Rabu, 13 Februari 2019

Risalah Mahidl (bagian 3)

HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN  MUSTAHADLOH:

wanita yang sedang mengalami istihadhoh tetap berkewajiban melaksanakan shalat, puasa dan boleh melakukan hubungan badan dengan suaminya, dalam segala aspek hukumnya sama dengan orang yang selalu mengeluarkan air kencing (beser).

Terdapat beberapa langkah yang harus di lakukan mustahadhoh saat akan melakukan shalat:

1⃣ Membersihkan vagina.

2⃣ Membalut / menyumbat vagina dengan semisal kapas,hal ini bertujuan agar darah yang berada di dalam tidak keluar atau setidak tidaknya dapat meminimalisir keluarnya darah.

terdapat ketentuan dalam hal penyumbatannya:

✅ Harus sampai pada vagina yang tidak wajib di basuh ketika istinja' (bagian vagina yang tidak tampak saat jongkok) sebab jika ada penyumbat atau sebagian darinya yang ada di bagian luar vagina maka shalat nya tidak sah karena di anggap membawa najis.
✅ jika tidak merasakan sakit berat yang tak tertahan saat di sumbat.
✅ jika tidak dalam keadaan puasa,jika sedang berpuasa maka penyumbatan hanya di lakukan pada malam hari saja, siang nya hanya cukup memakai Pembalut saja karena penyumbatan dapat mengakibatkan batalnya puasa.
✅ Jika setelah di sumbat darah masih saja keluar maka kewajiban berikutnya adalah memakai Pembalut.
jika darah masih juga keluar  maka di ma'fu asal tidak di sebabkan kurang kuatnya Pembalut.

3⃣ Setelah vagina terbalut, wanita yang istihadhoh ini harus segera bersuci dengan wudlu' atau tayammum.

ketentuan nya:
~ bersuci harus di lakukan setelah masuk waktu shalat.
~ niatnya  bukanlah untuk menghilangkan hadas akan tetapi niat agar di perbolehkan untuk melakukan shalat dll  ( لاستباحة الصلاة ).
~ satu kali bersuci hanya bisa di gunakan untuk satu fardlu.

jadi proses demikian ini hanya untuk melakukan satu shalat fardlu, sehingga jika akan melakukan shalat fardlu lagi maka harus melakukan tahapan dari awal proses lagi (pembersihan dan penyumbatan).

setelah semua tahapan selesai harus  segera melaksanakn shalat tanpa di selahi dengan melaksanakan aktifitas apapun kecuali kelambanan yang di sebabkan hal2 yang terkait dengan kemaslahatan shalat seperti menutupi aurat, menungu jamaah, menjawab adzan dll.

BAB NIFAS

Nifas adalah darah yang keluar dari vagina setelah lahirnya anak (rahim telah kosong) walaupun yang terlahir masih berupa gumpalan darah ataupun gumpalan daging.
dengan catatan keluarnya darah tersebut sebelum melewati 15hari terhitug dari keluarnya sang bayi.
Dengan demikian jika:
~ darah keluar setelah  melewati 15 hari dari kelahiran si mungil maka tidak ada darah nifas d sini.
Contoh:
tanggal 1 melahirkan anak tanpa ada darah yang keluar setelah bayi lahir.
pada tanggal 17 darah keluar.
maka dalam contoh ini tidak ada nifas.
darah yang keluar pada tanggal 17 di hukumi haid jika sesuai dengan kriteria haid.
(mencapai 24jam dan tidak  melebihi 15 hari)
~ darah keluar sebelum melewati 15 hari dari kelahiran sang bayi maka mulai dari permulaan darah yang keluar sampai pada masa 60 hari kedepan di hukumi nifas, sementara adanya naqo' (tidak keluar darah) di hukumi suci meskipun terhitung nifas.
Contoh:
tanggal 1 melahirkan, setelah bayi lahir tidak keluar darah sampai dengan tanggal 10.
Lalu tanggal 11 keluar darah sampai hari ke 60.
maka:
tanggal 1 sd tgl 10 dihukumi suci.
tgl 11 sampai hari ke 60 dihukumi nifas.
Jadi hukum nifas di mulai tanggal 11
Namun menghitung nifas di mulai pada tanggal 1 (pasca lahirnya anak).
sehingga ketika di hukumi suci maka berlakulah hukum2 nya orang suci seperti sholat, puasa dan boleh brhubungan dengan suami, dan ketika ada shalat yang tertinggal di waktu tersebut maka wajib di qodlo'i, dengan demikian jika pasca melahirkan tidak ada darah yang keluar maka wajib mandi wiladah dan menjalankan aktifitas orang suci.

DARAH YANG KELUAR SEBELUM MELAHIRKAN

Dari definisi nifas di atas jika fokus pada kata "setelah lahirnya anak" maka darah yang keluar pada saat2 akan melahirkan  (nglarani, red jawa) tidak di sebut nifas termasuk darah yang keluar bersamaan dengan anak.

maka hukumnya :
~  jika di sambung dengan darah sebelumnya darah telah mencapai 24 jam maka di hukumi haid,walaupun darah sebelumnya belum mencapai  24 jam.
Contoh :
wanita hamil keluar darah selama 10 hari.
kemudian melahirkan dan darah tetap keluar.
setelah anak dalam kandungan telah lahir, darah keluar terus sampai 30 hari .
maka darah yang keluar selama 10 hari serta darah yang keluar saat melahirkan (pada saat merasakan sakit & bersamaan dengan  keluarnya anak) di hukumi haid.
darah yang keluar setelah lahirnya bayi di hukumi nifas.

Contoh :
2 hari sebelum melahirkan wanita hamil keluar darah 20 jam.
pada saat akan melahirkan mengalami sakit berat di sertai pendarahan selama 4 jam hingga  sang bayi lahir dengan masih keluar darah.
maka hukumnya :
darah yang keluar sebelum bayi lahir (20 jam sebelum melahirkan & 4 jam di saat proses  bayi akan lahir) di hukumi haid.
darah yang keluar setelah bayi lahir di hukumi nifas.

~ jika tidak mencapai 24 jam meskipun di sambung dengan darah seblumnya maka di sebut darah fasad.
Contoh :
pukul 12.00 wanita hamil mengalami pendarahan di sertai dengan rasa sakit yang hebat sampai pada pukul 22.00 lahirlah sang bayi di sertai dengan pendarahan pula.
setelah bayi benar2 lahir darah keluar sampai 30 hari.
maka hukumnya :
darah yang keluar  pada pukul 12.00 sd 22.00 termasuk yang keluar bersamaan dengan sang bayi di hukumi fasad.
darah yang keluar setelah bayi lahir selama 30 hari di hukumi nifas.

Nb: darah yang keluar pada saat akan  melahirkan (nglarani)  sebetulnya ada khilaf tapi penjelasan di atas saya ambil satu pendapat supaya pembaca tidak makin bingung.

MASA MASA NIFAS

▶️  Minimal masa nifas adalah setetes (sebentar ).
▶️  umumnya nifas terjadi 40 hari.
▶️ maksimal masa nifas adalah 60 hari 60 malam.
▶ ️masa suci pemisah antara nifas dan haid atau haid dan nifas atau nifas dan nifas bisa di fahami dari penjelasan berikutnya.

NAQO' (tidak keluar darah) DALAM BAB NIFAS.
wanita yang habis melahirkan jika mengeluarkan darah terputus2 terdapat perincian sbb:
✅   jika darah keluar masih berada dalam lingkup masa 60 hari terhitung setelah lahirnya bayi maka:
🔹jika naqo' tidak mencapai 15 hari 15 malam maka semua di hukumi nifas.
Contoh 1:
pasca melahirkan
Keluar darah 20 hari
tidak keluar 10 hari
Keluar darah lagi 10 hari
tidak keluar 10 hari
Keluar darah lagi 10 hari.
maka seluruhnya di hukumi nifas, termasuk naqo'nya (menurut qoul sahbi / sama dengan pembahasan naqo' dalam bab haid).
🔹 jika naqo' mencapai 15 hari maka:
darah yang keluar sebelum naqo' di hukumi nifas.
darah yang keluar setelah naqo' di hukumi  haid.

Contoh 2:
pasca melahirkn
Keluar darah 15 hari.
tidak keluar darah 15 hari.
Keluar darah lagi 15 hari.
Maka hukumnya :
15 hari pasca lahiran di hukumi nifas.
15 hari pasca naqo' di hukumi haid.
15 hari naqo' menjadi suci pemisah antara nifas dan haid.

✅ jika keluar darah di luar masa 60 hari maka:
🔸 jika terdapat naqo' setelah masa 60 hari 60 malam walaupun cuma sebentar maka darah yang keluar di masa 60 hari di hukumi nifas dan darah yang keluar di luar masa 60 hari dihukumi haid.

~ bisa jadi naqo' di mulai sebelum 60 hari dan berlangsung setelah 60 hari.

Contoh 3:
pasca melahirkan
Keluar darah 59 hari.
tidak keluar darah 3 hari.
Keluar darah lagi 15 hari.
maka hukumnya :
59 hari di hukumi nifas.
15 hari di hukumi haid.
3 hari di hukumi suci yang menjadi pemisah antara nifas dengan haid.

~ atau naqo' terjadi setelah 60 hari saja.
maka bisa di pastikan  darah yang keluar setelah naqo' di hukumi haid jika sesuai dengan kriteria haid.
Contoh 4:
pasca melahirkan
Keluar darah 60 hari.
tidak keluar 1 menit atau bahkan sebentar saja.
Keluar lagi 15 hari.
maka hukumnya :
60 hari di hukumi nifas.
15 hari di hukumi haid.
naqo' yang hanya sebentar saja di hukumi suci yang menjadi pemisah antara nifas & haid.

🔸 jika tidak ada naqo' sama sekali atau ada naqo' kurang dari 15hari dalam masa 60 hari maka di hukumi istihadhoh (perlu meninjau pada klasifikasi mustahadhoh sebagai mana dalam bab haid)
Contoh 5:
setelah melahirkan
Keluar darah 20 hari
tidak keluar 10 hari
Keluar darah 20 hari
tidak keluar darah 5 hari
Keluar lagi 10 hari
maka hukumnya istihadhoh (perlu melihat klasifikasi mustahadhoh).
Contoh 6:
setelah melahirkan keluar darah 70 hari.
maka hukumnya istihadhoh (perlu melihat klasifikasi mustahadzoh).

SUCI YANG MEMISAHKAN NIFAS

Dari beberapa contoh di atas dapat di ketahui bahwa pemisah antara haid dengan nifas juga pemisah antara nifas dengan haid adalah relatif.

Pemisah nifas dengan haid itu
ada yang 15 hari seperti pada contoh 2
ada yang 3 hari seperti pada contoh 3.
ada yang1 menit atau hanya sebentar  saja seperti pada contoh 4.
pemisah haid dengan nifas
juga tidak ada ketentuan bahkan ada yang tidak ada sama sekali seperti dalam contoh pada materi tentang darah yang keluar sebelum melahirkan dan berlanjut hingga melahirkan.

Ada pula yang di pisah dengan beberapa masa yang tidak sampai 15 hari.
Contoh :
wanita hamil,
Keluar darah 7 hari.
tidak keluar 5 hari.
lalu melahirkan, setelah itu keluar darah 40 hari.
maka hukumnya:
7 hari di hukumi haid
40 hari di hukumi nifas
5 hari menjadi pemisah haid dengan nifas.

Dan yang tertinggal adalah pemisah nifas dengan nifas lainnya, bisakah hal ini terjadi ???

simak cerita ini :
seorang wanita melahirkan dan keluar darah nifas,
Di masa tersebut, dia bersetubuh dengan suami (jangan di tiru, ini haram lo ya) Kemudian positif hamil.
tiba saatnya nifas usai (60 hari 60 malam) janin keluar (keguguran) dan keluar darah.

Pemisah nifas dengan nifas lainnya dalam contoh ini tidak ada.
atau bisa jadi ada.

MUSTAHADHOH NIFAS

Sama halnya dalam bab haid, istihadhoh pada bab nifas ini pun juga perlu melihat tentang keadaan mustahadhoh apakah  mumayyizah dan apakah mubtadaah ataukah mu'tadah.
hanya saja dalam bab nifas syarat mumayyizah hanya satu, yaitu darah kuat tidak melebihi maksimal haid (60 hari 60 malam).
maka:
~ jika mubtadaah mumayyizah, yang di jadikan acuan hukum adalah darah kuat di hukumi nifas, darah lemah di hukumi istihadhoh.
~jika mubtadaah ghoiru mumayyizah, maka nifasnya hanya sbentar/stetes.
~jika mu'tadah mumayyizah yang tidak sama dengan adatnya maka darah yang kuat di hukumi nifas, darah lemah di hukumi istihadhoh.
~ jika mu'tadah ghoiru mumayyizah maka hukumnya mengacu pada adat nifas,dalam hal ini pun sama persis dengan mustahadhoh dalam bab haid tentang perincian hukumnya.
> mumayyizah tidak penuhi syarat  hukumnya sama dengan ghoiru mumayyizah.

Berikut beberapa gambara mustahadhoh nifas:

1⃣
مبتدأة في الحيض والنفاس المميزة
wanita yang tidak punya adat haid maupun nifas, dan bisa membedakan darahnya.
Contoh:
setelah melahirkan keluar
darah merah 50 hari.
darah kuning 20 hari.
darah merah 10 hari.
darah kuning 20 hari.

maka hukumnya:
hari ke 1 sd ke 50 di hukumi nifas.
hari ke 51 sd ke 70 di hukumi istihadhoh.
hari ke 71 sd ke 80 di hukumi haid.
hari ke 81 sd ke100 di hukumi istihadhoh.

2⃣
معتادة في الحيض  والنفاس المميزة
orang  yang punya adat haid dan nifas dan bisa membedakan darah,hukum nifas dan haidnya mengacu pada darah yang kuat.
Contoh :
adat haid  10 hari.
adat suci 20 hari.
adat nifas 40 hari.
setelah melahirkan ,keluar darah merah 50 hari.
darah kuning 20 hari.
darah merah 10 hari.
darah kuning 50 hari.
maka hukumnya :
pasca lahiran,
hari ke 1 sd ke 50 di hukumi nifas.
hari ke 51 sd 70 (kuning) di hukumi istihadhoh.
hari ke 71 sd 80 (merah) di hukumi haid.
hari ke 81 sd 100 (kuning) di hukumi istihadhoh.
hari ke 101 sd 110 (kuning) di hukumi haid (kembali pd adat).
hari ke 111 sd  ke 130 (kuning) di hukumi istihadhoh.

3⃣
المبتدأة في الحيض  والنفاس غير المميزة
mustahadhoh yang tidak mempunyai adat haid maupun nifas,dan tidak bisa membedakan darahnya.
Contoh :
pasca melahirkan keluar darah selama 90 hari.
maka hukumnya :
masa sebentar (setetes) pasca lahiran di hukumi nifas, berikutnya
hari ke 1 sd hari ke 29 di hukumi istihadhoh.
hari ke 30 di hukumi haid.
hari ke 31 sd 59 di hukumi istihadhoh.
hari ke 60 di hukumi haid.
hari ke 61 sd 89 di hukumi istihadhoh.
hari ke 90 di hukumi haid.

4⃣
المعتادة في الحيض  المبتدأة في النفاس غير مميزة.
mustahadhoh yang mempunyai adat haid namun tidak mempunyai adat nifas dan tidak bisa membedakan darahnya.
Contoh :
adat haid 5 hari.
adat suci 25 hari.
pasca lahiran keluar darah 90 hari.
maka hukumnya :
pasca lahiran di hukumi nifas sebentar saja (setetes).
berikutnya
hari ke 1 sd ke 25 di hukumi istihadhoh.
hari ke 26 sd ke 30 di hukumi haid.
hari ke 31 sd ke 55 di hukumi istihadhoh.
hari ke 56 sd ke 60 di hukumi haid.
hari ke 61 sd ke 85 di hukumi istihadhoh.
Hari ke 86 sd ke 90 di hukumi haid.

5⃣
المعتادة في النفاس المبتدأة في الحيض غير المميزة
mustahadhoh yang mempunyai adat nifas,tapi tidak mempunyai adat haid.
adat nifas 40hari.
pasca lahiran keluar darah 100 hari.
maka hukumnya :
hari ke 1 sd ke 40 di hukumi nifas.
hari ke 41 sd ke 69 di hukumi istihadhoh.
hari ke 70 di hukumi haid.
hari ke 71 sd 99 di hukumi istihadhoh.
hari ke 100 di hukumi haid.

6⃣
المعتادة في الحيض  والنفاس غير المميزة
mustahadhoh yang mempunyai adat haid dan nifas,dan tidak bisa membedakan darahnya.
adat haid 10hari.
adat suci 20hari.
adat nifas 40hari.
pasca melahirkan keluar darah  selama 90 hari.
Hukumnya:
40 hari pasca lahiran di hukumi nifas
20 hari di hukumi istihadhoh.
10 hari di hukumi haid.
20 hari di hukumi istihadhoh.

7⃣
المتحيرة في النفاس والحيض
mustahadhoh yang tidak bisa membedakan darahnya dan mempunyai adat haid juga nifas,namun tidak ingat akan adatnya sama sekali.
Contoh :
pasca melahirkan keluar darah 90 hari.
maka hukumnya :
pasca lahiran nifas setetes.
selebihnya mutahayyiroh (sama dengan penjelasan pada bab haid.

MAWANI'USSHOLAT

haid dan nifas merupakan hal yang dapat menjadi penyebab gugurnya  kewajiban sholat,oleh karnanya di sini penting untuk membahas masalah ini terkait dengan datang dan berhentinya haid/nifas di pertengahan  waktu sholat yang menjadikan adanya qodlo' sholat.

ada enam hal yang menjadi penghalang sholat:
1. Belum balig.
2. Kafir asli (bukan murtad)
3. Gila.
4. Ayan / tidak sadarkan diri.
5. Haid.
6. Nifas.

💠 Jika penghalang sholat ini berakhir / selesai di pertengahan waktu sholat,dan waktu yang tersisa masih cukup di gunakan untuk takbirotul ihrom atau bahkan lebih,
maka masih ada kewajiban sholat untuk:
⏩ waktu di mana penghalang tersebut terhenti.
Contoh 1:
seorang wanita telah suci dari  haid pada waktu setengah menit  sebelum  berakhir waktu dzuhur/magrib.
maka orang ini wajib menqodlo' sholat dzuhur/magrib.
⏩ begitu pula dengan sholat sebelumnya jika bisa di jama'.
Contoh 2:
seorang wanita telah suci dari haid setengah menit sebelum berakhir waktu asar / isya'.
maka hukumnya :
wajib menqodlo' sholat ashar / isya'.
juga wajib menqodlo' dzuhur / magrib.
beda dengan contoh 1 tidak wajib menqodlo' sholat shubuh karena tidak bisa di jama' dengan dzuhur atau asar karena tidak bisa di jama' dengan magrib.
demikian ini :
✅ jika penghalang sholat tidak ada / tidak muncul lagi (misalnya setelah suci dari haid lalu nifas/gila) sepanjang waktu yang di butuhkan untuk :
▶️ bersuci
▶ ️sholat ada' (magrib/subuh)
▶️ sholat qodlo' untuk waktu di mana penghalang berakhir (ashar / isya')
▶️ sholat qodlo' untuk fardlu sebelum waktu di mana penghalang berakhir(dzuhur/magrib).

✅ jika tidak adanya penghalang itu dalam masa yang hanya:
➡️ cukup di gunakan untuk bersuci dan sholat ada' saja maka hanya wajib sholat ada' saja (magrib/shubuh).
➡️ atau cukup untuk bersuci + sholat ada' + sholat fardlu di mana haidl berakhir,maka wajib  menqodlo' sholat ini juga (asar/isya').

💠 Jika penghalang sholat itu muncul / terjadi setelah masuk waktu sholat dan penghalang tersebut berlangsung hingga menghabiskan waktu sholat dan sebelumnya ada  waktu yang cukup di gunakan untuk sholat seringan mungkin,maka wajib menqodlo' sholat untuk waktu di mana penghalang terjadi,juga sholat fardlu untuk waktu sebelumnya jika bisa di jama'.
Contoh :
seorang wanita haid pada waktu 15 menit setelah masuk waktu isya'.
dan dia belum melaksanakan sholat isya'
maka:
wajib menqodlo' sholat isya', juga magrib yang  belum di laksanakan karena adanya penghalang lain misalnya.
bisa jadi hal ini terjadi,ketika seorang wanita melaksanakan sholat di awal waktu dengan memanjangkan sholatnya,saat sedang sholat itu terjadi penghalang sholat misalnya keluar darah haid,maka jika di antara masuk waktu sholat dengan datangnya penghalang sholat tersebut terdapat waktu yang cukup untuk di gunakan sholat yang ringan maka wajib menqodlo' sholat tersebut.

tanda2 di sini menunjukkan alur jadi musti di perhatikan untuk dapat memahami nya.

وَلَوْ زَالَتْ الْمَوَانِعُ " الْمَذْكُورَةُ أَيْ الْكُفْرُ الْأَصْلِيُّ وَالصِّبَا وَالْجُنُونُ وَالْإِغْمَاءُ وَالْحَيْضُ وَالنِّفَاسُ " وَ" قَدْ " بَقِيَ " مِنْ الْوَقْتِ " قَدْرُ " زمن " تحرم " فَأَكْثَرَ " وَخَلَا " الشَّخْصُ " مِنْهَا قَدْرَ الطُّهْرِ وَالصَّلَاةِ لَزِمَتْ " أَيْ صَلَاةُ الْوَقْتِ لِإِدْرَاكِ جُزْءٍ مِنْ وَقْتِهَا كَمَا يَلْزَمُ الْمُسَافِرَ إتْمَامُهَا بِاقْتِدَائِهِ بِمُقِيمٍ فِي جُزْءٍ مِنْهَا " مَعَ فَرْضٍ قَبْلَهَا إنْ صَلَحَ لِجَمْعِهِ مَعَهَا وَخَلَا " الشَّخْصُ مِنْ الْمَوَانِعِ " قَدْرَهُ " أَيْضًا لِأَنَّ وَقْتَهَا وَقْتٌ لَهُ حَالَةَ الْعُذْرِ فَحَالَةُ الضَّرُورَةِ أَوْلَى فَيَجِبُ الظُّهْرُ مَعَ الْعَصْرِ وَالْمَغْرِبُ مَعَ الْعِشَاءِ لَا الْعِشَاءُ مَعَ الصُّبْحِ وَلَا الصُّبْحُ مَعَ الظُّهْرِ وَلَا الْعَصْرُ مَعَ الْمَغْرِبِ لِانْتِفَاءِ صَلَاحِيَّةِ الْجَمْعِ هَذَا إنْ خلا مع ذلك من الموانع قدر المؤداة فَإِنْ خَلَا قَدْرَهَا وَقَدْرَ الطُّهْرِ فَقَطْ تَعَيَّنَتْ أَوْ مَعَ ذَلِكَ قَدْرَ مَا يَسَعُ الَّتِي قَبْلَهَا تَعَيَّنَتَا أَمَّا إذَا لَمْ يَبْقَ مِنْ وَقْتِهَا قَدْرُ تَحَرُّمٍ أَوْ لَمْ يَخْلُ الشَّخْصُ الْقَدْرَ الْمَذْكُورَ فَلَا تَلْزَمُ إنْ لَمْ تُجْمَعْ مع ما بعدها وإلا لزمت معها فِي الشِّقِّ الْأَوَّلِ بِالشَّرْطِ السَّابِقِ وَالتَّقْيِيدُ بِالْخُلُوِّ الْمَذْكُورِ فِي الْمَوْضِعَيْنِ مِنْ زِيَادَتِي " وَلَوْ بَلَغَ فِيهَا " بِالسِّنِّ " أَتَمَّهَا " وُجُوبًا " وَأَجْزَأَتْهُ " لِأَنَّهُ أَدَّاهَا بشرطها فلا يؤثر تغيير حَالِهِ بِالْكَمَالِ كَالْعَبْدِ إذَا عَتَقَ فِي الْجُمُعَةِ " أَوْ " بَلَغَ " بَعْدَهَا " وَلَوْ فِي الْوَقْتِ بِالسِّنِّ أَوْ بِغَيْرِهِ " فَلَا إعَادَةَ " وَاجِبَةٌ كَالْعَبْدِ إذَا عَتَقَ بَعْدَ الْجُمُعَةِ.
" وَلَوْ طَرَأَ مَانِعٌ " مِنْ جُنُونٍ أَوْ إغْمَاءٍ أَوْ حَيْضٍ أَوْ نِفَاسٍ " فِي الْوَقْتِ " أَيْ فِي أَثْنَائِهِ وَاسْتَغْرَقَ الْمَانِعُ بَاقِيَهُ " وَأَدْرَكَ " مِنْهُ " قَدْرَ صَلَاةٍ وَطُهْرٍ لَا يُقَدِّمُ " أَيْ لَا يَصِحُّ تَقْدِيمُهُ عَلَيْهِ كَتَيَمُّمٍ " لَزِمَتْ " مَعَ فَرْضٍ قَبْلَهَا إنْ صَلَحَ لِجَمْعِهِ مَعَهَا وَأَدْرَكَ قَدْرَهُ كَمَا فُهِمَ مِمَّا مَرَّ بالأولى ليمكنه مِنْ فِعْلِ ذَلِكَ وَلَا يَجِبُ مَعَهَا مَا بَعْدَهَا وَإِنْ صَلَحَ لِجَمْعِهِ مَعَهَا وَفَارَقَ عَكْسَهُ بِأَنَّ وَقْتَ الْأُولَى لَا يَصْلُحُ لِلثَّانِيَةِ إلَّا إذَا صَلَّاهُمَا جَمْعًا بِخِلَافِ الْعَكْسِ فَإِنْ صَحَّ تَقْدِيمُ طُهْرِهِ عَلَى الْوَقْتِ كَوُضُوءِ رَفَاهِيَةٍ لَمْ يشترط إدْرَاكُ قَدْرِ وَقْتِهِ لِإِمْكَانِ تَقْدِيمِهِ عَلَيْهِ أَمَّا إذَا لَمْ يُدْرِكْ قَدْرَ ذَلِكَ فَلَا يَجِبُ لِعَدَمِ تَمَكُّنِهِ مِنْ فِعْلِهِ وَتَعْبِيرِي بِمَا ذُكِرَ أَعَمُّ مِنْ قَوْلِهِ وَلَوْ حَاضَتْ أَوْ جُنَّ وَالتَّقْيِيدُ بِطُهْرٍ لَا يُقَدَّمُ مِنْ زِيَادَتِي.
فتح الوهاب بشرح منهج الطلاب

TANBIH

ويجب على المرأة ان تتعلم ما تحتاج  اليه من احكام الحيض والنفاس والاستحاضة فان كان زوجها عالما لزمه تعليمها والا فلها الخروج لسؤال العلماء بل يجب عليها وليس له منعها الا ان ييسأل هو ويخبرها فيستغنى بذلك وليس لها الخروج  لمجلس ذكر وتعلم خير الا برضاه.  الباجورى الاول ١١٣
.
Wajib bagi seorang wanita untuk belajar hal2 yg di butuhkan terkait dengan masalah ibadah yaitu tentang masalah haid nifas istihadhoh, apabila suaminya adalah orang yang mengerti maka suami wajib mengajarkan ke istrinya, apabila bukan orang yang mengerti maka wanita hendaknya keluar rumah bahkan wajib untuk bertanya kepada ulama, dan seorang suami tidak boleh melarangnya kecuali jika dia sendiri yang keluar rumah untuk bertanya pada ulama kemudian memberitahukan pada istrinya tentang hasilnya,maka ini sudah di anggap cukup.

Seorang wanita tidak boleh keluar rumah untuk mendatangi majlis dzikir dan mengaji tentang kebaikan kecuali dengan ridlo suami.

قد تمت هذه الرسالة بعون القادر وهدى الهادى ورضاالرحمن ورحمته وبركاته والله اعلم نفعنا الله  بها في الدرين آمين. الفاتحة.....
صلوا على النبي...
.
Demikian akhir kitab risalatul mahidl yang kami jadikan rujukan sebagai materi.

والله اعلم بالصواب

Minggu, 10 Februari 2019

Fathul izar

Kitab Fathul Izar adalah karya ulama Nusantara, KH. Abdullah Fauzi Pasuruan. Menerangkan tentang perihal nikah dan yang berkaitan dengan hubungan suami-istri. 

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي جل قدره وعز جاره الذي جعل النكاح سببا لبقاء نسل الأنام، ووسيلة الى اشتباك الشعوب والأقوام، والصلاة والسلام على سيدنا محمد المصطفى صاحب العز والصدق والوفا وعلى آله وصحبه الشرف انجوم الهدى والصفا، أما بعد:

فهذه كراسة صغير حجمها لطيف شكلها جليل قدرها عظيم نفعها تشتمل على فوائد مهمة تتعلق ببعض ما للنكاح من الحرث وأسرار أوقاته وتدبيره وما لخلقة الأبكار من العجائب والأسرار جمعتها والتقطتها ونقلتها من فحول العلماء والرجال منهم الله تعالى بنيل الفوز والإفضال سميتها بفتح الإزار في كشف الأسرار لأوقات الحرث وخلقة الأبكار والله تعالى نسأل أن يجعلها نافعة لنا ولإخواننا المسلمين ويجعلها دخيرة لنا ولوالدينا يوم لاينفع مال ولابنون الا من اتى الله بقلب سليم من آفات القلب وسوء الظن. 

إعلم أن النكاح سنة مرغوبة وطريقة محبوبة لأن به بقاء التناسل ودوام التواصل فقد حرضه الشارع الحكيم فقال عز من قائل "فانكحواما طاب لكم من النساء مثنى وثلاث ورباع" الأية وقال "ومن آياته أن خلقلكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة" الأية وقال"وأنكحوا الأيامى منكم والصالحين من عبادكم وإمائكم ان يكونوا فقراء يغنيهم الله من فضله" الآية ومن إغنائه تعالى لهم ان الرجل قبل دخوله في قيد النكاح له يدان ورجلان وعينان وغيرها من الجوارح بحدتها فقط ولكن كلما دخل فيه صارت تلك الأعضاء تتضاعف ضعفين بزيادة أعضاء زوجته اليها الا ترى ان العروسة اذا قالت للعريس : لمن يداك؟ قال لك واذا قالت له: لمن أنفك؟ قال لك واذا قالت له ايضا: لمن عيناك؟ قال لها مجيبا ومؤنسا: لك وهكذا. وقال صلى الله عليه وسلم يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج الحديث والباءة النفقة الظاهرة والباطنة كما قيل وقال أيضا تزوجوا الولود الودود فإني مكاثر بكم الأمم يوم القيامة الحديث او كما قال وغيرها من الآيات والأحاديث.

بيان الحرث وأسرار اوقات

إعلم أن المقصود الأعظم من النكاح التعبد والتقرب واتباع سنة الرسول وتحصيل الولد والنسل لأن به بقاء العالم وانتظامه وبتركه وإهماله خرابه ودراسه ومعلوم أنه لايحصل الحصاد الا بنثر البذر على الأرض اولا وحرثها وزرعها بطرق وكيفيات معلومة عند الفلاح وانتظار المدد الى بدو الصلاح وكذلك لايحصل الولد والنسل الا ببث بذر الزوج على مزرعته وزرعته التي هي حليله قال تعالى نساؤكم حرث لكم فأتوا حرثكم أنى شئتم وقدموا لأنفسكم الآية. وسبب نزول هذه الآية ان المسلمين قالوا: انا نأتي النساء باركات وقائمات ومستلقيات ومن بين ايديهم ومن خلفهم بعد ان يكون المأتي واحدا فقالت اليهود ما انتم الا البهائم لكنا نأتهن على هيئة واحدة وانا لنجد في التوراة ان كل اتيان تؤتى النساء غير الإستلقاء دنس عندالله. فأكذب الله تعالى اليهود ففي هذه الآية دلالة على جواز اتيان الرجل زوجته على اي كيفية وحال شاء من قيام وقعود واستلقاء ومن اي جهة شاء من فوق ومن تحت ومن وراء ومن قدام وفي اي وقت شاء في الليل او النهار بعد ان كان في صمام واحد

لكن قال اهل العلم من جامع زوجته في ليلة الجمعة يصير الولد حافظا في كتاب الله تعالى ومن جامع في ليلة السبت يكون الولد مجنونا ومن جامع في ليلة الأحد يكون الولد سارقا لملك غيره اوظالما ومن جامع في ليلة الإثنين يكون الولد فقيرا او مسكينا او راضيا لأمر الله وقضائه ومن جامع في ليلة الثلاثاء يكون الولد بارا للوالدين ومن جامع في ليلة الأربعاء يكون الولد كثير العقل او كثير العلم او كثير الشكر ومن جامع في ليلة الخميس يكون الولد مخلصا في قلبه ومن جامع زوجته مع التكلم يكون الولد أبكم ومن جامع في ظلمة يكون الولد ساحرا ومن جامع مع السراج يكون الولد حسن الصورة  ومن جامع رائيا عورة المرأة يكون الولد أعمى او أعمى القلب ومن جامع سائل الزاد لسفر يكون الولد كاذبا ومن جامع تحت الشجرة المطعوم ثمرها يكون الولد مقتول الحديد او مقتول الغرق او مات في هدم الشجرة 

قال أهل العلم وينبغي للعروس أربعة أشياء أولها أخذ اليدين وثانيها مس صدرها وثالها تقبيل الخدين ورابعها قراءة البسملة عند إدخال الذكر في الفرج وقال صلى الله عليه وسلم من جامع زوجته عند الحيض فكأنما جامع أمه سبعين سنة الحديث او كما قال.

(نفيسة ظريفة) سئل بعض المشايخ عن النعم الدنيا كم هي؟فأجاب بأنها كثيرة لايحصى عددها قال تعالى: وإن تعدوا نعمة الله لاتحصوها ولكنأعظمها انحصر في ثلاثة أشياء: تقبيل النساء ولمسها وإدخال الذكر في الفرج. قال الشاعر في بحر الرجز:

ونعم الدنيا ثلاث تعتبر * لمس وتقبيل وإدخال الذكر

وقال أخر:

نعم الدنيا ثلاث تحصر * دميك كوليت عامبوع كارو بارع تورو

بيان تدبير الحرث

قال الامام العالم العلامة جلال الدين عبد الرحمن السيوطي في الرحمة: إعلم ان الجماع لايصلح الا عند هيجان الشهوة مع استعداد المني فينبغي أن يخرجه في الحال كما يخرج الفضلة الرديئة بالإستفراغات كالمسهلات فان في حبسهعند ذلك ضررا عظيما والمكثر من الجماع لايخفى هرمه سريعا وقلة قوته وظهور الشيبفيه وللجماع كيفية وهي ان تستلقى المرأة على ظهرها ويعلوها الرجل من أعلاها ولا خير في ما عدا ذلك من الهيئات ثم يلاعبها ملاعبة خفيفة من الضم والتقبيل ونحو ذلك حتى اذا حضرت شهوتها اولج وتحرك فاذا صب المني فلاينزع بل يصبر ساعة مع الضم الجيدلها فاذا سكن جسمه سكونا عظيما نزع ومال على يمينه حين النزع فقد ذكروا ان ذلك ممايكون به الولد ذكر ويمسحان فرجهما بحرقتين نظيفتين للرجل واحدة وللمرأة واحدةولايمسحان بحرقة واحدة فان ذلك يورث الكراهة واحسن الجماع ما يعقبه نشاط وطيب نفسوباقى سهوة وشره ما يعقبه رعدة وضيق نفس وموت أعضاء وغشيان وبغض الشخص المنكوح فان كان محبوبا فهذا القدر كاف في تدبير الأصلح من الجماع. 

واداب الجماع ثلاثة قبله وثلاثة حاله وثلاثة بعده اما الثلاثة التي قبله فتقديم الملاعبة ليطيب قلب الزوجة ويتيسر مرادها حتى اذا علا نفسا وكثر قلقها وطلبت إلتزام الرجل دنا منها والثانية مراعاة حال الجماع فلا يأتيها وهي باركة لأن ذلك يشق عليها او على جنبها لأن ذلك يورث وجع الحاصرة ولايجعلها فوقه لأن ذلك يورث الإعتقار بل مستلقية رافعة رجليها فإنه أحسن هيئات الجماع والثالثة مراعاة وقت الجماع اي وقت الإيلاج بالتعويذ والتسمية وحك الذكر بجوانب الفرج وغمز الثديين ونحو ذلك مما يحرك شهوتها وامااللاتي في حال الجماع فأولها كون الجهد برياضة في صمت وتوفق الثانية في التمهل عند بروز شهوته حتى يستوفي إنزالها فإن ذلك يورث المحبة في القلب الثالثة ان لايسرع بإخراج الذكر عند إحساسه بمائها فإنه يضعف الذكر ولايعزل عنها ماءه لأن ذلك يضر بها واما الثلاثة التي بعده فاولها أمر الزوجة بالنوم على يمينه ليكون الولد ذكرا ان شاء الله وان نامت على الأيسر يكون الولد أنثى حسب ما اقتضته التجربة الثانية ان يقول الذكر الوارد عند ذلك في نفسه وهو الحمد لله الذي خلق من الماء بشرا فجعله نسبا وصهرا وكان ربك قديرا. الثالثة الوضوء اذا اراد ان ينام وهو سنة وغسل ذكره اذا اراد ان يعود اليها. 

وذكر عن بعض الثقات ان من قدم اسم الله تعالى عند الجماع اي جماع زوجته و سورة الإخلاص الى آخرها وكبر وهلل وقال بسم الله العلي العظيم اللهم اجعلها ذرية طيبة  ان كنت قدرت ان تخرج من صلبي اللهم جنبني الشيطان وجنب الشيطان ما رزقتني ثم يأمر الزوجة بالإضطجاع على جنبها الأيمن فإن حملها يكون ذكرا بإذن الله تعالى ان قدر الله تعالى حملها من ذلك الجماع. ولازمت هذا الذكر والصفة فوجدته صحيحا لا ريب فيه و بالله التوفيق اهـ محذوفا بعضه. 

قال بعض المشايخ من اتى زوجته فقال في نفسه حين احس بالإنزال لايدركه الأبصار وهو يدرك الأبصار وهو اللطيف الخبير يكون الولد ان قدر الله تعالى من ذلك فائقا على والديه علما وشأنا وعملا ان شاء الله تعالى. قال في حاشية البجيرمي على الخطييب (فائدة) رأيت بخط الأزرق عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ان من اراد ان تلد إمرأته ذكرا فإنه يضع على بطنها في أول الحمل ويقول بسم الله الرحمن الرحيم اللهم اني أسمي مافي بطنها محمدا فاجعله لي ذكرا فإنه يولد ذكرا ان شاء الله مجرب اهـ.

بيان أدعية الحرث

قال تعالى وقدموا لأنفسكم الآية اي قدموا ما يدخر لكم من الثواب كالتسمية عند الجماع وطلب الولد، روي أن النبي صلى الله عليه وسلم قال من قال بسم الله عند الجماع فأتاه ولد فله حسنات بعدد انفاس ذلك الولد وعدد عقبه الى يوم القيامة، وقال صلى الله عليه وسلم خياركم خياركم لنسائهم الحديث او كما قال، ولبعضهم فيها ترتيب عجيب وهو أن الرجل اذا اراد ان يجامع زوجته ينبغي ان يقول اولا السلام عليكم يا باب الرحمن فتقول زوجته مجيبة له وعليكم السلام يا سيد الأمين فيأخذ يديها  ويقول رضيت بالله ربا ثم يغمز ثدييها ويقول اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ثم يقبل ناصيتها قائلا يا لطيف الله نور على نور شهد النور على من يشاء ثم بعد ذلك يميل رأسها  الى الجانب الأيسر ويقول في سمعك الله سميع مقبلا ونافخا أذنها اليمنى نفخا يسيرا ثم يميل رأسها إمالة لطيفة الى الأيمن ويقول ما ذكر في أذنها اليسرى كذلك ثم يقبل عينيها اليمنى فاليسرى قائلا اللهم انا فتحنا لك فتحا مبينا ثم يقبل خديها اليمنى فاليسرى يقول يا كريم يا رحمن يا رحيم يا الله ثم يقبل أنفها قائلا عند ذلك فروح وريحان وجنة نعيم ثم يقبل كتفها ويقول يا رحمن الدنيا يا رحيم الآخرة ثم يقبل رقبتها ويقول الله نور السموات والأرض ثم يقبل ذقنها ويقول نور حبيب الإيمان من عبادك الصالحين ثم يقبل راحتيها اليمنى فاليسرى قائلا عند ذلك ما كذب الفؤاد ما رأى ثم يقبل مابين ثدييها ويقول وألقيت عليك محبة مني ثم يقبل صدرها اليسرى بحذاء قلبها ويقول ياحي يا قيوم ثم يجامع                        

بيان أسرار خلقة الأبكار

قال أهل الفراسة والخبر بالنساء اذا كان فم المرأة واسعا كان فرجها واسعا اذا كان صغيرا كان فرجها صغيرا ضيقا قال من بحر الطويل:

إذا ضاق فم البكر ضاقت فروجها * وكان لفمها شعار لفرجها

وان كانت شفتاها غليظتين كان شفراها غليظتين وان كانتارقيقتين كانتا رقيقتين وان كانت السفلى رقيقة كان فرجها صغيرا وان كان فم المرأة شديد الحمرة كان فرجها جافا عن الرطوبة وان كانت حدباء الأنف فهي قليلة الغرض في النكاح وان كانت طويلة الذقن فإنها فاتحة الفرج قليلة الشعر وان كانت صغيرة الحاجب فإنها غامضة الفرج وان كانت كبيرة الوجه غليظة الضفائر دل ذلك على صغيرة العجيزة وكبير الفرج وضيقه وإذا كثر شحم ظاهر قدمها وبدنها عظم فرجها وكانت مخطوبة عندزوجها واذا كانت ناتئة الساقين في الصلبة فإنها شديد الشهوة لاصبر لها عن الجماع وان كانت عينها كحيلة كبيرة فإنها يدل على ضيق الرحم وصعير العجيزة مع عظم الكتف يدلان على عظم الفرج (نفيسة) قال الحكماء من وجد في المرأة عشرة أوصاف فلا ينبغي أخذها أحدها كونها قصيرة القامة الثاني كونها قصيرة الشعر الثالث رفيعة الجسد الرابع سليط

اللسان الخامس كونها منقطعة الأولاد السادس كونها عندها عناد السابع كونها مسرفة مبذرة الثامن كونها طويلة اليد التاسع كونها تحب الزينة عند الخروج العاشر كونها مطلقة من غيره اهـ.

هذا آخر ما يسر الله تعالى لنا جمعه فلله الحمد  والثناء على كل حال وازكى الصلاة والتسليم على سيدنا محمد ومن والاه خير صحب وآل ونسأل الله ان يوفقنا لصالح الأعمال وان يعم نفع هذه الكراسة الحقيرة لمن هي له من النساء والرجال آمين. قلت كما قال:

أموت ويبقى كل ما قد كتبته * فيا ليت من يقرأ كتابي دعا لي

FATHUL IZAR

Karya: KH. Abdullah Fauzi Pasuruan

 بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي جل قدره وعز جاره الذي جعل النكاح سببا لبقاء نسل الأنام، ووسيلة الى اشتباك الشعوب والأقوام، والصلاة والسلام على سيدنا محمد المصطفى صاحب العز والصدق والوفا وعلى آله وصحبه الشرف انجوم الهدى والصفا، أما بعد:
.

Kitab ini kecil dan ringkas, tapi high kualitas dan besar manfaatnya. Memuat beberapa faidah penting tentang pernikahan, meliputi senggama, rahasia di balik waktu melakukannya, tatacaranya, serta rahasia dan keunikan penciptaan seorang gadis. Saya menyusun dan mengutip kitab ini dengan mengacu pada teks kitab karanga nulama besar. Semoga Allah melimpahkan anugerah dengan mengaruniai mereka keberuntungan dan keutamaan.

Saya beri judul kitab ini dengan nama “Fathul Izar”, mengupas rahasia di balik waktu senggama serta rahasia di balik penciptaan seorang gadis. Kemudian hanya kepada Allah-lah saya memohon, semoga menjadikannya sebuah kitab yang bermanfaat bagi kami dan kaum Muslimin. Semoga Allah menjadikannya pula sebagai bekal bagi kami serta kedua orangtua kami di hari akhirat, dimana harta dan anak tak lagi berguna kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. asy-Syu’ara ayat 88-89).

BAB I: ARTI SEBUAH PERNIKAHAN

Ketahuilah, nikah itu suatu kesunnahan (perbuatan) yang disukai dan pola hidup yang dianjurkan. Karena dengan nikah terjagalah populasi keturunan dan lestarilah hubungan antar manusia. Allah Swt. dalam firmanNya telah menganjurkan nikah:

فَانْكِحُوْامَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ
.
"Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat." (QS. an-Nisa’ ayat 3).

وَمِنْ أَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدّةً وَرَحْمَةً
.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Ia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. ar-Rum ayat 21).

وَأَنْكِحُوْا اْلأَيامَى مِنْكُم والصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ.
.
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya." (QS. an-Nur ayat 2).

Diantara bentuk 'kekayaan' yang dikaruniakan Allah kepada mereka ialah, sebelum seorang laki-laki memasuki jalinan pernikahan dia hanya memiliki dua tangan, dua kaki, dua mata dan sebagainya dari anggota tubuhnya yang masing-masing hanya sepasang. Namun ketika ia telah terajut dalam sebuah pernikahan, maka jadilah anggota-anggota tubuh tersebut menjadi berlipat ganda dengan sebab mendapat tambahan dari anggota tubuh isterinya.

Tahukah engkau bahwa ketika pengantin wanita bertanya kepada pengantin pria: “Untuk siapakah tanganmu?” Maka pengantin pria menjawab: “Untukmu." Dan ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: "Untuk siapakah hidungmu?” Maka dia menjawab: "Untukmu." Begitupula ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: "Untuk siapa matamu?” Dengan penuh kasih sayang dia menjawab: "Untukmu."

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَالْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّه أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
.
Nabi Saw. telah bersabda: “Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang sudah mampu membiayai pernikahan, hendaklah kalian menikah. Karena sesungguhnya nikah itu lebih mampu memejamkan pandangan (dari kemaksiatan) dan lebih menjaga kehormatan."

Yang dikehendaki dengan kata “ba-ah” dalam hadits di atas adalah nafkah lahir maupun batin. Nabi Saw. juga bersabda:

تَزَوَّجُوْا الْوَلُوْدَ الْوَدُوْدَ فَإِنِّىْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
.
"Nikahilah olehmu wanita-wanita yang produktif (beranak) dan yang banyak kasih sayangnya kepada suami. Karena sesungguhnya aku akan berlomba-lomba dengan kalian memperbanyak umat di hari kiamat kelak." Serta masih banyak lagi ayat dan hadits yang lain.

BAB II: SENGGAMA DAN RAHASIA-RAHASIANYA

Ketahuilah bahwa tujuan utama dari pernikahan adalah untuk mengabdi, mendekatkan diri kepada Allah Swt., mengikuti sunnah Rasulullah Saw., dan menghasilkan keturunan. Karena melalui pernikahan kehidupan alam ini akan lestari dan teratur. Dan dengan meninggalkannya berarti sebuah kehancuran dan kemusnahan alam ini.

Hal yang maklum, takkan memanen tanpa menanam benih pada bumi, kemudian mengolah dan merawatnya melalui teori dan teknik pertanian. Dan juga perlu waktu beberapa lama hingga buahnya menjadi siap panen. Begitupula takkan terwujud seorang anak dan keturunan tanpa terlebih dulu memasukkan sperma suami di dalam indung telur isterinya. Allah Swt. berfirman:

نِسَائُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوْا لأَِنْفُسِكُمْ
.
"Wanita-wanita kamu semua adalah ladang bagimu. Maka datangilah ladangmu itu semaumu dan kerjakanlah olehmu (amal-amal yang baik) untuk dirimu sendiri." (QS. al-Baqarah ayat 223).

 Ayat ini turun ketika kaum Muslimin mengatakan bahwa mereka menggauli isteri mereka dengan posisi berlutut, berdiri, terlentang, dari arah depan dan dari arah belakang.

Menanggapi pernyataan kaum Muslimin tersebut kaum Yahudi menyatakan: “Tidaklah melakukan hubungan semacam itu selain menyerupai tindakan binatang, sedangkan kami mendatangi mereka dengan satu macam posisi. Sungguh telah kami temukan ajaran dalam Taurat bahwa setiap hubungan badan selain posisi isteri terlentang itu kotor di hadapan Allah."

Lalu turunlah ayat di atas, Allah hendak membantah pernyataan kaum Yahudi tersebut.

Jadi dalam kandungan ayat ini menunjukkan diperbolehkannya seorang suami menyetubuhi isterinya dengan cara apapun dan posisi bagaimanapun yang ia sukai. Baik dengan cara berdiri, duduk atau terlentang. Dan dari arah manapun suami berkehendak, dari arah atas, bawah, belakang ataupun dari arah depan. Dan boleh juga menyetubuhinya pada waktu kapanpun suami menghendaki, siang ataupun malam hari. Dengan catatan yang dimasuki adalah lubang vagina.

a. Pengaruh waktu senggama:

1. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Jum’at, maka anak yang terlahir akan hafal al-Quran.

2. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Sabtu, maka anak yang terlahir akan bodoh.

3. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Ahad, maka anak yang terlahir akan menjadi seorang pencuri atau penganiaya.

4. Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Senin, maka anak yang terlahir akan menjadi fakir atau miskin atau ridha dengan keputusan (takdir) dan ketetapan (qadha) Allah.

5. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Selasa, maka anak yang terlahir akan menjadi orang yang berbakti kepada orangtua.

6. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Rabu, maka anak yang terlahir akan cerdas, berpengetahuan dan banyak bersyukur.

7. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Kamis, maka anak yang terlahir akan menjadi orang yang berhati ikhlas.

8. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Hari Raya, maka anak yang terlahir akan mempunyai enam jari.

9. Barangsiapa menyetubuhi isterinya sambil bercakap-cakap, maka anak yang terlahir akan bisu.

10. Barangsiapa menyetubuhi isterinya dalam kegelapan, maka anak yang terlahir akan menjadi seorang penyihir.

11. Barangsiapa menyetubuhi isterinya dalam terangnya lampu, maka anak yang terlahir akan berwajah tampan atau cantik.

12. Barangsiapa menyetubuhi isterinya sambil melihat auratnya (vagina), maka anak yang terlahir akan buta mata atau buta hatinya.

13. Barangsiapa menyetubuhi isterinya di bawah pohon yang biasa berbuah, maka anak yang terlahir akan terbunuh karena besi, tenggelam atau keruntuhan pohon.

b. Senggama yang ideal:

Hendaknya bagi seorang suami memperhatikan 4 hal berikut:

1. Memegang kedua tangan isteri

2. Meraba dadanya

3. Mencium kedua pipinya

4. Membaca Basmalah saat hendak memasukkan penis ke dalam vagina.

مَنْ جَامَعَ زَوْجَتَهُ عِنْدَ الْحَيْضِ فَكَأَنَّمَا جَامَعَ أُمَّهُ سَبْعِيْن مَرَّةً
.
Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa yang menyetubuhi isterinya saat ia menstruasi, maka seolah-olah ia menyetubuhi ibunya sendiri sebanyak 70 kali."

c. Nikmat dunia ada di wanita

Sebagian ulama dimintai komentar tentang seberapa banyak kenikmatan dunia? Mereka menjawab: “Kenikmatan dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Allah Swt. berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا
.
"Jika kamu hendak menghitung nikmat Allah maka kalian takkan sanggup menghitunya."

Namun kenikmatan terhebat teringkas pada 3 macam kenikmatan; yakni mencium wanita, menyentuhnya dan memasukkan penis ke dalam vagina."

وَنِعَمُ الدُّنْيَا ثَلاَثٌ تُعْتَبَر # لَمْسٌ وَ تَقْبِيْلٌ وَإِدْخَالُ الذَّ كر
.
Seorang penyair bersyair dalam bahar Rajaz-nya: “Kenikmatan dunia ada 3; yakni menyentuh, mencium dan memasukkan penis."

وَنِعَمُ الدُّنَْيَا ثَلاَثٌ تُحْصَرُ # دمَيْك كُوْلِيْت عَامْبُوْع كَارَوْ بَارعْ تُرُوْ
.
Penyair lain mengungkapkan: “Kenikmatan dunia itu teringkas dalam 3 hal; menyentuh kulit, mencium dan tidur bersama (senggama)."

BAB III: TATACARA DAN ETIKA SENGGAMA

Imam as-Suyuthi dalam kitab ar-Rahmah berkata: “Ketahuilah bahwa senggama tidak baik dilakukan kecuali bila seseorang telah bangkit syahwatnya dan bila keberadaan sperma telah siap difungsikan. Maka jika demikian, hendaknya sperma segera dikeluarkan layaknya mengeluarkan semua kotoran atau air besar yang dapat menyebabkan sakit perut. Karena menahan sperma saat birahi sedang memuncak dapat menyebabkan bahaya yang besar. Adapun efek samping terlalu sering melakukan senggama ialah dapat mempercepat penuaan, melemahkan tenaga dan menyebabkan tumbuhnya uban."

a. Tatacara senggama

Antara lain; isteri tidur terlentang dan suami berada di atasnya. Posisi ini merupakan cara yang paling baik dalam senggama. Selanjutnya suami melakukan cumbuan ringan (foreplay) berupa mendekap, mencium, dan lain sebagainya. Hingga saat sang isteri bangkit birahinya, masukanlah dzakar suami dan menggesek-gesekkannya pada liang vagina.

Ketika suami mengalami klimaks (ejakulasi), janganlah terburu mencabut dzakarnya, melainkan menahannya beberapa saat disertai mendekap isteri dengan mesra. Setelah kondisi tubuh suami sudah tenang, maka cabutlah dzakar dari vagina isteri dengan mendoyongkan tubuhnya ke samping kanan. Menurut para ulama, demikian itu upaya untuk memiliki anak laki-laki.

Selesai bersenggama hendaknya keduanya mengelap alat kelamin masing-masing dengan dua buah kain, satu untuk suami dan yang lain untuk isteri. Jangan sampai keduanya menggunakan satu kain karena hal itu dapat memicu pertengkaran.

Bersenggama yang paling baik adalah senggama yang diiringi dengan sifat agresif, kerelaan hati dan masih menyisakan syahwat. Sedangkan senggama yang jelek adalah senggama yang diiringi dengan badan gemetar, gelisah, anggota badan terasa mati, pingsan, dan istri merasa kecewa terhadap suami walaupun ia mencintainya. Demikian inilah keterangan yang sudah mencukupi terhadap tatacara senggama yang paling benar.

b. Etika senggama

Ada beberapa etika senggama yang harus diperhatikan oleh suami. Meliputi 3 macam sebelum/saat melakukannya dan 3 macam sesudahnya.

1. Etika sebelum senggama:

a). Mendahului dengan bercumbu (foreplay) agar hati isteri tidak tertekan dan mudah melampiaskan hasratnya. Sampai ketika nafasnya naik turun serta tubuhnya menggeliat dan ia minta dekapan suaminya, maka rapatkanlah tubuh (suami) ke tubuh isteri.

b). Menjaga etika saat hendak senggama. Maka janganlah menyutubuhi isteri dengan posisi berlutut, karena hal demikian sangat memberatkannya. Atau dengan posisi tidur miring karena dapat menyebabkan sakit pinggang. Dan jangan memposisikan isteri berada di atasnya, karena dapat mengakibatkan kencing batu. Akan tetapi posisi senggama yang paling bagus adalah meletakkan isteri dalam posisi terlentang dengan kepala lebih rendah daripada pantatnya. Dan pantatnya diganjal dengan bantal serta kedua pahanya diangkat dan dibuka lebar-lebar. Sementara suami mendatangi isteri dari atas dengan bertumpu pada sikunya. Posisi inilah yang dipilih oleh para fuqaha dan para dokter.

c). Beretika saat hendak memasukkan dzakar. Yaitu dengan membaca ta’awudz dan basmalah. Disamping itu gosok-gosokkan penis di sekitar vagina, meremas payudara dan hal lainnya yang dapat membangkitkan syahwat isteri.

2. Etika saat senggama:

a). Senggama dilakukan secara pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa (ritmis).

b). Menahan keluarnya mani (ejakulasi) saat birahi bangkit, menunggu sampai isteri mengalami inzal (orgasme). Yang demikian dapat menciptakan rasa cinta di hati.

c). Tidak terburu-buru mencabut dzakar ketika ia merasa isteri akan keluar mani, karena hal itu dapat melemahkan ketegangan dzakar. Juga jangan melakukan ‘azl (mengeluarkan mani di luar vagina) karena hal itu merugikan pihak isteri.

3. Etika setelah senggama:

a). Meminta isteri tidur miring ke arah kanan agar anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin laki-laki, insya Allah. Bila isteri tidur miring ke arah kiri maka anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin perempuan. Hal ini berdasarkan hasil uji coba riset.

b). Suami membaca dzikir dalam hati sesuai yang diajarkan Nabi, yaitu:

اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصهْرًا وَكَانَ رُبُّكَ قَدِيْرًا (الفرقان : 54)
.
“Segala puji milik Allah yang telah menciptakan manusia dari air, untuk kemudian menjadikannya keturunan dan mushaharah. Dan adalah Tuhanmu itu Mahakuasa.” (QS. al-Furqan ayat 54).

c). Berwudhu ketika hendak tidur (dihukumi sunnah) dan membasuh dzakar bila hendak mengulangi senggama.

Dikutip dari sumber yang dapat dipercaya bahwa, barangsiapa saat menyetubuhi isterinya didahului dengan membaca basmalah, surat al-Ikhlas, takbir, tahlil dan membaca:

بِسْمِ اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ اَللّهُمَّ اجْعَلْهَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّبَِةً إِنْ كُنْتَ قَدَّرْتَ أَنْ تُخْرِجَ مِنْ صَلْبِىْ اَللّهُمَّ جَنِّبْنِىْ الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشّيَْطَانَ مَا رَزَقْتَنِىْ
.
Kemudian suami menyuruh isterinya tidur miring ke arah kanan, maka jika ditakdirkan mengandung isterinya akan melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki dengan izin Allah." Saya telah mengamalkan dzikir serta teori ini, dan saya pun menemukan kebenarannya tanpa ada keraguan. Dan hanya dari Allah-lah pertolongan itu. Demikian adalah penggalan komentar Imam as-Suyuthi.

Sebagian ulama mengatakan: “Barangsiapa menyetubuhi isterinya lalu ketika merasa akan keluar mani (ejakulasi) ia membaca dzikir:

لاَ يُدْرِكُهُ اْلأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ اْلأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ اْلخَبِيْرُ.
.
Maka jika ditakdirkan mengandung, isterinya akan melahirkan anak yang mengungguli kedua orangtuanya dalam hal ilmu, sikap dan amalnya, insya Allah.”

Penulis kitab Hasyiah al-Bujairami 'ala al-Khathib, tepatnya dalam sebuah faidah, menyatakan: "Saya melihat tulisan Syaikh al-Azraqi yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw., di sana tertulis bahwa seseorang yang menghendaki isterinya melahirkan anak laki-laki maka hendaknya ia meletakkan tangannya pada perut isterinya di awal kehamilannya sembari membaca doa:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَللهُمَّ إِنِّي أُسَمِّيْ مَا فِيْ بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ لِيْ ذَكَرًا.
.
Maka kelak anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin laki-laki. Insya Allah mujarab.

BAB IV: DOA-DOA SENGGAMA

وَقَدِّمُوْالأَِنْفُسِكُمْ
.
"Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu.” (QS. al-Baqarah ayat 223).

Maksud dari ayat ini adalah, "Carilah pahala yang tersediakan untuk kamu semua sepertihalnya membaca basmalah dan berniat mendapatkan anak ketika melakukan senggama." Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

مَنْ قَالَ بِسْمِ اللهِ عِنْدَ الْجِمَاعِ فَأَتَاهُ وَلَدٌ فَلَهُ حَسَنَاتٌ بِعَدَدِ أَنْفَاسِ ذَلِكَ الْوَلَدِ وَعَدَدِ عَقِبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
.
“Siapa membaca basmalah ketika akan melakukan senggama kemudian dari senggama itu dia dikaruniai seorang anak maka dia memperoleh pahala sebanyak nafas anak tersebut dan keturunannya sampai hari kiamat."

:خِيَارُكُمْخِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
.
Nabi Saw. juga bersabda: “Manusia yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya.”

Dalam masalah ini para ulama memiliki urut-urutan yang mengagumkan, yaitu:

1. Ketika suami akan menyetubuhi isteri hendaknya lebih dulu membaca salam:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا بَابَ الرَّحْمنِ
.
Lantas isteri menjawab:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ يَا سَيِّدَ اْلأَمِيْنِ
.
2. Selanjutnya suami meraih kedua tangan isterinya seraya membaca:

رَضِيْتُ بِا للهِ رَبَّا
.
3. Kemudian ia meremas-remas kedua payudara isterinya seraya membaca dalam hati:

أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
.
4. Dilanjutkan mengecup kening isterinya seraya membaca dalam hati:

يَالَطِيْفُ اَلله نُوْرُ عَلَى نُوْرٍ شَهِدَ النُّوْرَ عَلَى مَنْ يَشَاءُ
.
5. Setelah itu suami memiringkan kepalai steri ke kiri sambil mencium dan meniup telinga sebelah kanan, dilanjutkan memiringkan kepala isteri ke kanan sambil mencium dan meniup telinga yang sebelah kiri, seraya membaca dalam hati:

فِىْ سَمْعِكِ الله ُسَمِيْعٌ
.
6. Sesudah itu kecup kedua mata isteri mulai dari mata sebelah kanan hingga mata sebelah kiri seraya membaca dalam hati:

اَللّهُمَّ إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا
.
7. Selanjutnya suami mencium kedua pipi isteri dimulai pipi sebelah kanan sampai pipi sebelah kiri seraya membaca dalam hati:

يَاكَرِيْمُ يَا رَحْمنُ يَا رَحِيْمُ يَا اَللهُ
.
8. Kemudian mengecup hidungnya seraya membaca dalam hati:

فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَّجَنَّةُ نَعِيْمٍ
.
9. Sesudah itu kecup pundak isteri seraya membaca dalam hati:

يَارَحْمنَ الدُّنْيَا يَا رَحِيْمَ اْلأَخِرَةِ
.
10. Setelah itu kecup leher isteri seraya membaca dalam hati:

اَللهُ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ
.
11. Selanjutnya kecup dagu isteri seraya membaca dalam hati:

نُوْرُ حَبِيْبِ الإِيْمَانِ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
.
12. Kemudian kecup kedua telapak tangan isteri dimulai sebelah kanan hingga yang sebelah kiri seraya membaca dalam hati:

مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى
.
13. Berikutnya kecup bagian di antara kedua payudara isteri seraya membaca dalam hati:

وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّيْ
.
14. Dan kemudian kecup dada isteri bagian kiri tepat pada hatinya seraya membaca dalam hati:

يَاحَيُّ يَا قَيُّوْمُ
.

BAB V: RAHASIA DI BALIK PENCIPTAAN KEPERAWANAN

Para ahli firasat dan ilmuwan ahli kewanitaan mengataka bahwa:

* Bila mulut seorang perawan lebar, pertanda vaginanya juga lebar.

* Bila mulutnya kecil, pertanda vaginanya juga kecil.

Seorang penyair dalam bahar Thawil-nya menyatakan:

إِذَا ضَاقَ فَمُ الْبِكْرِ ضَاقَتْ فُرُوْجُهَا وَكَانَ لِفَمِهَا شِعَارٌ لِفَرْجِهَا
.
“Bila seorang perawan sempit mulutnya, maka sempit pula vaginanya. Hal itu karena mulut seorang perawan menjadi pertanda dari bentuk dan keadaan vaginanya.”

* Bila kedua bibir perawan tebal, pertanda kedua bibir vaginanya tebal.

* Bila kedua bibirnya tipis, pertanda kedua bibir vaginanya juga tipis.

* Bila bibir mulut bagian bawah tipis, pertanda vaginanya kecil.

* Bila mulut/lidahnya sangat merah, pertanda vaginanya kering.

* Bila mancung hidungnya, pertanda tidak begitu berhasrat untuk senggama.

* Bila dagunya panjang, pertanda vaginanya menganga dan sedikit bulunya.

* Bila alisnya tipis, pertanda posisi vaginanya agak ke dalam.

* Bila raut wajahnya lebar dan lehernya besar, pertanda pantatnya kecil dan vaginanya besar serta sempit.

* Bila telapak kaki bagian luar serta badannya berlemak (gemuk), pertanda besar vaginanya.

* Bila kedua betisnya tebal dan keras, pertanda birahinya besar dan tidak sabaran untuk senggama.

* Bila matanya tampak bercelak dan lebar, pertanda sempit rahimnya.

* Bila pantatnya kecil serta bahunya besar, pertanda besar vaginanya.

Para ulama bijak bestari mengatakan: “Barangsiapa menjumpai 10 karakter pada diri seorang wanita, maka janganlah menikahinya. Yaitu; 1). Wanita yang sangat pendek tubuhnya. 2). Wanita yang berambut pendek. 3). Wanita yang sangat tinggi postur tubuhnya. 4). Wanita yang cerewet. 5). Wanita yang tidak produktif (mandul). 6). Wanita yang bengis (judes). 7). Wanita yang berlebihan dan boros. 8). Wanita yang bertangan panjang (Jawa: cluthak). 9). Wanita yang suka berhias ketika keluar rumah. 10). Wanita janda sebab dicerai suaminya."

Sampailah kita di penghujung, dimana Allah telah memberikan kemudahan kepada kami dalam menyusunnya. Segala puji dan sanjungan tersembahkan atasNya dalam segala kondisi. Shalawat serta salam yang teristimewa semoga tetap tercurahlimpahkan atas junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw. Semoga tercurah puka kepada orang yang mengikutinya, yakni para sahabat dan keluarganya. Semoga Allah meratakan kemanfaatan kitab kecil ini pada kaum pria maupun wanita. Aamin.

Akhirnya kami hanya bisa berpesan sebagaimana kata seorang penyair: "Aku kan mengalami mati, namun tulisanku kan tetap. Kuberharap kiranya orang yang membaca tulisanku ini mau mendoakanku.”

(Sya'roni As-Samfuriy, Mabes Jones Cikarang Utara Jum'at 09 Oktober 2015).