api jahannam
Penjara sangat kejam
Tempat engkau berdiam
Terima siksa kejam
Menyesal tak berarti
Tangis tak diperduli
Siksaan tiap hari
Tidak hidup tak mati
Sumber :
http://alhabaib.blogspot.com/2011/08/nasehat-sayyidil-walid-1.html
http://alhabaib.blogspot.com/2011/08/nasehat-sayyidil-walid-2.html
http://alhabaib.blogspot.com/2011/08/nasehat-sayyidil-walid-3.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar